Minggu, 31 Agustus 2014

Air dan Es Batu

Sumber gambar disini 

Mungkin ada yang masih ingat dengan pelajaran IPA pas kelas 4 SD dulu. Dulu ada pelajaran tentang jenis-jenis wujud zat. Ada padat, cair dan gas. Ada yang masih ingat sifat dari zat cair? Zat cair seperti contohnya air, dia akan bisa berubah bentuknya menyesuaikan dengan wadah dimana dia ditempatkan. Mau itu ditempatkan di teko kecil, di bak kotak yang besar, di dalam ember yang bulat, dia akan langsung menyesuaikan diri dan mengikuti bentuk dimana dia ditempatkan. Fleksibel.

Bandingkan dengan es batu. Walaupun sama-sama berasal dari air, tapi dia tergolong zat padat. Jadinya ketika ditempatkan di suatu wadah, maka dia tidak akan langsung mengikuti bentuk wadah dimana dia ditempatkan. Misal kita mengeluarkan sekotak es batu dari kulkas untuk dicampurkan dengan es teh manis (zat cair). Si es teh manis ini tentunya akan berwujud persis mengikuti bentuk cangkirnya, sementara si es batu ini ya akan tetap berwujud kotak, sesuai wadah dimana dia dibekukan sebelumnya. Tapi jangan salah, es batu ini juga lama-lama akan mencair dan bisa mengikuti bentuk cangkirnya. Hanya saja si es batu itu butuh proses dan waktu. Proses untuk mencair.

Es batu ini sekarang masih butuh banyak belajar selama “proses mencair” dan butuh “waktu untuk mencair”. Ini wajar. Ini adalah hal yang harus dilalui, karena akhirnya es batu ini akan menjadikan lebih nikmat lagi bagi si peminum es teh manis tadi, saat hari terik. :) 

Mungkin analogi yang aneh, tapi itulah yang ada di benak si es batu saat ini.

Cheers,


Mimpi Bertualang ke Nepal

 (Sumber foto: liveniping.com)

Bisa bertualang ke Nepal gratis? Wow, membayangkannya saja hatiku sudah berdebar-debar. Sebuah kebetulan ketika membuka notifikasi AirAsia lewat email, aku membaca tentang kompetisi blog ini. Kompetisi menulis ini diadakan oleh AirAsia sebagai bagian dari perayaan 10 tahun AirAsia Indonesia. Melihat hadiahnya jalan-jalan gratis, aku langsung tertarik untuk menjajal kompetisi ini.

Jujur sebelumnya belum pernah terlintas di pikiranku untuk mengunjungi negeri yang kaya akan budayanya ini. Barulah, setelah mengetahui adanya sebuah kesempatan dari AirAsia  untuk mengunjungi Nepal secara cuma-cuma, aku jadi mulai ingin tahu lebih banyak tentang negara Nepal.
Aku segera mencari tahu informasi di internet untuk mengetahui apa saja yang bisa dieksplor di negara yang terkenal akan pemandangan gunung Himalayanya yang mempesona ini. Ternyata semakin membacanya, semakin ingin aku untuk bisa benar-benar menginjakkan kaki disana.

Jika Tuhan berkehendak dan aku diberi kesempatan untuk bisa mewujudkan mimpi petualanganku ini, maka kira-kira seperti inilah mimpi petualanganku 5 hari 4 malam di negara tersebut:

Hari pertama
Dengana asumsi sampai di Bandara Internasional Tribhuvan, Kathmandu pada sore hari, aku dan kawanku akan langsung menuju ke penginapan di Nagarkot, dengan menggunakan transportasi penjemputan dari bandara yang kami minta sebelumnya kepada pihak hotel. Kami akan menghabiskan malam disana sembari mengistirahatkan badan kami yang lelah karena perjalanan jauh.

 Pemandangan langit Nagarkot
(Sumber foto: virtri.com)

Hari kedua
Besoknya kami akan bangun pagi-pagi sekali untuk menikmati pemandangan matahari terbit di Nagarkot. Wah jika dibayangkan, pasti cantik sekali pemandangannya! Bisa menatap awan-awan yang terbentang luas di bawah kita, serasa negeri di atas awan. Setelah puas menikmati keindahan pegunungan Himalaya dan selesai sarapan, kami akan langsung menuju ke Pokhara sekitar jam 10 pagi.  Dari blog yang sangat menginspirasi ini, didapat informasi bahwa untuk menuju Pokhara dari Nagarkot lewat jalur darat, dibutuhkan waktu tempuh kurang lebih selama 8 jam. Sebuah perjalanan yang memakan waktu panjang, tapi pastinya akan tetap kami buat asik. Untuk menuju kesana kami akan menggunakan jasa mobil sewaan.

Hari kedua ini akan diisi dengan bermalam di penginapan yang berlokasi di tepi danau Pokhara yang eksotis. Menikmati tepian danau Phewa yang cantik pasti akan menjadi hal yang sangat menyenangkan. Danau Phewa itu istimewa karena katanya seperti cermin, bisa memberikan refleksi yang indah pada perbukitan yang mengelilinginya.

 Danau Phewa
(Sumber foto: neverstoptravelling.com)

Hari Ketiga
Hari ini akan diisi dengan seharian mengeksplor Pokhara. Setelah sarapan, kami akan melanjutkan perjalanan menuju Tashi Palkhiel yang merupakan tempat pengungsian warga Tibet di Pokhara. Aku penasaran sekali ingin melihat biksu-biksu Tibet secara langsung. Kalau bisa, aku juga ingin mengobrol dan berfoto dengan mereka. (Tetap narsis ya, hehe..) Disana aku juga ingin belanja souvenir kerajinan tangan khas Tibet.

(Sumber foto: kierandmurray.com)

Tempat lainnya yang ingin sekali aku eksplor di Pokhara adalah Danau Phewa itu sendiri. Danau yang cantik ini, semakin cantik karena dihiasi oleh perahu-perahu kecil berwarna-warni yang disewakan. Kalau waktu memungkinkan, maka kami akan melakukan pendakian ke bukit Ananda untuk memandangi keindahan Pokhara dan danau Phewa dari atas ketinggian bukit. Kami akan menyewa perahu untuk sampai di bawah bukit. Kemudian memulai pendakian kecil kami dengan melalui tangga-tangga terjal dan jalan-jalan yang menanjak. Di puncak Bukit Ananda juga terdapat Pagoda Perdamaian Dunia.

Hari Keempat
Kami akan kembali bangun pagi-pagi dan beranjak ke atap penginapan untuk menyambut datangnya mentari yang berhiaskan pegunungan Himalaya. Lalu kami akan bergegas untuk siap-siap ke bandara dan meninggalkan Pokhara usai sarapan. Berdasarkan hasil pencarian informasi dari blog yang keren ini, biaya pesawat menuju Kathmandu untuk sekali jalannya itu ternyata lumayan mahal, sekitar 90 dollar. Tapi demi mengejar waktu dan tempat lainnya untuk dikunjungi, aku rasa harga tersebut masih relevan. Siang itu kami akan memilih menginap di daerah Thamel yang memang terkenal sebagai kawasan turis.

Setelah meletakkan ransel, maka kami akan langsung mengeksplor Kathmandu semaksimal mungkin. Mengunjungi kuil-kuil yang jumlahnya tersebar banyak disana. Salah satunya adalah Boudhanath Stupa, stupa besar yang dibangun oleh para penganut ajaran Buddha dari Tibet. Kemudian Pshupatinath Temple yang merupakan kuil bagi umat Hindu untuk berdoa kepada Lord Shiva. Disana aku penasaran ingin bertemu langsung dengan para Holymen. Kalau sempat juga ingin aku mengunjungi Swayambunath Temple, sebuah kuil untuk umat yang beragama Buddha, untuk melihat pemandangan kota Kathmandu dengan bangunannya yang berwarna-warni.

Sebagai penutup perjalanan, kami akan mengunjungi Durbar Square. Salah satu tempat wajib kunjung jika sedang berada di Kathmandu. Disana terdapat istana para raja yang dulu pernah berkuasa di Nepal dan beberapa kuil tua yang berumur ratusan tahun. Tempat itu terkenal ramai dengan turis asing maupun masyarakat lokal yang datang untuk berdoa di kuil.  Yang menarik dari Durbar Square ini adalah karena di tempat inilah seorang Kumari tinggal. Kumari adalah seorang gadis kecil yang dianggap sebagai reinkarnasi Dewi Hindu yang bernama Durga. Menurut kepercayaan disana, kalau bisa melihat Kumari walau hanya beberapa detik, bisa mendatangkan keberuntungan. Makanya banyak orang yang berkumpul di bawah jendela sang Kumari dengan harapan bisa melihatnya walau hanya sesaat.

Kami juga pastinya ingin menghabiskan malam terakhir disana dengan mengeksplor hidangan khas Nepal. Sekalian belanja oleh-oleh juga tentunya.

 Durbar Square, Kathmandu
(Sumber foto: en.wikipedia.org)

Hari Kelima, Hari Terakhir
Hari ini kami akan bersiap pulang kembali ke Indonesia. Jika waktunya masih sempat, paginya kami akan berkeliling sekitar penginapan untuk jalan-jalan sekalian membeli keperluan oleh-oleh yang belum sempat dibeli di hari keempat. Aku pun ingin membeli beberapa kartu pos untuk dikirimkan kepada keluarga dan sahabat di Indonesia sebagai kenang-kenangan. Setelahnya kami akan bersiap-siap pulang menuju bandara dengan meninggalkan banyak kenangan di negeri penuh petualangan tersebut.

Wuahh.. Impian ini rasanya ingin benar-benar bisa terwujud. Ya semoga saja keberuntungan mendatangiku dan membuat tulisan ini bukan sekedar menjadi khayalan dan cita-cita, melainkan benar-benar bisa menjadi kenyataan. Semoga.

AirAsia bisa saja mewujudkan impianku dan mengubah hidupku. Bagaimana dengan kalian?

Setiap mimpi besar selalu diawali dari satu langkah nyata kecil dulu
-Yuanita Handoko, Agustus 2014 

Cheers,







*Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog “Bagaimana AirAsia Mengubah Hidupmu?” dalam rangka 10 tahun AirAsia Indonesia.

Pengalaman Pertama Menjelajah Negara Asing

Mei 2012 lalu adalah bulan yang penuh kenangan bagiku. Aku niatkan diriku dari tahun 2011, untuk mengumpulkan uang hasil kerja untuk bertualang ke negara tetangga Singapura. Ini menjadi semacam gerbang pembuka untuk langkah aku pergi melihat dunia luar. Awalnya aku hanya mengusulkan niatanku ini ke seorang kawanku. Tidak disangka responnya sangat cepat dan kami niatkan diri kami untuk pergi kesana secara mandiri. Kami berburu tiket AirAsia promo ke Singapura dari bulan September 2011, dan mendapatkan tiket promo yang sangat murah untuk keberangkatan Mei 2012. Waktu itu, kami hanya mengeluarkan uang sebesar 650 ribu per orang, itu sudah biaya tiket pulang pergi. Setelah tiket sudah di tangan, selanjutnya kami bersiap melengkapi berkas-berkas untuk pembuatan paspor. Kawanku lah yang mengabariku lebih dulu bahwa paspor dia sudah jadi. Ya ampun, aku sendiri malah yang belum buat. Akhirnya akhir Desember 2011, bertepatan dengan libur tahun baru dari kantor, aku pergi ke imigrasi untuk mengurus pembuatan paspor. Secara administrasi, proses pembuatannya tergolong cepat. Aku mengikuti proses pembuatan yang normal tanpa jalur cepat, jadi harganya ya harga normal saja. Aku banyak minta info dari kawanku yang sudah lebih dulu membuat paspor, mengenai cara-caranya dan kelengkapannya. Jadi ketika sampai di kantor imigrasi Jakarta Kota, semua berkasku telah lengkap dan prosesnya pun menjadi lancar.

Paspor sudah di tangan, ah sudah aman. Tinggal memikirkan mengenai proses pemesanan hotelnya. Kawanku yang sudah lebih dulu ke Singapura memberi rekomendasi satu hotel di Singapura yang sudah terkenal dan jaringannya banyak dimana-mana. Dan yang paling penting, biaya menginapnya pun murah. Akhirnya, aku mendapatkan hotel yang murah di daerah Geylang. Ya, walaupun memang sudah terkenal sebagai kawasan red district, tapi setidaknya Singapura adalah negara yang tergolong aman. Jadi aku bawa santai saja. Maret 2012 aku sudah booking hotel untuk kami berdua menginap. Berarti tinggal mematangkan rencana perjalanan selama nanti bertualang disana. Aku sudah mencari tahu tentang tujuan-tujuan wisata yang menarik di Singapura dari semenjak aku membeli tiket. Aku banyak belajar dari pengalaman kawanku yang sudah lebih dulu kesana. Mencari referensi dari buku-buku perjalanan dan membaca cerita-cerita dari blog orang makin membuat aku antusias dan tidak sabar untuk menjejakkan kaki di negeri Singa putih tersebut. Peraturan seputar denda disana juga menjadi peringatan yang harus kuingat baik-baik. Karena jangan sampai, rencana perjalanan hemat jadi buyar hanya karena terkena denda disana. Jadi, sebelum datang ke suatu negara, paling tidak kita harus cari tahu dulu peraturan di negara tersebut. 

Akhirnya bulan Mei yang ditunggu-tunggu pun datang juga. Aku sudah membayangkan betapa antusiasnya kami berdua nanti disana. Aku dan kawanku bertemu langsung di bandara Soekarno Hatta. Kami sama-sama naik bis damri dari kota asal kami. Aku dari Bekasi dan kawanku dari Bogor. Pesawat AirAsia tujuan Singapura berangkat pukul 2 siang WIB. Kemudian kami tiba di bandara Changi sudah lumayan sore, sekitar pukul 5 waktu Singapura. Kami langsung menuju ke hotel kami di daerah Geylang dengan menaiki MRT dari bandara. Kami menghabiskan malam itu di hotel saja, sembari mengumpulkan tenaga untuk berkeliling Singapura keesokan harinya.



Selama mengitari Singapura dalam waktu 2 hari penuh itu, banyak hal menarik yang aku dapat. Tentunya selain bisa berpose di depan lambang Universal Studio, aku juga mempelajari sedikitnya budaya negara tersebut. Ketika berjalan di dalam stasiun, aku lihat masyarakat lokal disana berjalan dengan cepat. Aku yang mengikutinya ritmenya saja jadi lumayan terengah-engah. Lalu saat aku mengunjungi kebun rayanya, aku menemukan aktivitas yang sangat menarik. Anak-anak SD disana sudah diajari untuk mengumpulkan sampah dan menjaga lingkungan. Kami pun termasuk pengunjung yang dimintai oleh anak-anak tersebut apabila ada sampah yang ingin dibuang. Tempat sampah yang mereka bawa sangat lucu-lucu, bergambar warna-warni, menjadikan kegiatan tersebut jadi terasa menyenangkan.

 Anak-anak ditemani gurunya, sedang melakukan aktivitas mengumpulkan sampah

Disana, air minum harganya juga lumayan menguras isi dompet. Jadi kami putar otak untuk mengakalinya. Dalam perjalanan menuju Pulau Sentosa, kami mampir dulu ke supermarket Giant yang ada di Mall Vivo City. Disana kami membeli air minum botol yang berukuranan 1 liter sebagai persediaan. Dan tak lupa kami juga membeli persediaan roti dan susu untuk persediaan kalau malam belum sempat mencari makan. Untuk bekal air keesokan harinya, kami masak air dulu pagi-pagi sebelum berangkat dengan menggunakan termos air panas yang disediakan di kamar hotel. Jadi, setelah bangun pagi, aku langsung masak air.


Untuk masalah oleh-oleh, kami mengakalinya dengan belanja di malam hari kedua. Jadi biar urusan belanja cepat beres dulu. Kami mengitari jalan sepanjang China Town untuk mencari souvenir yang murah meriah. Sebelumnya kami juga mampir ke Mustafa Center untuk belanja coklat. Kami ingat betapa senangnya kami bisa menemukan masjid di dekat Mustafa Center untuk temanku beribadah. Di toko Daiso yang ada di mall Vivo City, mata kami hijau melihat barang-barang unik yang dijual di sana. Maklum semua barang dijual seharga 2 SGD saja. Jadi, saat itu kalau dirupiahkan, harga semua barang hanya sekitar 15 ribuan saja. Dari pernak pernik sampai kebutuhan rumah tangga, semuanya dibandrol rata. Aku juga sempat bertemu dengan orang Indonesia di daerah Orchard, dan beliau membantu kami memberi tahu arah jalan. Tapi aku sendiri sempat juga dimintai petunjuk arah saat di stasiun, oleh seorang ibu-ibu India yang datang bersama rombongannya. Jadi lumayan seru, banyak pengalaman menyenangkan yang kudapat disana.


Tapi yang paling kuingat adalah aku jadi lebih mengenal diriku sendiri lewat perjalanan kali ini. Aku yang mudah panik ini, jadi harus belajar sabar, lebih bisa mengendalikan emosi dan bisa membuat perjalanan seberat apapun tetap terasa asik. Untungnya kawanku adalah seorang yang sangat pengertian dan bisa melengkapiku. Kami berdua banyak berjalan kaki selama bertualang disana. Sampai-sampai pinggangku rasanya mau patah di malam terakhir kami disana, dan kawanku juga sampai memakai koyo untuk menghilangkan rasa penat di kaki dan punggungnya. Aku sangat mengucap syukur karena diberikan teman perjalanan yang seperti kawanku ini.

Aku dan kawan seperjalananku, Ulan

ini adalah langkah pertamaku untuk menjelajah negeri asing. Dan bertualang rasanya menjadi seperti candu, yang membuat aku ingin terus melangkahkan kaki menuju lebih banyak tempat lagi yang menarik di dunia ini. Semoga.

AirAsia telah ikut mengubah cerita di hidupku. Bagaimana dengan kalian?


Cheers,







*Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog “Bagaimana AirAsia Mengubah Hidupmu?” dalam rangka 10 tahun AirAsia Indonesia

Kamis, 28 Agustus 2014

Petualangan ke Jogja 2013

Ini adalah memori dari perjalananku ke Jogja, kota pelajar itu, pada Agustus 2013 lalu.
Sesuatu yang ingin aku bagikan walaupun sudah berlalu setahun yang lalu.

Menjejakkan kaki di pantai Parangtritis untuk pertama kali 

Candi Borobudur yang megah

Candi Prambanan
Yang satu ini adalah yang terbesar dari tiga bangunan yang ada disana 

Dewi Durga yang terdapat di dalam salah satu bangunan di kompleks candi Prambanan

Pemandangan sudut jalanan di daerah Malioboro pada malam hari

Jangan lupa foto-foto asyik di Tugu Jogja kalau kesana

Bergaya dulu di titik nol, tempat nongkrong anak mudanya Jogja

 Makan malam dengan nasi kucing khas Jogja, lengkap dengan kopi JOSS

 Pantai Parangtritis yang ramai pengunjung

Selfie lagi

Patung replika seorang ibu yang sedang membatik, yang ada di kompleks Keraton Jogja

 Street art yang kutemukan di Kota Gede

Mengunjungi lokasi pembuatan coklat Monggo khas Jogja berasal, di daerah Kota Gede

Menemukan seorang ibu yang sedang membatik di area Taman Sari


Cheers,

Senin, 18 Agustus 2014

Nothing Lasts Forever

 The GREAT Torama Team.
Thank you for your love and for the moment that we shared..

 With my chief and my leader
Thank you for your guidance, Sir..

 With my Accounting Team
Thanks for your support and kindness, for being my great partner..

 With the super IT Team
Thanks a lot for your help and understanding along this time.
Without your support, I cannot do my job well.

 With the brainy Engineering Team and Master of Job Order
Thanks for the good cooperation along this time.
I really enjoy working with you, guys.

 With Mrs. Iin.
My only female mate that always warm the office..
Thanks for your cooperation, Mam..

 With Mr. Furuta, the marketing man
Otsukaresama deshita! :D

 Thanks everyone!!

 Thanks for your kind-hearted.
For always help and support me everytime I need..

 With “the specialist” QC Team
Proud to be introvert and become just ourselves!!

 With my inspiring and cool leader
From you, I learn to get slow down in face anything and just make fun the problem.
Wish I can learn more from you to be wiser, think more simple and smart!
Keep monetize your mind, Captain! 
Good luck for your business..
Wish you can reach your dream and become a Great Product Maker!
Hope we can work together again in the next opportunity..

I will miss you all so much.. 
I am really grateful for the joyfull and happiness that you gave.
Actually, it’s hard for me to say goodbye.. 
But, sometimes goodbye, though it hurts in your heart, is the only way for destiny. 
I am sure we will have another great time later.

Thank you from the deep of my heart, for all your support along these two months. You will always be in my memory and in my heart. I wish the best for you all..

"Thanks God for Your great plan. For setting me there and create sweet moment in my life, even just for a while.. "


Mantapkan langkahmu! :D
Satu langkah kecil untuk langkah besar selanjutnya..

- Agustus 2014, Zaenal Arifin 


Cheers,


*these all photos was taken on my last day in Torama, August 15, 2014

Senin, 11 Agustus 2014

Kau Tetap Allah - Nikita



Intro :
Bb C Am Dm Gm C F
Bb C Am Dm Gm Bb C

F                              C
Betapa dahsyat Engkau Tuhan
Am                         Dm
Pencipta segala yang ada
Bb           C             Am         Dm
Dulu s’karang sampai s’lamanya
Gm                         C
Hanya Engkau Tuhan

F                              C
Tak terselami pikiran-Mu
Am                         Dm
Tak terukur panjang setia-Mu
Bb           C             Am         Dm
Dulu s’karang sampai s’lamanya
Gm                         C
Hanya Engkau Tuhan

Reff:
F                              C
Ku sembah Engkau Yesus
Dm                         F              Bb
Hanya Engkau Allah di hidupku
F                              Gm
Tiada yang lain hanya Kau
C
Hanya Engkau Tuhan
F                              C
S’lamanya kau tetap Allah
Dm                         F              Bb
Walau dunia semua bergoncang
F                             
Tak tergoyahkan
Gm   C        F         Bb C
Kau tetap Allah

Intro:
F Bb C 2x
Gm F C

F                              C
Tak terselami pikiran-Mu
Am                         Dm
Tak terukur panjang setia-Mu
Bb           C             Am         Dm
Dulu s’karang sampai s’lamanya
Gm                         C
Hanya Engkau Tuhan

Reff:
F                              C
Ku sembah Engkau Yesus
Dm                         F              Bb
Hanya Engkau Allah di hidupku
F                              Gm
Tiada yang lain hanya Kau
C
Hanya Engkau Tuhan
F                              C
S’lamanya kau tetap Allah
Dm                         F              Bb
Walau dunia semua bergoncang
F                             
Tak tergoyahkan
Gm   C        F         Bb C
Kau tetap Allah

F                              C
Ku sembah Engkau Yesus
Dm                         F              Bb
Hanya Engkau Allah di hidupku
F                              Gm
Tiada yang lain hanya Kau
C
Hanya Engkau Tuhan
F                              C
S’lamanya kau tetap Allah
Dm                         F              Bb
Walau dunia semua bergoncang
F                             
Tak tergoyahkan
Gm              C      F
Kau tetap Allah
F      Gm     C      F
Kau tetap Allah

Intro:
F Bb F

Lirik     : kidung.com
Chord   : Nita

Don’t try to see how people do it, 
Just go do it right NOW !!
-Yuanita Handoko, Agustus 2014


Cheers,





Chicken Springroll

Inspirasi untuk membuat makanan ini datang ketika aku menonton sebuah film di bioskop berjudul “Selamat Pagi, Malam” kira-kira sebulan yang lalu. Film tersebut menceritakan tentang wajah kota Jakarta saat ini dari sisi psikologis dan budaya masyarakatnya. Penulisnya begitu jeli melihat hal-hal kini yang sedang mewabah di masyarakat Jakarta. Termasuk penamaan makanan “chicken springroll” yang tercetak pada buku menu di restoran-restoran kelas menengah dan premium. Kata-kata tersebut terasa seperti "lebih memiliki nilai jual" dan bergengsi daripada “lumpia ayam”, bukan?



My Chicken Springroll alias Lumpia Ayam

Ini adalah kali pertama aku membuat lumpia ayam. Pada saat membuat isian lumpianya aku lumayan lancar, tapi pada saat harus menggulung kulit lumpianya, kulit lumpianya robek terus. Terus lipatannya juga tidak rapi. Maklum ini adalah pertama kali aku mencoba membuat. Lama-lama kalau sering membuat, pasti jadi jago yah, hehe.. Akhirnya aku pun meminta bantuan mama, yang sudah biasa membuat lumpia. Hasilnya si lumpia pun tergulung dengan rapi. Setelah jadi dan matang, aku pun bangga dengan hasilnya. Rasanya menurutku pas di lidah. Si mama pun bilang lumpia ayamku lumayan enak. Aku jadi senang dan kami sekeluarga menikmati lumpia ayam buatanku. ^^


Resep browsing dari sini

Cheers,

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...