Grup jelonk-jelonk kembali ngumpul untuk melihat pameran foto dari Rio Motret di mall Grand Indonesia tanggal 23 Agustus 2015 lalu. Aku dan mba Rima janjian dan berangkat dari halte tol barat Bekasi. Kami naik APTB yang menuju Tanah Abang dan turun di depan Plaza Indonesia. Dari situ, kami jalan kaki menuju tempat ketemuan kami di Blitz GI. Mba As dan Riny berangkat dari tempat tinggalnya masing-masing. Kemudian sekitar pukul satu siang kami berempat akhirnya berkumpul di depan Blitz.
Selfie dulu sambil nunggu kumpul sama yang lain
Yeay, Jelonk-Jelonk is complete..
Bicara tentang Blitz, Blitz kini telah berubah nama menjadi CGV BLITZ. CGV adalah jaringan bioskop terbesar di Korea Selatan. CGV bekerja sama dengan Blitz terutama dalam hal pengadaan teknologi dan kehandalan operasional. Blitz kini mengadaptasi beberapa teknologi mutakhir seperti yg ada di bioskop asal K-Pop tesebut. Seperti yang aku lihat di GI kemarin, wajah Blitz sekarang sudah mendapat beberapa tambahan seperti adanya sweetbox dan konsep self ticketing mechine seperti yg ada di bioskop Korea. Perubahan ke arah positif yg mau diterapkan adalah konsep dari Megaplex menjadi Cultureplex dimana bioskop tidak hanya tempat untuk menonton film, tapi juga tempat berbagi, kreasi dan bertukar budaya. Makanya kalo di Blitz kita juga bisa nonton film dari negara Korea, Jepang dan negara-negara asia lainnya. Perubahan utama dapat dilihat dengan disediakannya fasilitas auditorium spesial berbasis teknologi terkini seperti 4DX, Sphere X, Gold Class, Sweetbox, Tous les Jours, Self Ticketing Mechine yg mempermudah pengunjung membeli tiket tanpa antri. (cgvblitz.com)
Hari ini kami juga akan menonton pertunjukkan tari “Satua Calon Arang” di galeri Indonesia kaya yg letaknya di sebelah Blitz. Satua Calon Arang ini adalah bagian dari rangkaian Alkisah juga. Kami meluncur ke galeri untuk mencari tau informasinya. Sebelumnya kami sudah memesan tiket via online untuk pertunjukkan jam 5 sore. Antrian untuk pertunjukkan yg dimulai jam 3 sudah ramai dan daftar waiting list pun sudah penuh. Akhirnya kami disarankan untuk kembali lagi pukul 4 sore untuk registrasi ulang show yg jam 5.
Galeri Indonesia Kaya adalah wadah pertunjukkan budaya Indonesia berbasis digital yg di danai oleh Djarum Foundation. Di sana menampilkan pertunjukkan budaya baik tari, musik, pentas drama dan juga ada permainan interakif yg berhubungan dengan budaya Indonesia. Kita bisa foto digital dengan baju daerah, main angklung digital, bikin postcard batik dll. Pokoknya salah satu tempat yg aku rekomendasikan untuk nongkrong kalo pas lagi main ke GI. Kita bisa mengakses semua hal yg ada disana secara gratis. Kalau untuk show casenya bisa melihat jadwal acaranya dan registrasi online dulu gratis lewat websitenya di indonesiakaya.com.
Berhubung jam 4 masih lama dan kita juga udah laper, akhirnya kami memutuskan untuk makan siang dulu di food court yg ada di lantai 3. Setelah selesai makan, kami menuju ke lantai dasar, tepatnya atrium east mall untuk melihat pameran fotografi dari Rio Motret. Hari itu adalah hari terakhir dari rangkaian pertunjukkan Alkisah. Jadi kami sangat beruntung bisa menontonnya. Alkisah sendiri mengangkat cerita rakyat Indonesia yg dibalut secara apik dalam bentuk fotografi maupun seni tari.
Tadinya mau makan ala Korea, gak taunya kimchinya diganti sama kacang panjang -_-"
Groufieeeee
Sesampainya di atrium, sudah banyak juga pengunjung yg datang untuk melihat karya fotografi dari Rio Wibowo atau yang lebih dikenal dengan nama Rio Motret. Karya-karyanya bagus banget. Sebuah kolaborasi seni yg apik dari mulai perancang busana, penata rias, penata wardrobe dan aksesoris, penata latar dan pastinya juga sang fotografer sendiri. Cerita daerah yg diangkat pun beragam, contohnya ada cerita Bawang Merah Bawang Putih, Legenda Nyi Loro Kidul, Roro Jonggrang, Sangkuriang, Timun Mas, dan lain-lain. Para artis yg dilibatkan sebagai modelnya pun sangat banyak. Ekpresi mereka pun pol, membuat tokoh yang mereka kisahkan tersebut tampak hidup.
Suasana atrium tempat pameran foto Alkisah berlangsung
Kisah Drupadi
Nakula-Sadewa nya yang main si Reza Rahardian tuh
Sandra Dewi as Bawang Putih
Wulan Guritno as Bawang Merah
Me?? Bawang Bombay aja deh, hehehe...
Foto bareng kisah Timun Mas
Jessica Iskandar dikejar-kejar Ivan Gunawan
Pasangan Gading-Gisel bermain dalam kisah Jaka Tarub dan 7 bidadari
Yang ini wow banget fotonya
Julia Perez dalam aksinya di dalam air sebagai Nyai Loro Kidul
Pasangan Vino-Marsya dalam kisah Lutung Kasarung
Luna Maya as Sri Tanjung
Pegel kali ya pas proses photo shootnya, hehe..
Setelah selesai keliling-keliling, mba As dan mba Rima ijin menunaikan sholat dulu. Aku mencari postcard di gerai stationary asal jepang “SCOOP” ditemani Riny. Setelah mendapatkan postcard, kami segera beranjak kembali menuju Galeri Indonesia Kaya untuk registrasi ulang pertunjukkan “Satua Calon Arang”. Sudah banyak yang mengantri ketika kami tiba disana. Mba Asni dan mba Rima pun sudah berada disana. Kami mengantri di barisan yang sudah daftar online. Kami pun kemudian diminta menyebutkan nama pemesan serta alamat email oleh petugas. Setelah itu, kami diberikan gelang sebagai tanda masuk.
Ini dia Galeri Indonesia Kaya, tempat keren untuk hang out sambil belajar
Di dalam galeri, kami mencoba permainan foto digital dengan menggunakan pakaian adat. It was fun. Aku juga mencoba permainan angklung digital. Aku juga menemui pengunjung yang belum daftar online sebelumnya, mereka kurang beruntung tidak bisa nonton pertunjukkan karena kehabisan tiket. Oiya, jangan makan dan minum ya di dalam galeri kalau ga mau ditegur sama petugas kaya aku, hehe.. Jam 5 kurang sepuluh menit kami pun mengantri di depan pintu auditorium. Sesaat kemudian, pintu pun dibuka dan kami masuk ke dalam auditorium galeri Indonesia yang berkapasitas kurang lebih 100 orang tersebut. Pertunjukkan dari Bengkel Tari Ayu Bulan tersebut sangat memukau. Beberapa fotografer juga ikut mengambil gambar, hanya saja dilarang untuk menyalakan flash supaya tidak mengganggu pertunjukkan yg sedang berlangsung. Diakhir pertunjukkan, gemuruh tepuk tangan pun terdengar. Satua Calon Arang yang merupakan kisah dari Bali itu, dimainkan dengan ekspresi yang sangat total. Para penari berlenggak-lenggok dengan piawai sesuai alur cerita. Iringan musiknya pun live, menggunakan pemusik gamelan asli. Calon Arang yang merupakan tokoh sentral di kisah tersebut, memerankan tokoh antagonisnya dengan sangat baik. Pertarungan antara Calon Arang dengan Mpu Baradah pun sangat sengit. Ending cerita dibiarkan mengambang, karena mau memberikan kita filosofi bahwa selalu ada sisi baik dan jahat yang selalu berperang di dalam hati manusia. Di akhir pertunjukkan, kami mendapat kesempatan berfoto bareng penari-penarinya. Kami juga diberikan kembang melati oleh petugas galeri. Sekitar pukul 6, kami keluar dari ruang auditorium, kemudian melalui gerai yang menjual souvenir khas Indonesia.
Foto bareng penari dari Bengkel Tari Ayu Bulan dan penonton lain
Great performance guys!
Jalan-jalan hari itu begitu berkesan, membuatku jadi tau bahwa ada tempat yang keren di Grand Indonesia untuk kita kongkow-kongkow sambil belajar budaya Indonesia. Thanks mba Rima yang udah ngasih ide, ngajakin jalan nonton pameran Alkisah Rio Motret hari itu. Next time jelonk-jelonk lagi ya kawan.
Pernahkah kalian main-main ke Galeri Indonesia Kaya?
Love,