Sabtu, 15 Oktober
2016 (Hari Keberangkatan)
Tanggal 15 Oktober 2016, aku berangkat dari Cikarang menuju
bandara Soekarno-Hatta untuk bertemu dengan Lisna disana. Aku berangkat dari
rumah sekitar pukul 12 siang. Bermodal satu tas backpack dan satu tas ransel
kecil, aku berangkat diantar papa ke pool bis damri di Jababeka. Dari sana, aku
naik bis damri langsung menuju bandara. Kuingat-ingat, terakhir kali aku pergi
ke bandara ya pas ke Singapore tahun 2012 dulu. Sudah lama sekali ya. Untuk terminal
keberangkatannya kali ini berbeda dengan sebelumnya. Kalo dulu berangkat dari
terminal 3, sekarang dari terminal 2D. Perjalanan Cikarang-Soetta kurasakan
amat panjang. Hari itu juga sempat hujan gede. Sampai di bandara, aku langsung
nyamperin Lisna yg udah sampe dari tadi. Kami lanjut mengisi perut di Hokben
sambil menunggu waktunya check in.
Setelah waktu menunjukkan hampir pukul 6
sore, kami langsung check in, dan menunggu di ruang boarding. Nah, ternyata
pesawatnya delay saudara-saudara. Dari mestinya berangkat jam 18:50 eh molor
deh ampe jam 9 malam. Huahh, bener-bener capek nunggunya. Udah aja, aku duduk
diem sambil ngobrol-ngobrol ama Lisna (sambil ngapus kutek di kuku juga yg udah
ga keruan bentuknya). Ketika nunggu pesawat, ada seorang mas-mas Singapore yg
menghampiri. Dia jelasin panjang lebar mau ngajak sharingan taxi dari bandara
menuju hotel di Geylang kalo ga salah ingat. Maksudnya biar bisa sharing cost
jadi lebih irit. Nah, karena aku dalam modus waspada, ya aku bilang aja kalo
kami mau nginep di bandara malam ini. Emang ga ada rencana mau ke hostel juga sih
ini malam, jadinya mestinya kubilang dari awal aja ya. Gomen ya mas Spore, situ
udah ngomong sampe panjang lebar tapi ujung-ujungnya aku ga bisa bantu. Hehehe..
Setelah menunggu lumayan lama, akhirnya pesawatnya dateng
juga. Yeayy.. Ini pengalaman pertamaku naik Tiger Air. Dan karena ini mau ke
Singapore, jadi isi penumpangnya ya kebanyakan orang Spore yg mau balik
kampung. “Aku pulang kampung....!!!” *Loh kok, wkkwkwk.. Setelah perjalanan
sekitar 1 jam 45 menit, akhirnya kami menjejakkan kaki di negeri Singa putih
tersebut. Hari sudah larut malam, mungkin sudah pukul 12 malam waktu Singapore.
Kami segera mencari tempat persinggahan untuk bobo. Kami segera menuju Terminal
1 ke arah Viewing Deck. Disana ada ruang mother’s care, dan kita bisa
bobo-boboan disana. Disekitar lobi bandara kulihat sudah banyak orang yg tidur,
karena hari memang sudah larut juga. Di sekitaran viewing deck juga banyak yg
sudah duduk dikursi sambil boboan. Ada jg yg ngampar di lantai hanya bermodal
selembar koran. Beuh, kuatnya tidur di lantai dingin kaya gitu.
Sesampainya di mother’s care, ternyata ga ada orang yg lagi nempatin. Asyik.. Kuintip
di dalamnya ada tempat duduk yg empuk, lengkap dengan AC, colokan buat charge
hape, dispender air panas dan dingin, serta wastafel. Di sebelah juga ada
toilet untuk kita besok pagi bersih-bersih badan. Voila!! Semua fasilitas ini
gratis lho. Wkwkwk.. Sebelum bobo, kami mengisi perut dulu dengan makan pop mie
yg sudah dibawa dari Indonesia. Kita emang udah ngebekel makanan buat jaga-jaga
selama disana. Ditambah enaknya tidur di mother’s care, ada dispenser air
panasnya, jadi mau rebus pop mie pun gampang. Selesai makan, kami bersiap-siap
bobo. Aku menutup pintu dan mengunci dari dalam, ruang dimana kita bobo. Tapi
ketika pagi tiba, kuncinya sudah terbuka. Mungkin dibuka sama petugasnya. Niat
mereka mau bersih-bersih ruangan jadi kaget kali ya pas liat dua orang cewek
lagi asik bobo, wkwkk... Aku juga masih suka denger sepanjang malam, ada
petugas yg keluar masuk buat ngebersihin ruang mother’s care itu. Sebenernya
deg-degan juga sih, takut diusir petugas. Tapi sampe pagi aman sih, malahan
paginya abis bangun tidur, kita disapa sama petugasnya. Ditawarin roti juga.
Mungkin kesian ya, liat aku sama Lisna yg semalem udah ngegembel di bandara.
Hehehe... Btw, petugas bandara disana kebanyakan sudah manula lho kawan. Mereka
masih produktif bekerja di usia senja mereka. Ada yg jadi petugas cleaning
service sampe anter-anter bagasi. Mantaplah!
Minggu, 16 Oktober
2016
Hari ini adalah hari pertama memulai petualangan. Kami bangun
sekitar pukul 6 waktu Singapore. Kami pergi ke toilet di sebelah, buat
bersih-bersih badan. Kami mengenakan celana panjang untuk hari pertama ini,
karena rencananya hari ini mau main ke Sentosa. Jadi aku bisa sekalian main ke kasino.
Di postingan sebelumnya, aku pernah cerita pas mau main ke kasino jadi gagal
karena aku salah kostum, malah pakai celana pendek plus sendal jepit. Kali ini
jadinya ga saltum lagi deh. Udah selesai dandan, kami mengisi perut dengan
bekal roti yg kami bawa. Lalu kami segera meninggalkan bandara dan capcus
menuju hostel untuk menaruh tas bawaan. Hostel tsb berada di dekat stasiun Kallang.
Oya, sebelum memulai petualangan, kami membeli dulu tiket Singapore Tourist
Pass di ticket office yg ada di terminal 2. Kartu ini adalah modal kami
bertualang secara bebas selama 2 harl di Singapore. Harga tiket untuk 2 days
pass adalah 16 SGD. Hitungan sehari itu dimulai dari pukul 00.00 sampai pukul
24.00 malam. Kalo dihitung-hitung, jadi seharinya kita cuma kena 8 SGD untuk
puas-puasin keliling Spore seharian naik MRT dan Bus. Cukup murah kan. Ketika
membeli STP, akan otomatis dikenakan biaya deposit senilai 10 SGD. Jadi total kami
membayar adalah 26 SGD. 10 SGD ini bisa di refund nanti saat kita mau pulang.
Tempat untuk refundnya juga bisa di ticket office ini. Setelah membeli STP,
kami segera menuju stasiun MRT Changi untuk menuju stasiun Kallang.
Singapore Tourist Pass
Kartu sakti untuk keliling Singapura dengan lebih praktis dan ekonomis
Di dalem MRT
Nita dan Lisna, si bolang dari Bekasi
Setibanya di stasiun Kallang, kami lanjut mencari dimana
letak hostel Coziee Lodge berada. Kami berjalan kaki menuju kesana dan ternyata
tempatnya cukup dekat dari stasiun. Setelah tiba di hostel, kami menunjukkan tiket
bookingnya kemudian menitip uang deposit senilai 20 SGD sebagai uang jaminan
untuk menginap disana. Uang deposit ini akan dikembalikan saat kami check out
besok. Kami menitip tas backpack kami di lobby hostel, lalu memulai petualangan
kami menjelajah Singapura. Kami mengawali tur kami dari Resort World Sentosa, dimana
disana nanti kami akan mengunjungi SEA Aquarium dan Kasino. Perjalanan dimulai
dari Kallang Station menuju Harbourfront Station. Dari Harbourfront, kami naik
Sentosa Express (4 SGD) untuk menuju pulau Sentosa. Tapi sebelum itu, kami
mampir ke Rooftop Gardennya untuk berfoto-foto sebentar.
Rooftop dari mal Vivo City
Keren yak!
Jangan sampe gak selfie, udah main jauh-jauh
Lisna antusias banget tuh jalan-jalan disini
Aku juga gak kalah antusiasnya
Setelah itu, baru kami
menuju RSW. Di RSW, kami turun di Waterfront Station untuk menuju ke tempat
dimana Universal Studio, SEA Aquarium dan Kasino berada. Kami berkeliling di
bagian luar universal studio dan tak lupa mengabadikan moment jalan-jalan kali
ini dengan berselfie ria. Kami mengunjungi bola Universal Studio yg terkenal
itu, lalu pergi ke salah satu toko coklat yg ada disana.
Universal Studio Singapore
Pas liat hasil fotonya, ternyata ada tiga cewek yg sama-sama lagi difoto
Kebetulan banget ya ^^
With my partner in crime, Lisna
Pose dulu ah di depan toko coklat
Selfie together
Ini beberapa makanan yg dijual di toko coklat
Enak-enak kayanya
Ngiler ya.. Hehe..
Udah selesai selfie-selfie, kami
menuju SEA Aquarium dan menukarkan e-tiket yg sudah kami beli sebelumnya di Indonesia.
Ga nyesel aku main ke SEA Aquarium, karena tempatnya bagus banget dan luas. Aku
bikin di postingan terpisah untuk ceritaku ke SEA Aquarium ini, yg terdiri dari
part 1 dan part 2. Karena banyak banget cerita dan foto-foto fauna laut yg mau
aku share selama aku berkunjung kesana. Monggo dibaca ya kawan jika penasaran.
Lanjut dari SEA Aquarium, perutku sudah kelaparan. Kami segera mencari tempat
makan di sekitar RSW yg harganya terjangkau. Mau mampir ke Texas atau Mc Donald
tapi ga ada menu nasinya. Hmm.. Memang dasar perut orang Indonesia, ga nampol
rasanya kalo belum makan nasi, haha.. Akhirnya kita nyari food court yg ada di RSW.
Di food court tsb dijual berbagai macam makanan, dan untungnya kita bisa ketemu
nasi disana. Pilihan kami jatuh pada nasi lemak alias nasi uduknya orang
Singapore. Nasi lemak seharga 5,5 SGD terdiri dari nasi, telur rebus dan
sejenis pepes ikan gitu, sama ada taburan kacang. Tak lupa ada sambel terinya
juga. Huah, segini mah ga sampe 50k kalo di Bekasi, pikirku. Tapi yasudahlah,
namanya juga di tempat hiburan pasti ya apa-apa mahal. Aku sempat melihat
beberapa pengunjung di sekitaran universal studio tadi, mereka makan siang
dengan bekal nasi bungkusan. Kaya lagi piknik gitu lah. Asik bener ya, udah
gitu hemat lagi.. hehe.
Nasi lemak di USS
Selesai makan siang kami lanjut menuju Kasino. Untuk warga
asing, masuk ke sini itu gratis. Tinggal nunjukkin paspor ajah dan cus langsung
boleh masuk. Simple kan. Sebelumnya kami mesti menitipkan tas kami dulu di
loker. Harga untuk satu lokernya sebesar 6 dolar. Kami berdua memesan satu
loker. Setelah menitipkan tas, kami mengantri untuk pengecekan paspor. Lalu
masuklah kami ke dalam Kasino. Kasinonya guedee banget. Kami menyusuri
bagian-bagian dalam kasino tersebut. Dan kami juga ikut menonton permainan yg ada di
sana. Host yg memimpin tiap table game disana ganteng-ganteng, kawan. Puas bener dah
aku cuci mata disana, wkwkwk.. Tangan mereka mulus bgt dan gemulai dalam
memainkan setiap kartu ataupun coin. Jariku aja kalah lentik dari jari mereka
kayanya, hahaha. Mereka berumur masih muda rata-rata. Mungkin saja mereka itu
mahasiswa yg magang disana ya. Nah, para pemain judi nya yg rata-rata
udah pada kakek nenek. Tapi beuh, walau udah pada senior gitu, pada jago
mainnya kawan. Kasino yg buka 24 jam itu, terbagi atas beberapa bagian. Ada yg
main di meja, ada juga yg main dalam bentuk konferensi, ada juga yg kaya
sejenis poker. Ada juga ruang judi yg khusus buat yg merokok. Ada loungenya
juga yg mevvah banget. Di lantai atas itu ada bagian khusus buat pemain yg udah
pro. Wah, itu mah judinya udah kelas milyaran kali ya. Pokoknya kasino itu besar
dan luas banget. Aku aja ampe istirahat dulu di salah satu food centernya buat
duduk sambil minum-minum. Nah yg menarik, kita boleh minum sepuasnya, minuman apa
aja yg ada disana. Boleh refill ampe kembung deh. Mumpung gratis, aku nyobain minuman yg
berbeda dari beberapa dispenser yg ada disana. Nah yg aku ga nemu-nemu itu
adalah minuman alkoholnya. Ubek-ubek ke tiap dispenser cuma adanya minuman
kopi, teh, atau soft drink aja. Kayanya minuman alkoholnya di taruh ditempat yg
beda deh. Mau nanya pelayannya, tapi malu ah. Wong ga main, cuma numpang minum
gratis, hehehe...
Tampangnya serius banget yak
Padahal mah ga ngerti juga cara mainnya, wkwkkw
Setelah selesai ngubek-ngubek kasino, lanjut kita ke mustafa
center di little india buat belanja-belanja. Nah, nyari mustafa center ini yg
rada pusing. Kita sempet hilang arah dan tersesat lho. Bikin pusing aja. Tapi
akhirnya ketemu juga sih. Mustafa center ini ramai gila. Ampe mau masuk dari
pintu utama aja udah ga bisa, karena udah kepenuhan orang. Akhirnya masuk dari
pintu alternatif deh kita. Disana aku belanja coklat buat oleh-oleh. Asiknya ke
Mustafa itu, nyari apa aja ada. Serba ada dan komplit deh pokoknya. Dari
keperluan bumbu dapur, coklat ampe barang yg jarang nemu itu ada disini, dan
supernya lagi harganya disini itu murah-murah kawan. Ovaltine aja dijual lebih
murah disini daripada di Indonesia. Kalo yg kalap, bisa borong dah. Nah, habis
dari Mustafa kami melanjutkan acara belanja kami ke Bugis Street. Kaki udah
mulai lemes, pinggang udah pegel, badan udah capek. Tapi tetap kami lanjutkan
perjalanan kami ke Bugis Street. Aku pengennya hari ini urusan oleh-oleh
dikelarin aja. Disana kami lumayan lama belanja oleh-olehnya, karena bingung
mau pilih yg mana. Sepanjang Bugis Street sudah kami lalui untuk mencari toko
yg menjual barang paling murah. Ada macam-macam souvenir yg dijual disana, dari
mulai gantungan kunci, kaos, goodie bag, jam tangan, dompet, coklat hingga
pernak-pernik lucu lainnya. Akhinya kuputuskan membeli goodie bag saja. Lisna
pun asik berburu oleh-oleh dan ternyata memborong lebih banyak daripada aku,
hehe..
Seusai kami kelar belanja oleh-oleh, kami kembali ke hostel
karena hari sudah malam. Perut kami pun sudah kelaparan. Akhirnya sebelum tiba
di hostel, kami makan di salah satu kedai yg terletak tidak jauh dari hostel.
Semacam kedai yg menjual masakan India gitu. Aku dan Lisna pesen nasi plus
telur dadar saja, yg murah meriah, ditemani segelas air putih dan es kosong (baca:
es batu). Kami benar-benar kelaparan, makanya makan nasi pake telur dadar aja
rasanya udah enak. Telur dadar disana agak beda dengan disini. Potongan bawang
merah dan bawang putihnya gede-gede, udah gitu ada potongan paprika hijaunya
juga. Ya lumayan kenyang buat ngisi perut yg udah keroncongan ini. Udah selesai makan dan rehat sejenak, kami
lanjut menuju hostel buat istirahat. Kami segera check in lalu diberikan kunci
dan ditunjukkan kamarnya oleh salah seorang pegawai disana. Setelah kami
membuka pintu kamar, ternyata lampu kamar sudah pada dimatikan dan tamu lain
sudah pada tertidur lelap. Kami membereskan barang-barang bawaan secara
perlahan agar tidak mengganggu tamu lain yg sedang tidur disana. Kami pun
mendapat kunci loker masing-masing untuk meletakkan barang-barang kami. Lalu
aku dan Lisna lanjut membersihkan badan.
Selesai bersih-bersih, akhirnya kali
ini kami bisa istirahat dengan nyaman. Kamarnya adem lho kawan karena ada AC
dan kipas anginnya. Udah gitu ada fasilitas wifi juga, yang sayangnya lupa aku
manfaatin karena udah saking capeknya. Aku tidur di ranjang atas sementara Lisna
di ranjang bawah. Kasurnya empuk dan selimutnya tebel. Nyaman banget tidur di
hostel itu. Walaupun murah, tapi fasilitasnya lumayan oke kok. Kamar mandinya
walaupun sharing tapi tetap terjaga kebersihannya, dan dilengkapi dengan shower
air panas pula. Untuk hostel Coziee Lodge ini kuberi 2 jempol deh. Kalo
kapan-kapan balik ke Spore lagi ala backpaker, aku pengenlah nginep disini lagi.
Sekian ceritaku di hari kedua. Kalo mau lanjut baca ceritaku di hari ketiga,
klik link ini dan ini aja ya kawan. Salam backpaker.. ^^
*credit photo to Lisna
Love,
Tidak ada komentar :
Posting Komentar