Minggu, 17 April 2011

#3 : Korean Food, Wanna Try?

Sabtu siang, 9 April 2011, kami berempat, aku, Riri, Heidy, dan Wati sama-sama berpetualang mencoba makan makanan di restoran Korea. Restoran Korea itu sudah menjadi target operasiku dari jaman aku masih kuliah. Aku sering melihat plang namanya bertuliskan "restoran Bekasi Seoul" di pinggiran jalan raya Bekasi, tepatnya di depan ruko-ruko yang ada di sebelah Bekasi Cyber Park (BCP). Tapi waktu itu yang kulihat dari koasi selalu hanya plangnya saja (maklum saja, daerah itu dalah bagian dari rute perjalananku menuju kampus). Dalam hatiku, "Mana restorannya?". Hal itu membuatku amat penasaran. Akhirnya suatu saat, kucoba jelajahi ruko-ruko itu dan dengan tampang ragu-ragu aku mencoba berjalan terus ke dalam. Dan benarlah Kawan, memang restoran tersebut terletak di bagian paling belakang dari sederetan ruko yang ada. Dan karena aku masih ragu juga apa benar ini tempatnya, kutanyakan pada mbak-mbak yang sedang menyapu yang ada didepan resto tersebut. "Mbak, bener restoran ini nyediain makanan Korea?, tanyaku. Mbaknya pun menjawab iya. Lalu kutanyakan pula mengenai jam bukanya. Setelah mendapat informasi yang seadanya itu, aku langsung mengucapkan terimakasih dan meluncur pergi. Aku sungkan untuk bertanya banyak-banyak, karena memang belum ada rencana mau makan disana saat itu. Sejak saat itu, maka restoran Korea itu menjadi tempat impianku yang harus kudatangi suatu saat. Kawanku Riri, yang Korea Holic, langsung kuinfokan mengenai hal ini. Bahwa di Bekasi pun ternyata ada restoran Korea. Proyek impian ini harus kutuntaskan bersama dengannya, karena dia yang lebih mengerti mengenai makanan ataupun budaya orang Korea. Dan akhirnya, di Sabtu siang itu, misiku terlaksana sudah.

Sabtu itu, aku sudah janjian lewat sms-an dengan Riri dan Heidy, bahwa kami akan bertemu di BCP. Riri dan aku berangkat ke sana langsung sepulangnya dari kantor kami masing-masing. Kami sama-sama masuk setengah hari. Sementara Heidy dan Wati langsung berangkat dari rumah. Kira-kira jam satu siang, barulah kami semua berkumpul, aku yang paling terakhir sampai. Hehe.. Dan karena ada sesuatu yang harus kubeli di sana, maka aku bersama kawan-kawanku singgah sebentar di salah satu counter penjual aksesoris komputer. Setelah itu, barulah kami sama-sama meluncur ke restoran Korea. Aku sebagai guide-nya.

Sebenarnya dalam hati juga ada sedikit khawatir. Gimana kalo restonya 'gak buka. Huah, mana Wati dan Riri belum makan dari pagi. Bisa-bisa aku yang dimakan. Hahaha.. Tapi ternyata keadaan restonya masih sama seperti sedia kala, saat aku pertama kali mengunjunginya. Dengan ragu-ragu aku membuka pintu restonya. Huah, ternyata tempatnya elegan. Mbak nya pun lantas menoleh kepada kami dan bertanya, "Mau makan?". Kupikir ketika bertanya, ia pun sama ragu-ragunya dengan kami, mungkin berdasarkan pertimbangannya karena melihat potongan kami. Hehe..

Setelah itu kami masuk, dan diantarkan untuk duduk di tempat semacam lesehan gitu. Dan kami mulai memesan makanan. Ketika buku menu dibuka, kami tersentak, ternyata harganya lumayan semua (lumayan mahal maksudnya, hehe..) Kami akhirnya memutuskan untuk memesan Bulgogi, karena Riri sudah pernah makan makanan itu dan tau seperti apa bentuk dan rasanya. Di sepanjang kita makan, aku dan kawan-kawanku sering bertanya ini itu kepada mbak pelayannya. Ini apa mbak, itu apa mbak, huah malu juga sih, tapi sepertinya rasa penasaran dan keingintauan yang besar mengalahkan rasa malu itu sendiri. Biarpun agak norak tapi tetap norak secara terhormat bukan, haha... (membela diri)

Minuman pembuka pun datang. (Oya, kegiatan yang tidak kalah penting dari makan-makan adalah foto-foto, hehe..)
 Kawanku Riri dan aku, cheers...
(Handuk putih gulung nan dingin itu bikin aku penasaran, apa fungsinya ya)

Teh korea, Boricha, rasanya aneh..

Disusul makanan pembukanya yaitu kimchi dan kawan-kawannya (including kacang rebus).

Yang bentuknya lonjong dan pedas di sebelah kanan itu adalah Kimchi.
Kimchi adalah sawi putih yang difermentasi. Rasanya aneh dan dingin.
Saus yang letaknya dibelakang teh korea itu namanya denja.
Kata mbaknya itu tauco yang difermentasi. Lagi-lagi aneh rasanya.

Nah, yang ini aku suka.
Sup telur "Kiran"

Kol gulung. Mirip sushi roll.

Lalu makanan utama pun muncul. Irisan daging sapi yang menggunung siap dimasak oleh pelayannya diatas kompor kecil yang bisa kami semua saksikan bersama. Setelah jadi bentuknya mirip teriyaki. Oya, di menu pembuka yang porsinya udah semeja sendiri itu, terdapat sambel yang unik. Karena ada ikan teri di dalamnya. Bagiku rasanya mirip bumbu nasi kucing yang jualan di deket rumahku. Hehe.. Aku juga mencoba cara makan seperti yang ada di serial Korea yang kutonton di TV. Aku mengambil selembar daun (entah daun apa itu), lalu diatasnya ditaruh potongan bawang putih, denja dan irisan daging bulgogi. Setelah itu, digulung-gulung lalu dimasukkan ke mulut deh. Nyam.. nyamm.. nyammm... Uueek, rasa daun. Hehe..  Setelah selesai makan, datanglah beberapa potong buah semangka sebagai menu penutup. Segaaarrr... (membantu menetralisir lidah setelah  diobrak-abrik tak keruan oleh makanan Korea). Dan setelah selesai, kami lanjutkan acara dengan bersantai-santai sejenak sambil ngobrol-ngobrol dan nonton video boyband asal Korea di laptopnya Riri. Lalu Wati  mengambil bonnya di kasir (untung kejadian nanya-nanya trus tadi tidak ikut di-charge sama mbaknya ya, hehe..) dan inilah saat yang terberat, yaitu saat mengeluarkan uang dari dompet kami masing-masing. Hehe.. Kami bayar dan kami ucapkan terimakasih kepada pelayan restonya. Lalu kami pulang.

Ini dia beberapa foto yang merekam moment-moment indah dan tidak terlupakan, saat itu.

 Heidy, Riri dan aku.


 Heidy, Riri dan Wati, masing-masing bergaya andalan.

 Sarangheo..

 Pelukan hangat..
(Lihat, daging bulgogi habis tersapu bersih)

Love is in the air..
(Kacang rebus lumayan laku, sementara dedaunannya tidak)

~ ~ ~

Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi

Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli

Bersamamu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

Janganlah berganti..
Janganlah berganti..
Tetaplah seperti ini.. 
(Sahabat Kecil - Ipang)

nb : ini cerita versiku, kalau ini cerita versi Heidy. Cekidot!

2 komentar :

  1. nit,.
    nm na teh korea thu pst aneh..
    rs na pst berbeda ma teh" d sni..
    tp ku binggung, np teh korea na berwarna seperti thu???
    kyk bukan teh asli korea jha(?)
    ehehehehehehehehehe

    seru bgt yha nit,.
    :)

    BalasHapus
  2. hehe, iya ya.. pasti beda rasanya.. misal teh korea ternyata rasanya sama kaya teh tubruk, kan malah aneh..haha...
    huah, kalo warnanya mah dari sananya udah kaya gitu, hehe..
    iya, seru bgt, hehe...

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...