Cinta tanpa syarat. Cinta sejati. Adalah memberi. Kita seringkali tertipu dengan istilah “take and give”. Kita mengira dalam sebuah hubungan orang yang saling mengasihi yang ada adalah saling memberi dan menerima. Yes, but... Sebab sebenarnya cinta adalah persoalan memberi. Cinta yang terbesar telah ditunjukkan oleh Tuhan yang telah memberikan anugrah terbaikNya dalam hidup kita. Kadang kita menganggap kasih harus dibalas dengan kasih juga, perhatian harus dibalas perhatian juga, mengasihi adalah memberi dan mengambil. Makanya kalo kita enggak mendapatkan upah yang setimpal atas pengorbanan kita, lalu kita ngambek, marah, dan kecewa karena pemberian kita mengandung pamrih.
Sebenarnya ketika kita menerima sesuatu dari orang yang kita kasihi, itu bukanlah hal yang mutlak untuk kita dapatkan. Itu hanyalah sebuah akibat yang enggak perlu kita tuntut. Kalo sohib kita nyakitin hati kita, enggak perlu kita kecewa dan menuntut perlakuan yang lebih baik dari dirinya. Kasih menutupi segala pelanggaran. Kalo kita udah bersikap baik dan super perhatian sementara doi kepribadiannya emang cuek aja, enggak perlu sakit hati.
Perhatikan bagaimana ortu mengasihi kita. Mereka menyekolahkan kita dengan susah payah, mencukupi segala kebutuhan kita bahkan meski harus bekerja keras ato berhutang sana-sini, tapi mereka melakukannya bukan untuk mendapatkan balasan apa-apa. Mereka tidak akan menuntut segala pengorbanannya kembali, setelah kita bekerja dan mandiri. Ortu bisa mengasihi kita dengan setulus hati. Seperti itulah seharusnya kita mengasihi orang lain. Mari sama-sama belajar untuk mengasihi dengan lebih sungguh lagi. Cinta yang tulus, tidak pamrih, tanpa syarat. Bersedia memberi tanpa perlu mengingat lagi.
-Dikutip dari Spirit Girls-
cukup berat bahasanya,, sampe binggung mau komen apa...
BalasHapus