Dari tanggal 18-21 April 2013 bertempat di Blitz Megaplex Pacific Place, sedang diadakan kidsfest yang acaranya berupa pemutaran film internasional bergenre anak-anak dan remaja. Pengunjung boleh menikmati film-film tersebut secara GRATIS. Begitu mengetahui hal tersebut, maka hari Sabtu (20/04), saya mengajak Mba Asni janjian untuk jalan bareng kesana. Kami bertemu di tempat perberhentian shuttle bus di depan Indonesia Stock Exchange yang berseberangan langsung dengan mall Pacific Place. Mba Asni mengenakan kaos atasan berwarna hitam dan rok panjang berwarna hijau yang merupakan pemberian ibunya. Ia tampak begitu stylish dengan kerudungnya yang berwarna hijau muda. Saya sendiri mengenakan atasan kaos berwarna hijau dan celana selutut. Kita memang sudah janjian memakai baju berwarna hijau. Aku bergaya sporty dengan sepatu kets dan Mba As tampil sangat chick.
Kami segera menuju Blitz di Lantai 6 Pacific Place. Disana saya juga melihat antrian anak-anak yang sangat panjang di arena bermain Kidzania (maklum sedang weekend). Saat kami tiba di depan blitz ternyata belum ada admin untuk registrasinya. Saya memang menjadwalkan untuk datang lebih awal karena takut kehabisan tiket seperti saat nonton gratis film Jepang di Plaza Senayan beberapa bulan lalu. Tapi ternyata kekhawatiran saya tidak terbukti, karena saat itu terlihat masih banyak kursi yang kosong dan tiket yang tersisa pun masih lumayan banyak. Pikiran saya pun menyimpulkan mungkin karena belum banyak orang yang tau mengenai acara tersebut.
Kami pun mengambil tiketnya dulu, lantas sambil menunggu film diputar pukul setengah 1 siang, kami memutuskan untuk makan siang di restoran Ta Wan di lantai 5. Aku mengajak Mba Asni kesana karena ia sangat menyukai bubur ayam.
Setelah berusaha menghabiskan semangkok bubur ayam sapi yang kami pesan, kami segera masuk menuju ke dalam studio 5, dimana studionya relatif kecil seperti studio pribadi. Penonton siang itu didominasi anak-anak. Sebelum filmnya dimulai, diawali dengan film pendek buatan anak-anak yang ikut menonton juga disana. Film tersebut bercerita tentang asal mula taun baru Chinese. Filmnya lucu dan keren sekali untuk ukuran buatan anak-anak. Diawali sedikit gangguan teknis, film pertama pun dimulai. Judul film pertama yang kami lihat adalah “Little Robbers” asal Austria. Dengan percakapan dalam bahasa Jerman tapi sudah dilengkapi subtitle bahasa Indonesia, aku dan temanku menikmati film tersebut. Kadang kami tertawa geli karena adegan lucu yang ditampilkan actor cilik tersebut yang bermain dengan sangat baik.
Film selesai kira-kira pukul 2, dan kami pun segera beranjak mencari mushola untuk Mba Asni sholat. Sebelumnya kami mengambil tiket dulu untuk pemutaran film sore yang jam setengah 5 berjudul Vitus. Dari resensi yang saya liat di website, saya amat tertarik dengan film Vitus tersebut, karena bercerita tentang seorang anak laki-laki yang bermain paino.
Setelah Mba Asni sholat, kami mampir ke toko buku Times yang terletak di sebelah mushola. Kami membaca buku-buku dan majalah. Disana banyak dijual buku-buku luar negeri dan saya juga melihat buku karya chef favorit saya “Jamie Oliver” terpampang di rak. Kyaaaa, ureshi..!!
Mba Asni lantas meninggalkan ku sejenak karena sudah waktunya untuk kembali sholat dan sembari aku menunggu, aku melanjutkan membaca majalah-majalah luar yang ada disana. Setelah Mba Asni kembali, kami melanjutkan perjalanan berkeliling di sekitaran mal tersebut sambil tak lupa untuk mengabadikannya lewat sesi foto-foto ^^
Mba As yang girlie..
Aku yang sporty..
Menjelang pukul setengah 5, kami segera beranjak menuju blitz untuk menyaksikan film Vitus, yang mana film terakhir yang diputar di kidsfest untuk hari itu. Penonton yang sedang menunggu untuk menonton film vitus lebih banyak daripada penonton yang siang. Mungkin dikarenakan sore lebih banyak pengunjung yang datang ke mall tersebut. Dan lagi penonton tidak didominasi oleh anak-anak lagi, melainkan para remaja. Film pun dimulai dan ternyata aktor yang memerankan Vitus itu menurut saya ganteng, lagi super lihai bermain piano, membuat hati saya klepek2, wkwkkkk (wish he can be my young brother, hehehehe..) Saya tidak menyesal datang kesana, karena film Vitus memang benar-benar bagus. Jalan ceritanya mengenai seorang anak yang super genius dan lihai sekali bermain piano. Tapi ia selalu dipaksa untuk mengikuti ambisi orang tuanya. Suatu hari ia mengalami kecelakaan dan setelah itu pun alur hidup Vitus berubah. Bagaimana kelanjutannya? You better check out by yourself.
Beberapa potongan scene film Vitus
Teo Georghiu, pemeran Vitus, saat ini sudah menggelar konser pianonya sendiri di beberapa negara
Setelah puas menonton Vitus, kami segera melanjutkan perjalanan menuju Mall Senayan City naik kopaja 19 yang letaknya tidak jauh dari PP. Saya ingin menyaksikan fashion show yang sedang diadakan disana dalam rangka Fashion Nation yang ke-7. Saya belum pernah melihat panggung run away yang megah secara langsung beserta model yang mengenakan baju yang cantik-cantik. Gara-gara nonton film jepang “Paradise Kiss” saya jadi penasaran akan hal tersebut. Tapi sayangnya ketika sampai disana, acara untuk hari itu sudah kelar dari jam 7 malam, sementara kami baru tiba disana pukul setengah 8. Yaaahh… tapi gapapa lah masih ada next time.. Saya juga sudah sempat melihat bentuk panggung run awaynya, agak keluar dari ekspektasi saya sih, karena yang saya bayangkan panggung yang lurus dan panjang seperti di film jepang itu.
Perut kami pun sudah didera rasa lapar, akhirnya kami pergi ke lantai 5 untuk mencari makan di foodcourt. Kami memesan hoka-hoka bento dan segera mencari tempat duduk. Setelah selesai makan, kami segera melanjutkan perjalanan menuju Roti Bakar Eddy yang ada di belakang universitas Al-Azhar, Blok M. Kami sempat mencari-cari dimana letak tendanya, tapi setelah bertanya kepada seorang bapak yang keluar dari gedung universitas tersebut, kami diberitahu bahwa letaknya tidak jauh dari perempatan lampu merah, di belakang universitas itu. Berjalanlah kami di malam yang sudah sunyi sepi tersebut. Setelah sampai di warung Roti Bakar Eddy, ternyata keadaannya lumayan ramai, banyak kawula muda yang asik kongko-kongko di malam minggu tersebut, sembari menikmati roti bakar ataupun hidangan lainnya. Sekedar informasi, Roti Bakar Eddy juga menjual makanan lain seperti mpek-mpek, bubur ayam, dll. Ada juga gerobak pedagang lain yang bertuliskan INTERNET yang artinya Indomie Telur Kornet. Hehehe…
Daftar Menu Roti Bakar Eddy
Kami memesan roti bakar dengan isian pisang, keju, coklat dan pisang bakar dengan taburan keju dan meses diatasnya. Tampilannya sih ya biasa, rasanya lumayan enak, harganya juga ya masih terjangkaulah.. Roti Bakar Eddy sudah lumayan dikenal masyarakat, dan telah membuka cabang di dua tempat, yaitu pasar minggu dan pintu senayan III kalau tidak salah. Dan disanalah kami mengakhiri petualangan kami hari itu.
Saya lantas dibolehkan orang tua menginap di kosan mba Asni mengingat hari sudah malam dan bis menuju ke Bekasi pun sudah jarang. Kami menuju kesana naik transjakarta, dan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Di tengah jalan saya juga menyempatkan membeli sekaleng minuman di vending machine, yang bentuknya beda dari yang biasa saya temukan di halte busway. Yang kali ini saya rasa bentuknya lebih mirip dengan vending machine yang ada di Jepang.. hehe..
Akhirnya tibalah kami di kosan, dan saya akan melanjutkan perjalanan pulang keesokan paginya. Di perjalanan pulang paginya, tampak banyak orang yang naik sepeda menuju arah Blok M. Yeaa, car free day is in the town, and it’s a very enjoy moment to taste the silent and fresh Sunday morning in Jakarta.