Minggu, 29 Desember 2013

Berinvetasi Logam Mulia di Penghujung Tahun 2013

Jumat, 27 November 2013, aku mengambil ijin setengah hari tidak masuk kantor. Aku berencana untuk bertualang ke PT. Antam (Aneka Tambang) yang berada di Pulo Gadung. Ini adalah pertama kalinya aku pergi kesana untuk menginvestasikan sebagian penghasilanku dalam bentuk Logam Mulia (LM). Aku ditemani si mama berangkat dari rumah pukul setengah tujuh pagi. Kami naik kendaraan elf menuju stasiun Bekasi. Dari sana kami melanjutkan perjalanan menuju terminal Pulo Gadung naik K 01. Setelah melalui perjalanan yang lumayan panjang dan macet, akhirnya kami tiba di terminal Pulo Gadung sekitar pukul 09.30. Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju Antam naik bis transjakarta yang ke arah Dukuh Atas (koridor 4). Sebelumnya aku telah lebih dulu mencari informasi rute perjalanan kali ini melalui google dan bertanya juga kepada teman satu kantor. Dari blog ini, aku mendapat banyak informasi mengenai rute kendaraan beserta cara bertransaksi untuk membeli logam mulia disana. Oya, disitu juga dijelaskan mengenai cara untuk mengetahui harga logam mulia saat itu. Dengan mengunjungi website resmi Antam ini, akan didapat informasi mengenai harga beli logam mulia yang terus diupdate tiap hari kerjanya. Kami naik busway dengan rencana turun di halte busway TU Gas, yang berada 2 halte lagi dari terminal Pulo Gadung. Tapi ternyata, halte kedua yang kami turuni adalah halte Velodrome. Setelah bertanya kepada petugas busway, kami disarankan untuk naik busway lagi menuju arah sebaliknya dan turun di halte ketiga. Dan akhirnya kami sampai juga di halte TU Gas. Setelah itu perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki. Kami mengambil arah belokan ke ke kiri, dan akhirnya terlihat sebuah gedung yang berplang LM. Yattaa..! Tidak terlalu sulit ternyata menemukan gedung antam ini.

Kami masuk ke dalam dengan sebelumnya menitipkan KTP ku di pos satpam. KTP tersebut ditukar dengan surat tanda ijin masuk dan nomor antrian untuk transaksi pembelian nanti. Aku mendapat no. antrian 47. Setelah masuk, ternyata di dalam sudah banyak orang yang mengantri. Karena itu kami duduk dulu di ruang tunggu sambil menikmati segelas Milo hangat. Disana memang disediakan mesin minuman yang menyediakan sekitar 6 macam kopi susu. Ada Chococino, Nescafe, Milo dll. Ada juga dispenser Aqua. Cara mengisi gelas dengan minuman favorit kita, juga sangat praktis. Dengan cukup sekali tekan, maka mesin otomatis akan mengisi gelas sampai tepat penuh dan kemudian otomatis berhenti dengan sendirinya. Kalau masih haus juga boleh nambah kok, hehe.. #next kalo kesana lagi mesti bawa termos nih buat bekel pulang, wkwkk.. :p. Keberadaan mesin minuman ini menurutku merupakan satu nilai plus yang membuat pengunjung nyaman dalam menunggu.

Si mama lagi nyari informasi ke recepsionis nih!

Setelah menunggu, ternyata nomorku mendapat bagian sehabis sholat Jumat. Maka aku dan si mama pergi keluar dulu untuk cari makan. Kami memutuskan makan di salah satu rumah makan Padang di pinggir jalan tidak jauh dari antam. Setelah selesai, kami kembali ke antam. Disana disediakan juga majalah-majalah untuk mengisi waktu sembari menunggu. Sambil nunggu, aku iseng-iseng aja ambil foto produk-produk jualannya antam, walaupun setelahnya aku baru tau bahwa disitu terdapat peringatan dilarang memotret di dalam gedung ini. Hehe.. Oya, mesin minumannya juga sudah tidak terlihat lagi. Yang ada tinggal mesin dispenser aqua saja. Mungkin minumannya sudah habis, makanya mesinnya ditarik. Pesan moral yang bisa dipetik adalah, kalau mau kesini sebaiknya dari pagi, biar bisa dapet susu coklat gratis. Karena kalau udah siang ntar takutnya kehabisan. J

 Surat ijin masuk plus nomer antriannya.

Etalase produk-produk jualan ANTAM

Akhirnya jam 1 yang dinanti pun tiba. Pengunjung pun sudah kembali dari istirahat dan sholat jumat. Aku segera menyambangi mba cs nya. Karena nomor ku tadi sempat terlewat, maka aku bisa langsung menghapiri mba cs nya. Mba cs nya baik banget. Sebenernya masih jam 1 kurang sekian menit, tapi mau langsung melayani aku. Setelah mencatat transaksi pembelianku, aku disuruh ke mobil bank Permata yang ada di depan. Karena transaksi pembelianku via cash, maka aku disuruh kesana. Setelah membayar di dalam mobil, aku kembali ke mba cs nya untuk kemudian diberikan surat pengambilan LM. Setelah masuk ke dalam loket pengambilan LM, aku diberikan nomor antrian lagi. Tidak lama, namaku pun dipanggil, dan di dalam ruangan tertutup dan privat itu, akhirnya aku menerima LM pertama ku. Aku disuruh check dulu barang dan fakturnya. Dan setelah semuanya ok, aku pun mengucapkan terima kasih kepada petugas di loket pengambilan barang dan beranjak meninggalkan gedung antam. Di pos sekuriti tidak lupa aku menukarkan surat tanda ijin masuk tadi dengan ktp milikku. Setelah itu aku mengucapkan terimakasih kepada sekuriti yang ada disana. Perjalanan di antam kali ini ini pun selesai. Membeli LM di antam memang mesti mengikuti alur prosedur yang ada, tapi karena itulah aku suka. Menurutku sistemnya yang sudah lumayan rapi, membuat transaksi jadi berjalan lancar. Walaupun pas aku kesana kemarin, ada kejadian marah-marah oleh seorang ibu yang transaksinya berjalan sedikit lama karena sistem yang tiba-tiba error. Tapi aku bisa memaklumi kejadian tersebut, karena yang namanya mesin memang bisa saja error kan. Selain itu membeli LM langsung di antam juga memberikan keuntungan lain. Harga beli disini jauh lebih murah ketimbang kita beli dari pihak ketiga. Tapi memang mesti sabar dalam menjalankan setiap langkah prosedur transaksinya.

Aku pulang menggunakan rute yang sama dengan aku berangkat. Dari Pulo Gadung menuju Bekasi macet sekali. Hadeuh, mana mesti balik ke kantor lagi, karena masih ada kerjaan yang nunggu. Aku berpisah dengan si mama di jembatan Summarecon. Si mama melanjutkan perjalanan menuju terminal Bekasi, sementara aku turun duluan untuk nyambung koasi menuju kantor. Aku sampai di kantor sekitar pukul 3 sore, padahal bilangnya kemarin cuma ijin setengah hari. Hiihii.. Ya mau gimana lagi, emang keadaannya macet banget. Perjalanan kali ini memang lumayan jauh dan melelahkan, tapi tidak membuatku kapok untuk kesana lagi lain kali. Selamat berinvetasi!
You are the people that take control of your life.
-Yuanita Handoko, Desember 2013

Cheers,

Nita

Selasa, 24 Desember 2013

Strawberry Milk Juice




Cheers,
Nita  

Pussy

I love playing with my camera, and catch this pussy is so cute.
I got this about two years ago from my friend, Dheyna.

Cheers,
Nita  

Making the Omurice at Rie's House

Last Saturday (21/12) I visited my friend, Rie at her house. I miss the time we chit chat together. First, I finished couple of my works at office in that Saturday morning. And it was done at eleven o'clock. Finally I reached Rie's house at twelve o'clock. I was served by many kind of snacks and we talk about our works. At 2 pm, Rie feel so hungry, and asked me to start cooking. Actually, I have planned the cooking matter before. I want to make Omurice there. I know that food from Korean drama called "Rooftop Prince". That drama was played by the cheerful and handsome guy, Micky (ex boyband member of DBSK). I just reminded about that food when I am just googling around. And from the searching. I know that making Omurice is very simple.

Actually Omurice is just fried rice rolled by fried egg. Omurice is shortened from "omelette" and "rice". So, making the omurice is very easy. We just cooked the rice and make the fried egg. When the fried egg almost cooked, put the rice and roll the egg quickly while it still on the frying pan. After finished, you can add the tomato sauce and put some garnish on it.

And wualaaa... This is it! Omurice ala chef Rie and Nita. Thanks Rie for having me and let me cook in your house. ^^





Cheers,
Nita 

Onigiri Isi Abon

Yeay, akhirnya aku bisa membuat onigiriku sendiri.
Oishiii... !!

Cheers,
Nita 

Sabtu, 14 Desember 2013

Pekan Produk Kreatif Indonesia 2013

Sabtu, 30 November 2013, saya dan Mba Asni, pergi mengunjungi Pekan Produk Kreatif 2013 di Epicentrum Walk Kuningan, Jakarta. Saya sudah mantengin ini acara dari beberapa bulan lalu, karena saya ingat PPKI 2012 lalu sangat seru (untuk melihat postingan PPKI 2012 klik disini). Saya begitu excited begitu sudah mengetahui tanggal pasti diadakannya PPKI tahun ini. Saya langsung meng-sms mba As, untuk memintanya jalan bareng saya kesana. Kami janjian di depan Halte Pasar Festival, Kuningan. Saya baru sampai disana sekitar jam 11 seprapat, padahal mba As sudah menunggu dari jam 10, sesuai janji kami pada malam sebelumnya. Maaf ya Mba, aku emang ngaretnya udah keterlaluan nih, soale berangkatnya juga udah kesiangan. Hehehe..

Foto-foto dulu ah sebelum berangkat. :D

Bajuku tidak terlihat seperti sarung lagi bukan??

Untuk tahun ini saya sengaja membuat baju dari kain sarung. Soale tahun kemarin saya baru tau pas udah ditempat, kalo ternyata acaranya itu mengangkat tema budaya sarung sebagai bagian dari fashion. Nah, makanya di tahun ini ketika saya browsing and tau kalo temanya juga sarung, saya sengaja mendesain model baju yang menarik untuk diaplikasikan pada bahan sarung. Soalnya di rumah emang lagi ada bahan sarung nganggur juga, hehe.. Saya mendesain modelnya lalu diajarkan oleh mamah untuk membuat pola bajunya. Tapi berhubung hari H semakin dekat dan saya belom sempet ngejaitnya (baca: males), maka akhirnya si mamah juga yang jait. Hehe.. Dan saya sangat puas dengan hasilnya. Kain sarung itu tidak terlihat seperti sarung lagi, tapi sudah berubah menjadi pakaian yang modern. Mba As pun di sana tidak menyadari bajuku itu dari kain sarung, baru setelah aku tanya pendapatnya, ia langsung ngeh. Hehe..

Balik lagi ke soal perjalanannya, sesampainya disana, saya langsung menuju XXI di dalam mall Epicentrumnya untuk mengikuti seminar internasional. Oya, aku juga sempat melihat seorang gadis yang memakai baju kebaya tapi cosplayer juga. Ia memakai wig hijau ala kartun di anime. Sayang aku tidak minta foto bareng dia. Soale dia kaya lagi buru-buru saat itu. Unik deh! Ketika kami sampai, rata-rata kursi sudah penuh oleh peserta seminar. Seminar itu boleh dihadiri juga oleh masyarakat umum, dengan terlebih dahulu mendaftar di panitia yang ada di dekat pintu masuk ruang bioskop. Saya waktu itu mau main nyelonong masuk ajah ke dalem, hehe.. Tapi mba As memperingatkanku untuk bertanya dulu ke petugas. Kemudian ada seorang petugas yang menghampiri kami, untuk menuntun kami ke meja registrasi terlebih dahulu. Kami lantas mengisi data diri dan mendapat souvenir juga seperti tahun lalu aku kesana. Kami mendapat sebuah goodie bag yang berisi note book, pulpen dan name tag. Kami segera memasuki ruangan, dan saat itu seminar sudah dimulai.

Saat kami masuk, Bapak Sutanto Soehodho yang merupakan deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi, sedang berbicara di podium. Ia bercerita tentang proyek revitalisasi kota tua, dan acara PRJ kemarin yang makin lama dirasa jatuhnya untuk kelas menengah keatas (*memang ada benarnya juga, ceritanya bisa dilihat di postinganku tentang PRJ kemarin). Maka sebagai solusinya, Jokowi mengadakan acara rival yang serupa, di Monas kemarin, dan ditujukan bagi kelas menengah bawah.

Setelah itu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Ada yang meminta upaya dari pemerintah agar masalah sampah di sekitaran Kota Tua, Sunda Kelapa, Batavia bisa teratasi. Dan ternyata menurut Pak Tanto, asset Kota Tua itu tidak dimiliki oleh pemerintah daerah DKI, tapi oleh BUMN dan Swasta. Pemerintah daerah DKI Jakarta sendiri hanya memiliki 6% dari assetnya. Karena itu dibutuhkan kesamaan visi dari semua stake holder yang terkait untuk membangun Kota Tua sebagai bagian dari heritage Jakarta. Lalu ada juga perwakilan dari Lampung yang mengharapkan agar di daerahnya juga terdapat ruang-ruang kreatif. Dan Bu Mari menjawab agar bukan hanya mengharapkan dari pemerintah daerah setempatnya saja (Lampung), tapi juga perlu inisiatif dari masyarakatnya sendiri dalam membangun Lampung menjadi kota Kreatif. Terus ada yang menanyakan tentang kesiapan ruang publik untuk pembangunan industri kreatif. Kemudian dijawab oleh Pak Tanto bahwa sebenarnya dari minimal 30% area RTH yang standarnya mesti dipenuhi, kita baru memiliki sekitar 12% area terbuka hijau saat ini. Untuk menambah 1% itu ternyata harus membobol area sebesar monas lho kawan. Maka dari itu perlu juga adanya pemanfaatan vertical space. Seperti desain stasiun bawah tanah (MRT yang nantinya diharapkan bisa terwujud) yang dimanfaatkan juga sebagai ruang kreatif. KOTU kelak akan didesain menjadi kawasan strategis pariwisata nasional. Semoga pembangunan ini bisa terealisasi secepatnya ya.


Bu Mari Elka Pangestu dan Bapak Sutanto menjadi speaker pertama dalam seminar.



Creative space sendiri baru tercipta di kota Solo, Bandung dan Yogyakarta. Selain itu juga perlu diciptakannya ruang kreatif secara virtual, sebagai solusi juga bagi penanya yang dari Lampung tadi. Dalam ruang kreatif virtual, kita bisa sharing ide dan bertemu dengan orang-orang kreatif secara virtual. Lalu terakhir ada yang menanyakan cara menghadapi persaingan/ mempertahankan warisan budaya itu sendiri. Bu Mari ingin agar di dalam negeri, orang-orang kreatif kita juga diberikan apresiasi lebih. (contohnya seperti para seniman keramik di Korea yang dibahas nanti oleh perwakilan negara Korsel). Dengan memberi apresiasi kepada orang-orang kreatif terpilih, maka akan tercipta standarisasi, sehingga nantinya menimbulkan suasana industri kreatif yang saling bersaing untuk memberikan yang terbaik.

Setelah selesai seminar part pertama, aku dan Mba As makan siang. Aku sampai nambah pudingnya 2 kali lho, habis enak sih. Hehe.. Kemudian dilanjut foto-foto suasana di sekitar venue PPKI 2013.


Arena Panggung Pertunjukkan



This piggy is so cute.. !!

Foto bareng OK, Orang Kreatif.

OK nya ada dua disana, dan mereka sangat aktif berkeliling di sekitar venue.

Tengkyu OK, udah mau ngelayanin kita buat narsis-narsisan. :)

16 sektor ekonomi kreatif tergambar dalam papan ini.

Sektor Fotografi

Kamera Lubang Jarum
Kamera paling sederhana tanpa lensa.

Kamera Analog
Kamera yang menggunakan lensa dan film untuk merekam gambar.

Sektor Desain


Sektor Musik
Sasando, alat instrumen musik petik yang berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.

Angklung!

Sektor Fashion

 Baju ini karya Tex Sevario, perancang busana tanah air yang pernah merancang kostum untuk Lady Gaga.
How beautiful it is!



Sektor penerbitan

Sektor Layanan Komputer dan Piranti Lunak

Tab motret tab..

Sektor Film dan Video

Sektor Kerajinan

Chicken Cage with Mega Mendung Design

Sektor Arsitektur


Maket ini menggambarkan tata ruang Kota Tua.


Sektor Periklanan

Sektor Kuliner
Replika makanan diatas dibuat dari kain flanel.

Panggung pertunjukkan dimeriahkan oleh berbagai pertunjukkan musik dan tari.



Aku menemukan wallpaper yang menarik di dalam mall.

Setelah break lunch selesai, seminar diisi oleh perwakilan dari Unesco yaitu Nagata san. Kami jadi agak malu, saat beliau membahas tentang pariwisata Indonesia. Bayangkan saja, orang luar yang jadinya lebih perhatian sama pariwisata negara kita. Ia mengkritisi tentang keadaan KOTU yang masih perlu banyak perbaikan, dan permasalahan sampah yang parah di sungai sekitaran KOTU. Ia juga membahas apakah ketika kita berkunjung ke Borobudur, kita juga mengobsevasi dan menghabiskan waktu berbincang dengan penduduk sekitar. Menurut survey, rata-rata turis yang datang ke Borobudur itu kebanyakan dari area Jojga sendiri. Dan mayoritas, waktu yang dihabiskan disana untuk liburan berkisar sekitar 3 jam-an, tanpa ingin mengenali seperti apa masyarakat yang tinggal disekitarnya. Memang sih, saya pribadi yang tahun ini bisa berkesempatan kesana, hanya mengunjungi Borobodur tanpa mencari tau tentang latar belakang tempat itu sendiri. Cerita bagaimana Borobudur bisa dibangun, ataupun budaya yang berkaitan dengan masyarakat sekitar situ, saya nggak tau. I know nothing, exactly like he said. All I know, was being “narziz” there, Wkwkwk..

Surprise untuk tahun ini, ada ketika perwakilan dari Korea juga datang untuk mengenalkan kota Incheon sebagai Crart and Ceramic City. ART dipilih sebagai slogan kota Incheon yang merupakan singkatan dari A... (A, nya maaf saya lupa), R nya itu Rich (kata yang ini paling pertama diinget, wkwkk), dan T untuk Top. Bahkan di kota Incheon, ada SMK khusus jurusan keramik lho. Mantap kan!


Nagata san, menjadi speaker dalam seminar part kedua.

Nagata san menjelaskan slidenya dalam bahasa Inggris.
Aku dan Mba As merasa nyaman mendengar presentasinya yang menarik dan ingin terus mendengar beliau berbicara.

Unesco mencermati Kota Tua Jakarta sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia

Nagata san mengkritisi keadaan Kota Tua yang masih butuh banyak pembenahan.

 Karena waktunya terbatas, mister Nagata menjadi agak buru-buru ngejelasinnya. 
Saking asyiknya nyimak Nagata san ngomong, setelah beliau selesai presentasi, kami langsung berkata,
"Yah, kok udah kelar sih!"
Bahkan waktu untuk sesi tanya jawab pun menjadi dilewatkan, karena waktunya yang sangat sempit.

Sambil dengerin Nagata san, kita foto-foto narsis juga lho. Hehe..


Foto ini menggunakan aplikasi kamera 360 yang ada di tab Mba As.
Mba As use the Magic Skin option, that make our skin softer in one magic shot. 

Mr. Cho Byung Don, selaku walikota Incheon, menjadi pembicara setelah Nagata san.

Beliau membuka seminar dengan memberi salam terlebih dahulu kepada para audience. "Anyeonghaseo!"
Dan secara serempak, kami para audience membalasnya juga dengan mengatakan, "Anyeonghaseo!"
Dan Mr. Cho langsung merasa senang karena ternyata orang Indonesia mengerti bahasa Korea juga.
Padahal mah emang bisanya cuma itu doang mister, hehehe..

Mr. Cho berpresentasi dalam bahasa Korea. Karena itu beliau dibantu oleh seorang penerjemah.
Dan rasanya aku sering liat mba penerjemah itu di tv deh.
Jadi, kalo semisal ada artis Korea yang lagi berkunjung ke Indonesia, beliau menjadi translater di sejumlah press conference.
Bener gak yah??

Kota Incheon yang digambarkan menjadi pusat aktivitas kreatif di bidang kerajinan dan keramik.


Mrs. Fiona Kerrs menjadi pembicara berikutnya.
Tahun lalu beliau juga ikut mengisi PPKI bersama Pak Jokowi, Bu Mari dan hostnya Pak Jaya Suprana.



Bapak Amran Nur menjadi pembicara untuk perwakilan daerah Sawahlunto, di Sumatera barat.


Miss Fiona menjawab pertanyaan dari salah satu audience yang bertanya bagaimana membentuk habit agar lebih disiplin, misalnya dalam membuang sampah pada tempatnya. Ia menjawab bahwa ada dua cara yang bisa dilakukan, pertama dengan memberi edukasi, dikasih tau untuk buang sampah pada tempatnya. Dan yang kedua adalah dengan memberi hukuman. Jadi semisal kita liat ada orang yang buang sampah sembarangan, kita ingetin dia, dengan berkata "Mas, barangnya ada yang jatuh tuh. Nah otomatis kan nanti dia ambil gitu, dan buang di tempat sampah. Tapi kurasa kalo diaplikasiin disini, bisa jadi reaksinya malah beda ya, hehe..

Secara garis besar PPKI tahun kemarin lebih seru dibanding tahun ini. Karena pas tahun kemarin, seminarnya diadakan 3 hari, dan masing-masing hari memiliki topik yang berbeda tergantung bidangnya. Selain itu pengisi seminarnya pun lebih banyak dan lebih meriah tahun lalu (*makanannya juga lebih meriah tahun lalu,, :p). Aku sebenarnya berharap akan kehadiran Bapak Jokowi lagi, malahan kalau bisa ditemani juga dengan Pak Ahok tahun ini. Tapi mungkin karena suatu alasan, Pak Jokowi/ pun Pak Ahok tidak bisa hadir. Tapi walaupun begitu, aku sangat mengapresiasi usaha Bu Mari cs untuk menggerakkan sektor ekonomi kreatif agar lebih maju. Semoga PPKI tahun depan bisa lebih seru ya bu.. :)

Sebenarnya sebelum berangkat aku sudah membawa dua buah buku karya Yoris Sebastian untuk diminta tanda tangan. Karena menurut skejul, ia akan menjadi speaker dalam bincang kreatif bidang periklanan. Tapi ketika aku mendatangi tempatnya, aku tidak mendapatkan sosok Yoris hadir disana. Makanya aku sedikit kecewa karena tidak bisa bertemu langsung dengannya dan minta tanda tangannya. Aku juga sebenernya ingin bisa foto bareng Arif, sang CEO Agate Studio, tapi karena aku dari tadi ikut seminar internasional, makanya aku tidak bisa mengikuti seminar di tempatnya Arif. Habis waktu seminarnya itu pada berbarengan sih. :(

Sampai malam pun, si OK tetap semangat melakukan pekerjaannya!
Ia berkeliling mall terus, karena dialah ikon Orang Kreatif.

Setelah seminar berakhir, para audience dibagikan sertifikat keikutsertaan dalam seminar internasional ini.

Acara berakhir pukul 5 sore, jauhhhhhhhh lebih cepat dibanding perkiraanku. Soalnya, tahun kemaren itu ditutup sama Jokowi sebagai pembicara terakhir, acara selesai sampai jam setengah 7. Makanya, itu juga yang bikin aku agak kecewa, karena acaranya kok berasa cepet banget sih habisnya. Malamnya sekitar pukul 7, kami tiba di terminal blok M. Sebelum melanjutkan perjalanan menuju mall Blok M untuk cuci mata, Mba Asni pergi sholat dulu. Aku pun lantas menunggu di luar. DI saat itu aku seperti mendapatkan diriku lagi, aku menikmati saat-saat tenang di malam itu. Aku berada di tempat di mana orang tidak mengenalku. Aku hanya memandangi orang-orang yang lalu lalang di sekitar Blok M sambil berpikir dalam tenang. Aku merindukan mement ini, the silent hours. Dimana aku bisa berpikir lebih dalam tentang hidup. Aku memang orang yang cenderung lebih ke dalam. Aku tidak suka menjadi pusat perhatian. Aku menikmati moment menjadi tidak dikenali oleh siapapun, setelah hari-hari sebelumnya hidup di lingkungan dimana orang mengenaliku dan semua orang berbicara. Dalam diam itu, aku mendapatkan suatu pencerahan bahwa yang namanya hidup memang butuh variasi. Setelah dalam waktu lama, aku menjalankan rutinitas tiap hari yang tanpa hentinya dikelilingi orang-orang, aku saat itu hanya sendiri.  Ya, aku memang lebih suka sendiri. Walaupun sebagai manusia kita memang merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, tapi pada dasarnya aku suka merasa “kelelahan” akan keramaian. Dan moment hening di malam itu, dimana aku hanya memandangi orang yang lalu lalang di jalanan, merupakan sebuah saat-saat yang aku rindukan. Mba As pun kembali, ia sudah menyelesaikan sholatnya. Aku pun merasa seperti sudah ter-“charge” kembali. Kami melanjutkan perjalanan sambil ngobrol-ngobrol lagi. Mungkin ini terdengar sangat aneh bagi kebanyakan orang, tapi aku yakin bukan cuma aku yang seperti itu. Hehe.

Pulangnya, kami membeli bubur ayam untuk dimakan di kosan Mba As. Bubur ayamnya murah dan enak. Sambil nyetel vcd westlife, aku dan Mba As menikmati buryam. Akupun lanjut ngobrol-ngobrol lagi dengan Mba As tentang pekerjaan kami masing-masing. Mba As baru pindah ke tempat kerja yang baru. Tentu pengalaman baru lagi yang dia dapatkan. Aku sangat bersyukur memiliki senior yang sperti Mba As di tempatku “belajar kerja” pertama kali. Dia menjadi semacam role modelku sampai sekarang, tentang bagaimana bersikap dengan orang lain dan seluk beluk dunia kerja. Bagaimana harusnya bersikap di lingkungan kerja dan bisa menghargai rekan-rekan kerja di sekeliling. Aku belajar dari pemikirannya yang sudah lebih dewasa serta pengalaman-pengalaman yang didapatkannya dari bekerja sekian tahun. Banyak pelajaran yang kupetik darinya, sejak kami masih kerja bersama-sama sampai sekarang kami sudah bekerja di tempat masing-masing. Terima kasih mba karena sudah mau membimbingku dalam hal dunia kerja dan mendengarkan setiap curahanku. :)

Aku pun ingin bisa menjadi teladan bagi sekelilingku seperti Mba As, di lingkungan kerja dan dimanapun aku berada.

Lanjut keesokan paginya, setelah selesai mandi, aku dikasih main game di Tab samsul nya. Aku jadi keranjingan main game baru nih, ampe males untuk beranjak untuk pulang. Aku main game zombie dan game petualangan mengambil koin di rel kereta yang aku lupa namanya. Aku asyik main game sampe sekitar sejam-an, dan gag berasa tau-tau udah jam 9 pagi. Saatnya aku untuk pulang. Sambil jalan kaki ke depan, kami sarapan dulu di warteg dekat kosan Mba As. Setelah selesai makan, aku pun berpisah dengan Mba As. Aku merasa sangat senang akan perjalanan kali ini yang telah memberikanku udara segar. Aku pulang menuju terminal Blok M, lalu naik bis yang menuju Bekasi. Tak lupa sebelum pulang ke rumah, aku pun pergi ke gereja dulu untuk beribadah. Baru siangnya kira-kira jam setengah 3, aku pun tiba di rumah.

Cheers,
Nita
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...