Minggu, 30 Desember 2012

Dragon Zakura

Ketika mengerjakan soal pilihan ganda hanya ada satu jawaban yang benar. Tapi beda dengan hidup, dalam hidup, ada banyak jawaban yang benar, dan semuanya tergantung pada pilihan kita sendiri. Yang penting kita serius dan pantang menyerah dalam ngejalaninnya

-Dragon Zakura
(Recommended!)

Senin, 03 Desember 2012

Pekan Produk Kreatif Indonesia 2012

Tanggal 21-25 November 2012 yang lalu, diadakan event Pekan Produk Kreatif yang bertempat di Epiwalk Kuningan Jakarta. Dengan mengambil tema “YANG MUDA YANG BERKREASI”, event tersebut terdiri dari berbagai rangkaian acara di bidang ekonomi kreatif yang meliputi seminar, temu pakar, dialog forum, pameran, lokakarya, lomba, workshop, dan lain-lain. Event ini saya tau ketika tidak sengaja nonton Metro TV, dimana Bu Mari Elka Pangestu dan Dennis Adishwara sedang  mempromosikan acara tersebut dan yang lebih menarik lagi adalah karena di acara tersebut nanti juga turut menguindang pembicara international dan GRATIS lagi, hehehe.. Ada 15 bidang dalam ekonomi kreatif ini yang akan ditingkatkan terus kedepannya, yaitu:
1. Arsitektur
2. Desain
3. Fesyen
4. Multimedia
5. Kerajianan
6. Musik
7. Tekhnologi Informasi
8. Permainan Interaktif
9. Seni Rupa
10. Penerbitan dan Percetakan
11. Periklanan
12. Riset dan Pengembangan
13. Kuliner
14. TV+Radio
15. Seni Pentas

Saya sendiri mengikuti acara yang seminar international ekonomi kreatif pada hari Kamis, 22 Nov 2012 dan seminar konten digital international pada hari Jumat, 23 Nov 2012. Karena yang seminar hari Jumat saya datengnya udah kesorean, jadinya cuma mengikuti presentasi bagian terakhirnya saja. Hari jumat itu saya sempat melihat Koubon Shizuno lho (sutradara detektif Conan The Movie). Saya sempat juga mendengarkan part sesi terakhir dimana Dennis dan Wi WI Goh (manager Youtube Asia) mengupas tentang seluk beluk video online yang makin semarak belakangan ini (ex: Gangnam Style).

Yoshh, jadi kali ini saya akan membahas apa saja yang terjadi di seminar hari pertama tanggal 22 Nov 2012 dari pagi sampai sore.. 1 2 3.. Check it out!

Sesi 1 baru dimulai sekitar pukul 10.30 dan dibuka oleh sambutan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ibu Mari Elka Pangestu. Studio 1 XXI Epiwalk saat itu sudah dipenuhi oleh berbagai kalangan dari mulai pejabat pemerintahan, elit bisnis, para pelaku industri kreatif, pegawai, mahasiswa, ibu rumah tangga, sampai anak hilang seperti saya, hehe.. Banyak juga wartawan yang meliput acara tersebut. Pokoknya berkelas rasanya ada di situ, hehe,, Ibu Mari mengenakan dress dari kain sarung dan terihat sangat fashionable. Sesi itu diisi oleh beberapa pembicara yaitu Mr. John Howkins, Bapak Bayu Krisnamurthi (Wakil Menteri Perdagangan), dan Ibu Mari sendiri. Steny Agustaf bertindak sebagai moderator.

sesi pertama PPKI

Mengenai John Howkins berikut sedikit biografinya (pekankreatif.com):
“John Howkins (Penulis, Konsultan untuk  Shanghai Creative Industry Center), John Howkins lahir 03 August 1945. Beliau adalah penulis dari buku yg berjudul ‘The Creative Economy' yang membahas tentang kreativitas dan inovasi yang terbit pada 2001, yang kemudian direvisi pada 2007. Pada 2010 beliau kembali menulis buku yang kedua dengan judul 'Creative Ecologies: Where Thinking is a Proper Job' yang masih mengangkat topik bahasan yang sama.
Howkins mendapatkan gelar BA bidang Hubungan Internasional di Universitas Keele dan Diploma di bidang Urban Design di Architectural Association School of Architecture. Saat ini beliau aktif sebagai Visiting Professor di City University, London, Inggris. Wakil Dekan dan Visiting Professor, Shanghai Theatre Academy, Cina.”

Diawali oleh sambutan Ibu Mari, beliau menjelaskan mengenai pengertian ekonomi kreatif itu sendiri, suatu kementrian yang baru dibentuk dan beliau menjelaskannya dengan menarik. Oh ya selama sesi ini digunakan 2 bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Inggris, karena kan juga mengundang pembicara dari luar, jadi ya saya denger seminar sekalian belajar listening juga. Hihi.. Walau agak susah juga soale Mr. Howkins kan orang Inggris jadi bahasanya juga Inggris British. Tapi ada slide presentasi  untungnya, jadi sekalipun kurang ngerti pas listeningnya tapi kebantu sama slidenya itu. Hihi.. 

Some notes from Bu Mari Elka Pangestu:

“Creative Economy is how to create value from existing knowledge (value creation)”

“Tourism berkembang kalo kreatif ekonomi juga berkembang”

Monetize the value makes creative economy”

Selesai Bu Mari menguraikan sambutannya, dilanjutkan oleh Pak Bayu Krisnamurthi dari kementrian perdagangan untuk berpresentasi. Beliau berpresentasi dengan menggunakan bahasa yang simpel. Mengambil contoh mengenai kue mochi asal sukabumi yang dari dulu packagingnya selalu sama yaitu dibungkus bambu dan diatasnya ada tulisan huruf kanjinya. Padahal nilai nya bisa dinaikkan dengan mengubah packagingnya menjadi lebih menarik dan kreatif. Soale kalo dari segi rasa katanya gag kalah kok sama mochi jepang. Hehe.. Makanya beliau ngasih ide gimana supaya diadain sayembara buat bikin desain packaging kue mochi tapi syaratnya nantinya desain itu mesti bisa dibuat oleh UKM yang ada. Wow, contoh yang menarik ya.. Beliau terinspirasi dari quote yang berbunyi “ Design is not Everything, but Everything is Design” lalu jadi terpikir membuat quote yang satu ini:

“Creativity is not everything, but EVERYTHING needs CREATIVITY”

“Creativity means add value”

“Creativity is not everything, but WITHOUT CREATIVITY, everything will be NOTHING”

Setelah Pak Bayu selesai berpresentasi, Steny menambahkan juga bahwa kalau yang namanya INOVASI itu berarti bisa menambah/ menggabungkan, jadi berbeda dengan invent.
Kemudian masuklah ke sesi untuk Mr. John Howkins berpresentasi. *langsung catat, catat, catat..
Beliau menerangkan mengenai Creative Economy, GLOBAL EVOLUTION. Here some notes from Mr. Howkins:

There are three principles in creative ecologies:
#1 : Everyone is creative
Means that everyone is born with IMAGINATION and PASSION to use it.
Dari sejak lahir, bayi sesungguhnya sudah menjadi pribadi yang kreatif. Mereka mengadaptasi atau mencontoh apa yang orang tuanya lakukan.

#2 : Creativity needs freedom
We want to be free to manage our relationship to ideas.
- Freedom to BORROW, COPY, ADOPT
- Freedom to FAIL
- Freedom to WIN

#3: Freedom needs markets
Means the creative economy needs tools such as:
Assets, markets, transactions for every field (arts&culture, design, media, innovation).

Four themes in Creative Economy:
#Theme 1: Learning
Education ≠ Learning
- Education: state driver, compulsory, age limited
- Learning: Self driven, voluntary, continious
Mr. Howkins said that education is what state provided us, so it’s kind like state business. Hehe..
Learning is more important than education. We want to learn because we want to develope our self. And that’s why it’s up to us. Stop learning, stop adapting means stop our life.

#Theme 2: Digital
- Four trends (big data, algorithms, cloud, devices as control panel)
- 3D Design (crafts, US Army, James Bond)

#Theme 3: Cities
- Creativity and Cities grow together (change and diversity, learning and adaptation)
- Buyers and sellers (Code, 3D Painting development, immersive theatre)
- Proposal (Clusters, Co-working spaces, Co-learning)

#Theme 4: Business growth
- Copyright, patents, trademarks
“copyright is the currency of a creative economy”
- Proposal: J-IPAS
- Assets, Markets, and Transactions
- Proposal (Six steps: Qualifications, The first job, company management and growth, IP, Finance (debt, equity, M&A), Exporting)

CREATIVITY = LEARNING +ADAPTATION
-John Howkins, Nov 2012

Saya setuju dengan pendapat John Howkins bahwa Learning is more impotant than Education, karena kalau yang namanya Learning itu kan motivasinya dari dalam, bentuknya juga sukarela bukan yang wajib karena disuruh, dan apa yang mau kita pelajari itu terserah minat kita, serta yang jelas gag dibatasin umur. Kalo saya pribadi baru merasa menjalani proses "learning" itu setelah tamat dari sekolah, barulah yang namanya proses Learning itu dimulai dan akan berproses terus sampai saya tua. Pencarian ilmu yang sesuai dengan keinginan kita, caranya pun tidak harus melulu di kelas lagi, tapi bisa dengan kegiatan sosial, membaca, berdiskusi dalam sebuah forum tertentu ataupun aktivitas lainnya.

What is your value? Capitalize it!
This is an assets!
Monetize YOUR VALUE!

Nah sesi pertama sudah berakhir sekitar pukul 12 siang. Dilanjutkan dengan makan siang dan networkingan ato tuker kartu nama. Karena saya cuma anak iseng yang belum punya network luas apalagi tukeran kartu nama, jadi saya cuma sebatas makan (gratis) plus observe tingkah laku di sekitar venue tersebut. Kalau yang  berkepentingan soal bisnis dan kerjaan, ini merupakan ajang yang menarik, karena disini akses buat orang2 yang bergerak di bidang industri kreatif khususnya untuk saling berkenalan dan berdiskusi. Setelah perut kenyang, lanjut saya lihat keadaan di panggung utama. Karena memang sudah diberitahu bahwa bakal ada flash mob sarung. Yups, sarung memang sedang digalakkan disana, dan banyak audience yang dateng ke seminar pada pake sarung yang dimodif atau batik, dan ternyata sarung juga bisa fashionable juga lho. Saya baru tau pas nyampe disana, dan langsung berasa saltum, hehe..

Ketika nonton flashmob, dimana Bu Mari dan Mr. John Howkins juga ikut menari bersama-sama, saya jadi mulai kepikiran deh untuk mengabadikannya dengan foto supaya bisa dijadiin tulisan yang komplit. Wah banyak banget wartawan dengan kamera DSLR nya itu yang ngerubungin, sementara saya dengan bermodal kamera hp ini juga mencoba ikut2an sok2an jadi wartawan lepas, jadi sulit banget dapet gambarnya. Yah akhirnya walaupun cuma dapet sedikit dan anglenya gag terlalu bagus, tapi saya bisa mengabadikannya. 
Setelah itu saya mengunjungi stan2 pameran kerajinan dari masing-daerah daerah. Banyak juga barang yang dipamerkan lho disana dan semuanya asli asal Indonesia.

Tarian sarung oleh kawan-kawan muda

Flashmob sarung..

Dancing with sarung!

Banyak banget wartawan, jadi susah ambil foto, hehe..

Another pic flashmob with sarung..

Mr. John Howkins ikutan flash mob..

Bu Mari dan Mr. Howkins juga menari bersama-sama..

Great event..!

Sarungnya dipake juga ya mister pas di London.. hehe..

Angklung..

Sarung yang sedang digalakkan..

Some cute crafts..

Game interaktif..

Wah ada mainan traditional ini juga!

Situasi pameran..

Batik Oh Batik.. 

Ibu-ibu pengrajin kain tenun..

Pameran keramik

Jam 2, sesi berikutnya pun dimulai. Keadaan agak sepi dibanding sebelumnya. Pembicaranya Pak Idwan dari kementrian riset dan teknologi, Pak Djoko Kirmanto (Menteri Pekerjaan Umum) dan Mr. Kenichi Imabayashi (Deputi Direktur Jendral untuk Industri Kreatif METI Japan). Presentasi dari Pak Idwan meliputi pengembangan riset dan penggunaan teknologi dalam bidang ekonomi kreatif.

“Curiousity -> Research”

Contohnya pelepah pisang kepok bisa dijadikan panel peredam suara. Terus dikembangkannya batik fractal (batik print) yaitu modifikasi corak batik dengan menggunakan teknologi software tertentu. Game Online juga bisa dirancang sedemikian rupa sehingga background cerita yang dipakai bisa berupa cerita kerajaan Majapahit. Menarik bukan?

Teknologi Informasi Komputer (Enabler/ Empower) untuk membuat kreativitas dan Inovasi”
It is Faster, Cheaper, and Better.

Sesi 2 PPKI

Selanjutnya giliran menteri Pekerjaan Umum, Pak Djoko untuk berpresentasi mengenai topik: “CREATIVE PUBLIC SPACE, which means a new dimension of sustainability urban. It is related to the theory of joy. Pemanfaatan ruang terbuka yang dimaksimalkan agar nilainya bisa bertambah. Presentasi gambar sebuah ruang terbuka hijau dimana atapnya dihias dengan begitu banyak payung berwarna-warni, begitu cantik! Saya jadi teringat dengan projek saya bersama kawan saya waktu itu dalam mencari ruang terbuka hijau di daerah Bekasi (tulisannya ada di sini), dan jujur belum ada fasilitas taman kota yang tertata dengan baik. Dari segi masyarakatnya juga masih belum menghargai kebersihan dan turut menjaga keindahan taman, tapi dari segi pemerintah juga belum menyediakan fasilitas taman yang membuat masyarakatnya benar-benar nyaman disana. Salah satu taman yang waktu itu sedang digalakkan adalah taman Langsat (Hidden Park). Kenapa disebut Hidden Park? Karena memang letak taman nya yang tersembunyi dan jarang diketahui oleh masyarakat umum. Tetapi sesungguhnya memiliki potensi yang bagus, apalagi bila tertata dengan baik, dan sering diisi kegiatan2 yang menarik dan berguna. Nah, karena itu saya juga jadi penasaran pengen kesana kapan-kapan. hehe..

Berdasarkan UU penataan ruang, seharusnya ruang terbuka hijau mempunyai porsi sebesar 30% dari keseluruhan wilayah, tetapi faktanya di Indonesia ini baru ada sekitar 7,08-10% ruang hijau terbuka. Menurut informasi juga ada sekitar 960 hidden park di Indonesia. Harapan saya adalah semoga semakin banyak taman-taman atau green open space yang layak di negeri ini dan bisa membawa kehidupan yang lebih baik untuk masyarakat kedepannya.

Selesai Pak Djoko berpresentasi, sekarang giliran bagi Mr. Kennichi. Beliau menjelaskan tentang “Cool Japan Project” yaitu usaha pemerintah Jepang untuk memasukkan pengaruh Jepang melalui berbagai aspek, diantaranya lewat:
- Japanese products/ devices
- Animation/ char
- Fashion
- Traditional crafts/ arts
- Foods
- Music (J-Pop)

Pillar of Cool Japan:
1. Combining Japanese contents and consumer goods/ localization
2. Collaborating with local retail distributors including commercial facilities
3. Exploring regional resourcescommunicating information globally

Saya sempat juga mengajukan pertanyaan lho ke Mr. Kennichi walau dengan B. Inggris yang apa adanya. Hehe.. Waktu itu yang saya tanyakan adalah mengenai adakah usaha dari pemerintah Jepang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam hal peningkatan kewiraswastaan khususnya yang mencakup anak muda. Beliau lantas menjelaskan mengenai adanya kerjasama di bidang seni seperti JKT 48 dan tv show yang akan segera tayang, yang berjudul “Kokoronotomo”. Tv show tersebut akan meliput orang muda Indonesia yang mengeksplor budaya dan tempat-tempat menarik di Jepang.

Setelah selesai sesi ke-2, dilanjutkan dengan coffee break sekitar setengah jam, lantas masuk ke sesi ke-3 / terakhir dan disinilah keramaian dan antusias dari penonton yang crowded memuncak. Saat itu memang sudah sore sekitar jam orang kantor pulang kerja. Jadi tiba-tiba banyak sekali penonton yang masuk menyerbu studio XXI, dan wartawan juga jauh lebih banyak yang meliput daripada sebelumnya. Rupanya ada Jokowi juga menjadi pembicara di sesi tersebut. Segala gerak dan aksi beliau kan memang lagi jadi sorotan, jadi tak heran banyak wartawan yang datang. Mahasiswa dan anak-anak muda juga jauh lebih banyak yang datang ke sesi tersebut. Mungkin pada penasaran sama sosok Jokowi kali ya, hehe.. Oh ya pas itu saya juga liat Bu Mari sempet motretin 2 orang penonton yang pengen foto bareng ma Jokowi lho* aduh baik banget sih ibu..  Oya, jujur saya baru tau pas hari itu kalau bakal ada Jokowi juga, jadi pas tau, langsung ikut excited juga deh walau bukan warga jakarta :p

Dimoderatori oleh Jaya Suprana yang sudah terkenal akan kegokilannya dalam memandu acara, ditambah kehadiran Mrs. Fiona Kerr dari University of Adelaide, menambah semarak sesi tersebut. Pembicaranya gokil, penontonnya gokil, ya jadinya seru sekali. Diawali dengan presentasi dari Mr. Fiona Kerr yang sangat menginspirasi mengenai “Creative cities and hubs”. Beliau membahas usaha pencapaian creatives cities yang bisa menggunakan cara diskusi dan soft emphaty. Yang paling saya ingat adalah ketika beliau menceritakan tentang suaminya yang seorang Jerman yang sangat pintar tapi kurang kreatif. Suaminya itu benar-benar seorang pekerja keras yang efesien sekali dalam segi time management sampai-sampai waktu tidurnya hanya 2 jam sehari. Makanya Mrs. Kerr menyimpulkan:

“If you want to be creative, don’t be effecient, but take a loooong sleep”
hehe.. :p

Maksudnya itu kita juga perlu waktu tidur yang bagus supaya otak kita juga bisa istirahat dan ketika kita bangun tidur kita bisa berpikir lebih kreatif dan banyak ide-ide bagus yang muncul. Semua pemikirannya disampaikan dengan bahasa yang ringan dan santai. Wah saya pribadi suka banget deh sama presentasi dari Mrs. Kerr. Kemudian setelah selesai, dilanjutkan oleh presentasi dari “artis kita yang sudah ditunggu-tunggu” yaitu Pak Joko Widodo, gubernur DKI Jakarta yang baru. Beliau membukanya dengan guyonan tentang pengalaman pribadinya yang membuat semua audience tertawa, baru setelahnya masuk ke topik utamanya yaitu mengenai Creative Public Space juga. Jadi yang beliau inginkan untuk kedepannya adalah semakin banyak ruang pubik di Jakarta yang bisa digunakan untuk memasarkan produk-produk kreatif. 

“Kota perlu main product (positioning)”

Beliau membandingkan dengan negara lain yang mempunyai imej bagus yang begitu melekat. Ketika pergi ke Jakarta, jangan sampai yang melekat malah imej “macet”. Padahal beliau yakin sekali bahwa Indonesia memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki negara lain. Budaya kita jauh lebih banyak, sehingga tidak mustahil kalau suatu saat di Jakarta ini bisa menjadi kota carnaval. Tiap hari carnaval terus, undang saja tiap hari penari dari sabang sampai merauke ke jakarta untuk beraksi, kan negara kita kaya akan budaya. Bayangkan, Solo saja punya 3000 jenis tarian. Itu baru Solo, belum provinsi lain. Makanya yang perlu menjadi perhatian dari pemerintah saat ini adalah penyediaan fasilitas berupa ruang publik untuk “show their creativity”. Pemerintah DKI ingin membangun sebuah tempat pertunjukkan sekaligus bisa menjadi tempat bagi para pedagang kaki lima menjual produk-produk mereka. Kalau dikasih tempat yang layak, maka semuanya akan menjadi lebih rapi teratur dan ujung-ujungnya bisa mengurangi kemacetan juga kan.

Banyak yang bertanya di sesi tanya jawab tersebut, dan kebanyakan adalah anak muda Jakarta yang berharap akan perubahan yang lebih baik dengan hadirnya Jokowi. Di sesi tersebut, bu Mari Elka turut berdiskusi bersama Mrs. Kerr dan Pak Jokowi serta memberi konklusi akan keseluruhan topik. Beliau menutup acara hari itu pukul setengah 6 sore, seminar yang terdiri dari serentetan sesi itu pun berakhir. Ketika Jokowi berjalan menuju lobi untuk pulang, banyak yang mengikutinya, saya juga sempet tidak sengaja melihat beliau dari deket pas menuju lobi. Hehe..

 Sesi 3 PPKI

Hiasan Bambu di depan Epiwalk


Nah pengalaman yang gag terlupakan adalah ketika ditengah-tengah sesi Jokowi berbicara, secara tiba-tiba lensa kacamata saya lepas dari framenya dan saya udah gag bisa nikmatin lagi acara secara utuh deh sampe kebelakang. Soale minus saya udah tergolong berat, jadi gag keliatan apa2. T_T. Yaudah saya nikmatin ajah secara audio sambil tetep coba ngemur lagi frame kacamata saya pake alat yang ada (baca: pulpen, pensil, peniti, jepitan rambut). Tapi semuanya gag berhasil. Hmm.. Gimana caranya saya pulang nih ntar.. Ditambah akhirnya mur nya juga ikutan jatuh dan hilang. Wah belibet sendiri deh saya jadinya. Tapi akhirnya saya terpikir untuk ke optik saja, dan syukurnya di mall Epiwalk itu ada Optik Melawai.  Saya langsung minta tolong ke petugas optiknya supaya kacamata saya diperbaiki dan ternyata saya tidak dipungut biaya sama sekali lho.. Huah makasih banget deh pokoknya buat mas-mas optiknya. Hehe..

Hari yang sangat menginspirasi dan melelahkan (karena pulangnya macet banget ditambah hujan lebat juga). Pokoknya saya harap acara kayak gini bakal diadain terus secara reguler dan lebih banyak mendatangkan lagi speaker-speaker dalam dan luar negeri yang keren dan inspiratif. Maju terus ekonomi kreatif Indonesia!

JESUS is a CREATIVE GOD in making new plan in this season..

Senin, 19 November 2012

Les Bahasa Inggris

Yups, sudah sebulan lebih aku menjalani kursus bahasa Inggris di salah satu tempat kursus di Bekasi.
Aku mengambil kelas conversation disana.
Banyak pelajaran yang aku terima disana.
Bukan hanya belajar bahasa Inggrisnya saja.
Tapi mengenai etika berkomunikasi dalam sosial juga.

Kemarin aku belajar mengenai Indirect Question.
*teng tong.. hal baru lagi bagiku

Jadi indirect Question itu contohnya seperti ini:
Direct : What time is it?
Indirect : Can you tell me what time it is?

Kalau kita bertanya dengan Indirect Question akan terdengar lebih sopan dan formal.
Kalimat depannya bisa menggunakan beberapa pilihan seperti:
  1. Can you tell me __________?
  2. Do you know ___________?
  3. Please tell me ___________ .

Example:

WH-Question
1. What time is it now?
    Do you know what time it is now.
2. What program did you take last summer?
    Can you tell me what program you took last summer?
3. Who told you about the gossip?
    Please tell me who told you about the gossip. (menanyakan subject)

YES/NO Question
1. Is it 8 o’clock?
    Can you tell me if it is 8 o’clock?
2. Does he live in Texas?
    Do you know whether he lives in Texas or not.
3. Did you tell him anything about that?
    Please tell me whether or not you told him anything about that.

Untuk Y/N Question bisa menggunakan:

1. If _______
2. Whether _____ or not.
3. Whether or not _______ .

Minggu, 18 November 2012

Finally got my fav artist's signature

Akhirnya bisa dapet tanda tangan Jubing, senangnya...
Jubing Kristianto adalah pemain gitar solo akustik yang keren banget.
Sudah sejak lama aku mengagumi kepiawaiannya dalam memainkan senar-senar gitar.
Lagu-lagu yang dimainkannya pun membawa kebahagiaan.

Mall Kota Kasablanka
Disinilah aku melihat permainan gitar Jubing secara langsung untuk pertama kali.
Plus minta tanda tangannya juga.
Terus berkarya dan yang terbaik untuk Jubing!

Sabtu, 17 November 2012

Petualangan di Curug Nangka

Kamis, 01 November 2012 adalah moment yang so memorable bagi aku dan mba asni. Pagi itu kami berangkat bersama-sama menuju Bogor. Seperti yang sudah disepakati bersama sehari sebelumnya, berdasarkan riset dadakan dari mba Google, aku memutuskan untuk mengajak mba asni bertualang menuju curug Nangka. Suatu tempat yang kupikir masih accessable, tidak terlalu jauh juga lokasinya dari Bekasi. Curug adalah suatu tempat yang sudah lama aku ingin datangi. Sensasi natural view-nya dan udara yang segar, serta biaya masuknya yang murah meriah, kurasa menjadi pilihan yang tepat bagiku yang sudah malas dengan hiruk pikuk kota dan hiburan buatannya (dibaca:mall).

Kami janjian untuk bertemu di depan RS Karya Medika Tambun pukul setengah 8. Tapi akibat accident aku bangun kesiangan (walah..), kami baru berangkat dari sana jam 8. Sekitar Jam 08.45 sampailah kami di stasiun Bekasi, lantas langsung membeli karcis terusan Bekasi-Bogor seharga Rp 17.500. Akhirnya keinginan mba Asni untuk naik kereta api sambil nyanyi “Naik kereta api, tut..tut..tut..” kesampean juga (hihihi..). Untuk menuju bogor, kami harus transit di stasiun Manggarai, kemudian ganti kereta yang menuju Bogor. Kami menunggu dulu sekitar 15 menit barulah keretanya tiba. Ini merupakan perjalanan pertamaku menuju Bogor dengan kereta. Biasanya kalau aku naik kereta karena ingin ke Kota dan sekitarnya. Jadi feeling so excited banget deh!

Akhirnya kami sampai di stasiun Bogor sekitar pukul 11.30 siang. Kami memutuskan untuk mengisi perut dulu sebelum melanjutkan petualangan. Kami makan siang di warung padang yang ada di dekat stasiun, karena harga nasi padang biasanya standard, jadi kami tidak mungkin digetok dan kaget sendiri ketika membayar. Mengandalkan kemampuan berbahasa Sunda Mba As, berguna sekali untuk melancarkan perjalanan kami seperti ketika hendak menanyakan arah. ”Ieu teh palih ka luhur?”, cuma itu yang kuingat, itu juga kalo tidak salah, hehehe...

Setelah kenyang, kami melanjutkan perjalanan naik angkot 01 berwarna hijau, turun di Bogor Trade Mall (BTM) kemudian disambung naik angkot 03 berwarna biru jurusan Ciapus. Tidak lupa kami mengingatkan ke abangnya untuk diturunkan di curug Nangka, agar tidak terlewat. Dari BTM menuju curug Nangka perjalanannya lumayan jauh, sekitar 30 menit dan jalannya trus menanjak.

Akhirnya sampailah kami di curug Nangka. Dari tempat turun koasi menuju gerbang Curug kami berjalan kaki. Sebenarnya ada juga tukang ojek yang menawarkan tumpangan, tapi kami memutuskan untuk jalan saja, karena selain menyehatkan badan, kan namanya juga bertualang, jadi walaupun lumayan jauh tapi diasikin ajah.. Disana udaranya segar sekali. Di sepanjang perjalanan kami melihat ibu-ibu yang sedang menggotong kayu. Ada juga bapak-bapak yang mengangkut rumput dengan motor.


Welcome to Curug Nangka!

There are the tickets!

Sesampainya di gerbang Curug, kami membayar biaya masuk sebanyak 2 kali. Pertama kami membayar Rp 5000, lalu Rp 2500. Setelah masuk, kami langsung terpana menikmati pemandangan pohon-pohon pinus yang tinggi, hamparan lahan hijau, lembah dan bukit yang cantik. Letak curug tersebut ada kaki gunung Salak, jadi aku benar-benar ingin mengingat pemandangan tersebut di dalam memoriku, secara di Bekasi itu jauh dari gunung (adanya Gunung Agung doang, hehe...)


Here I come..

Get into the forest!
  
 I wonder how tall it is!

Get the fresh air!

Karena sudah waktunya bagi Mba Asni untuk sholat, kami memutuskan untuk menuju mushola terdekat. Mba asni mengambil wudhu, sementara aku ingin meregangkan kaki juga. Setelah itu dimulailah petualangan kami. Oya, disana sedang ada yang syuting lho. Dalam perjalanan pulang aku sempat melihat Joshua Suherman, dan mobil kru bertuliskan “Gotcha”. Mba asni pun sempat mendengar secuplik dialognya. Sepertinya itu film horror. Hihihi...


Shoot me please, wkwkk...

Praying area is provided.

Kembali ke topik awal, perjalanan kami dimulai dari curug Nangka, yaitu curug yang terdekat dari pintu masuk. Dikawasan tersebut terdapat 3 Curug dengan ketinggian yang berbeda-beda. Curug Nangka-Curug Daun-Curug Kaung. Nah kalau curug Daun itu yang paling pendek, sementara curug Kaung yang paling tinggi dan berada di kawasaan yang paling ujung. Kami mesti melewati bebatuan sungai, dan karena aku agak tidak terlatih kalau disuruh loncat-loncat, makanya aku suka tertinggal. Apalagi curug Nangka itu letaknya dibawah, jadi kami mesti menuruni jalan bebatuan dan menyusuri lembah. Jalan setapak yang ada disana bukan yang didesain secara benar-benar rapi, jadi agak sulit juga track dari satu curug menuju yang lain. Karena itu bagi yang mau kesana, disarankan memakai alas kaki yang benar-benar nyaman dan tidak selip atau licin ya.

Here are some nice pics on the way to Curug Nangka..















Setelah puas menikamti curug Nangka, kami kembali naik ke atas untuk melanjutkan perjalanan. Tapi kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di warung yang ada di sekitar curug. Kami membeli pop mie untuk mengisi perut dan minum berbekal air yang sudah dibawa dari rumah. 


Itadakimasu..!!

Along the way, there are many stalls sell food and drink.

Setelah puas beristirahat dan mengisi tenaga, kami melanjutkan perjalanan menuju curug Daun dan curug Kaung. Wah benar-benar sensasi petualangan yang amazing, mesti mendaki setapak demi setapak, melewati sungai, menyusuri hutan, sungguh pengalaman yang priceless. Disepanjang jalan, kami sempat melihat pasangan-pasangan yang sedang asik berpacaran. Mungkin pacaran di hutan rasanya lebih asik kali ya, hehehe...

Here are some pics again along the way to Curug Daun and Curug Kaung!











 




Setelah puas menikmati pemandangan curug Kaung, mengabadikan moment tersebut lewat foto dan video, serta sedikit main air, kami memutuskan untuk segera kembali dan siap-siap pulang. Karena hari sudah mulai sore, dan perjalanan ke Bekasi juga lumayan jauh. Sekitar pukul 3 sore kami menuntaskan perjalanan kami di curug Kaung. Setelah tiba di tempat awal, Mba Asni memutuskan untuk membersihkan diri dan sholat dulu. Aku juga berganti baju dulu. Setelah selesai sholat, kami pun mengucapkan selamat tinggal pada curug.


On the way back to the gate..

Look at the amazing view..

Bye-bye Curug..

Kami pulang sekitar pukul 4 sore dari sana, melanjutkan perjalanan pulang naik koasi yang sama menuju BTM. Dari BTM kami transit dulu untuk makan di KFC, karena perut kami sudah lapar. Setelah kenyang dan berjalan-jalan sejenak, waktunya bagi Mba As untuk sholat magrib. Maka kami pun mencari mushola yang ada di mall tersebut. Setelah selesai sholat, kami pun melanjutkan perjalanan menuju stasiun untuk mengejar kereta menuju Bekasi. Saat kami sampai di stasiun Bogor, yaitu sekitar pukul 7 malam, kami langsung mencari loket untuk membeli tiket terusan Bogor-Bekasi ekonomi AC. Kami bersyukur karena masih ada rute kereta yang melayani, tapi kami sempat kebingungan mencari jalurnya, sebab disana tidak ada papan nomor jalurnya. Kami pun bertanya ke petugas, dan petugas pun menjelaskannya. Keretanya lengang sekali dan kami sangat menikmati perjalanan naik kereta ini, karena bebas macet, bisa kebagian bangku untuk duduk,  berAC pula. Jadi alangkah enaknya kalau ada transportasi yang seperti ini di banyak tempat. Pikiranku pun langsung menuju MRT, seperti pengalamanku di Singapura dulu. Kemana-mana bebas macet, transportasinya teratur dan terjadwal dengan baik. Tapi masih 10 tahun lagi katanya ya baru terealisasi disini, hmm...

Kami sampai di stasiun Bekasi sekitar pukul 9 malam. Mampir di alfamart dulu untuk membeli minum dan roti. Setelahnya kami naik elf menuju ke tempat kami masing-masing. Makasih banyak buat Mba Asni yang udah jadi partner petualangan aku ke curug hari itu. Semoga kita bisa bertualang ke tempat yang lebih asik lagi, dan tentunya mengalami hal-hal yang lebih menyenangkan lagi. Otsukaresama.. ^0^

------------------------------------------------------------------------------------------------------

Perincian biaya perjalanan pulang pergi dari Tambun (rumahku) ke Curug Nangka:

Ongkos pergi Tambun-Bekasi      : Rp    7.000
Ongkos KRL pp                           : Rp  35.000 (@ 17.500)
Ongkos Stasiun Bogor-BTM pp    : Rp    4.000 (@ 2.000)
Ongkos BTM-Curug Nangka pp    : Rp  10.000 (@ 5.000)
HTM Curug Nangka                     : Rp    7.500
Makan siang nasi padang            : Rp  12.000
Makan pop mie di curug             : Rp    7.000
Makan sore di KFC                      : Rp  18.000
Ongkos pulang Bekasi-Tambun   : Rp  10.000             __
Total                                         : Rp 110.500 

Rp 110.500,- untuk pengalaman yang priceless..  

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...