Tetap membaca
Tetap menulis
Tetap bermain musik
Tetap bermimpi !!
22 April 2011
22:16
Minggu, 24 April 2011
Jumat, 22 April 2011
Xiao Long Bao: Camilan yang Nggak Bisa Sembarangan Dilahap
Diposting oleh
Yuanita Handoko
Yahoo Travel - Xiao Long Bao (semacam pangsit kuah kukus) adalah makanan favorit orang Cina yang berasal dari Shanghai. Makanan ini punya cara pengolahan yang sebenarnya sederhana. Kuah sup dibekukan, dipotong-potong dalam bentuk kotak kecil, dimasukkan bersama daging olahan atau apa pun yang ingin dimasukkan di dalam kulit.
Selanjutnya, adonan itu dikukus dalam krakat (rantang) bambu khusus pada suhu tinggi. Dengan cara ini, Xiao Long Bao terasa sangat nikmat dimakan selagi panas. Pada gigitan pertama itulah akan terasa kehangatan kuah sup yang sudah mencair di dalam pangsit.
Sebagai bagian dari makanan ringan, Xiao Long Bao terlihat unik karena penyajiannya yang menggunakan krakat bambu. Cara memakannya pun memberi pengalaman tersendiri. Pangsit kukus ini sudah enak dimakan tanpa apa pun, tetapi pasangan cuka hitam dan irisan jahe akan menambah kenikmatan pangsit kukus ini.
1. Saat krakat bambu dibuka, angkat perlahan-lahan Xiao Long Bao dari bagian atasnya, tepat di bawah kuncup. Jika terlalu cepat, kulit Xiao Long Bao yang rapuh bisa terkoyak karena masih menempel di kain alas dan kuah sup yang ada di dalam Xiao Long
Bao akan tumpah.
2. Campur jahe dan cuka hitam terlebih dahulu. Kemudian, letakkan jahe di bagian atas Xiao Long Bao dan rendam sejenak Xiao Long Bao di atas cuka hitam.
3. Letakkan Xiao Long Bao di sendok bubur dan gigit sedikit kulit Xiao Long Bao sehingga kuah akan otomatis tumpah di sendok.
4. Segera seruput sup itu dan gigit sedikit demi sedikit isi di dalamnya bersama dengan jahe yang terletak di bagian atas.
5. Jika cuka hitam dan jahe terasa kurang, celupkan dan tambah lagi jahenya. Pada awalnya, Xiao Long Bao hanya berisikan daging babi dan kulitnya pun berwarna putih. Namun sekarang makanan bisa dinikmati dengan berbagai isi seperti ayam giling, campuran berbagai ikan laut, atau daging merah. Kulit Xiao Long Bao pun sekarang tampil berwarna-warni.
Sebuah restoran di Singapura menyediakan delapan warna Xiao Long Bao yang sekaligus menampilkan delapan rasa berbeda, yaitu: orisinal (putih), ginseng (hijau), foie gras atau hati angsa (cokelat), black truffle, sejenis jamur (hitam), keju (kuning), crab roe atau telur kepiting (oranye), bawang putih (abu-abu) dan Sichuan (merah muda).
Xiao Long Bao hijau, yang berisikan daging ayam dengan campuran ginseng, terasa hangat ketika diseruput. Sedangkan campuran keju memberi rasa asin pada pangsit kukus berwarna kuning dan bumbu Sichuan memberi rasa pedas dan pahit sekaligus pada yang merah muda.
Satu set krakat terbesar isi 10 Xiao Long Bao foie gras atau black truffle harganya sekitar Rp 140 ribu. Sedangkan satu set krakat isi delapan Xiao Long Bao aneka warna, harganya sekitar Rp 120 ribu.
Seperti orang bilang, ada harga ada barang. Memang rasa kedua Xiao Long Bao dengan isi dua hal ini yang memiliki rasa terunik.
Hati angsa membuat kuah sup di dalam Xiao Long Bao foie gras lebih kental dan daging lebih empuk dikunyah. Sedangkan Xiao Long Bao black truffle juga menambah pengalaman mengunyah jamur yang lebih berstruktur.
Xia Long Bao dengan pasangan cuka hitam dan irisan jahe. Kredit foto: ThinkStock
Sebagai bagian dari makanan ringan, Xiao Long Bao terlihat unik karena penyajiannya yang menggunakan krakat bambu. Cara memakannya pun memberi pengalaman tersendiri. Pangsit kukus ini sudah enak dimakan tanpa apa pun, tetapi pasangan cuka hitam dan irisan jahe akan menambah kenikmatan pangsit kukus ini.
Cara benar melahap Xiao Long Bao
Makanan ini tidak bisa langsung dilahap dengan tangan, karena dijamin akan membuat jari dan lidah Anda langsung melepuh. Kuah yang ada di dalam pangsit pun bisa tumpah ke baju. Ini kiat khusus menikmati Xiao Long Bao dengan nyaman:1. Saat krakat bambu dibuka, angkat perlahan-lahan Xiao Long Bao dari bagian atasnya, tepat di bawah kuncup. Jika terlalu cepat, kulit Xiao Long Bao yang rapuh bisa terkoyak karena masih menempel di kain alas dan kuah sup yang ada di dalam Xiao Long
Bao akan tumpah.
2. Campur jahe dan cuka hitam terlebih dahulu. Kemudian, letakkan jahe di bagian atas Xiao Long Bao dan rendam sejenak Xiao Long Bao di atas cuka hitam.
3. Letakkan Xiao Long Bao di sendok bubur dan gigit sedikit kulit Xiao Long Bao sehingga kuah akan otomatis tumpah di sendok.
4. Segera seruput sup itu dan gigit sedikit demi sedikit isi di dalamnya bersama dengan jahe yang terletak di bagian atas.
5. Jika cuka hitam dan jahe terasa kurang, celupkan dan tambah lagi jahenya. Pada awalnya, Xiao Long Bao hanya berisikan daging babi dan kulitnya pun berwarna putih. Namun sekarang makanan bisa dinikmati dengan berbagai isi seperti ayam giling, campuran berbagai ikan laut, atau daging merah. Kulit Xiao Long Bao pun sekarang tampil berwarna-warni.
Xiao Long Bao Warna-warni
Sebuah restoran di Singapura menyediakan delapan warna Xiao Long Bao yang sekaligus menampilkan delapan rasa berbeda, yaitu: orisinal (putih), ginseng (hijau), foie gras atau hati angsa (cokelat), black truffle, sejenis jamur (hitam), keju (kuning), crab roe atau telur kepiting (oranye), bawang putih (abu-abu) dan Sichuan (merah muda).
Xiao Long Bao hijau, yang berisikan daging ayam dengan campuran ginseng, terasa hangat ketika diseruput. Sedangkan campuran keju memberi rasa asin pada pangsit kukus berwarna kuning dan bumbu Sichuan memberi rasa pedas dan pahit sekaligus pada yang merah muda.
Satu set krakat terbesar isi 10 Xiao Long Bao foie gras atau black truffle harganya sekitar Rp 140 ribu. Sedangkan satu set krakat isi delapan Xiao Long Bao aneka warna, harganya sekitar Rp 120 ribu.
Seperti orang bilang, ada harga ada barang. Memang rasa kedua Xiao Long Bao dengan isi dua hal ini yang memiliki rasa terunik.
Hati angsa membuat kuah sup di dalam Xiao Long Bao foie gras lebih kental dan daging lebih empuk dikunyah. Sedangkan Xiao Long Bao black truffle juga menambah pengalaman mengunyah jamur yang lebih berstruktur.
Oleh Syane Susita
--00--
Saya sendiri sangat ingin mencicipi makanan tersebut. Sampai-sampai ngiler tadi pas liat gambarnya, hehe.. Waktu itu saya pernah nonton sebuah program namanya "Rekomendasi" di O channel dan mengetahui ada restoran yang menyajikan makanan tersebut. Makanan tersebut terlihat sangat menggoda di tv. Yummy..
Saya tadi kebetulan membaca artikel tersebut dan jadi teringat lagi akan restoran yang suatu hari, sangat ingin saya kunjungi tersebut. Namanya Din Tai Fung Resto. Terdapat di beberapa tempat antara lain Plaza Senayan Arcadia, PIM 2, Pacific Place Mall dan Plaza Indonesia. Tapi harus siapkan kocek dulu nih kayanya kalau mau kesana, karena dari hasil blog walking, saya dapatkan info kalau satu buah pangsit saja, harganya kurang lebih sepuluh ribuan. Huah....
Senin, 18 April 2011
Aaagghhhh....
Diposting oleh
Yuanita Handoko
Hari ini aku kehilangan suaraku. Entah dimana ia bersembunyi. Di kantor pun aku sering bolak-balik kamar mandi karena batuk berderet-deret tak tertahankan. Komunikasi pun menjadi agak terhambat. Aku sudah minum obat teratur. Dan tadi sepulang kerja, aku agak lapar, aku minum susu kotak kesukaanku, dingin.. Hehe.. Kuharap ia, suaraku itu, cepat kembali lagi..
Timbul ide dalam benakku sore ini. Hal yang sudah lama tidak kulakukan. Tidak kusentuh lagi, kini mau kumulai lagi. Apa itu? Menjahit, membuat pakaian untuk diri sendiri. Minat untuk menjahit sudah ada dalam diriku sejak kecil. Bakat itu merupakan turunan dari mamaku yang seorang penjahit. Dari kecil aku suka sekali membuat baju-baju barbie. Baju untuk diri sendiri pun sempat beberapa kali aku buat. Sejak kuliah, hal itu sudah tidak kulakukan lagi. Malas, dengan prosesnya yang lama. Kalau beli jadi 'kan lebih cepat. Alasanku.
Entah, apakah ide ini akhirnya akan sungguh-sungguh melahirkan suatu karya atau sekedar euforia di sore hari. Kita lihat saja. Tapi, minimal dengan menuliskannya di ruang ini, aku tau ada komitmen yang harus kupegang. Rencana model baju yang akan kubuat girly sekali menurutku dan agak kurang "aku", tapi gapapalah, apa salahnya coba sesuatu yang baru. Ini aku peroleh dari searching-searching di situs pakaian favoritku, yesstyle.com.
gambar dari sini
Timbul ide dalam benakku sore ini. Hal yang sudah lama tidak kulakukan. Tidak kusentuh lagi, kini mau kumulai lagi. Apa itu? Menjahit, membuat pakaian untuk diri sendiri. Minat untuk menjahit sudah ada dalam diriku sejak kecil. Bakat itu merupakan turunan dari mamaku yang seorang penjahit. Dari kecil aku suka sekali membuat baju-baju barbie. Baju untuk diri sendiri pun sempat beberapa kali aku buat. Sejak kuliah, hal itu sudah tidak kulakukan lagi. Malas, dengan prosesnya yang lama. Kalau beli jadi 'kan lebih cepat. Alasanku.
Entah, apakah ide ini akhirnya akan sungguh-sungguh melahirkan suatu karya atau sekedar euforia di sore hari. Kita lihat saja. Tapi, minimal dengan menuliskannya di ruang ini, aku tau ada komitmen yang harus kupegang. Rencana model baju yang akan kubuat girly sekali menurutku dan agak kurang "aku", tapi gapapalah, apa salahnya coba sesuatu yang baru. Ini aku peroleh dari searching-searching di situs pakaian favoritku, yesstyle.com.
Kurang lebih sama modelnya..
Model bajunya maksudnya, bukan model orangnya, hehe..
gambar dari sini
Minggu, 17 April 2011
#3 : Korean Food, Wanna Try?
Diposting oleh
Yuanita Handoko
Sabtu siang, 9 April 2011, kami berempat, aku, Riri, Heidy, dan Wati sama-sama berpetualang mencoba makan makanan di restoran Korea. Restoran Korea itu sudah menjadi target operasiku dari jaman aku masih kuliah. Aku sering melihat plang namanya bertuliskan "restoran Bekasi Seoul" di pinggiran jalan raya Bekasi, tepatnya di depan ruko-ruko yang ada di sebelah Bekasi Cyber Park (BCP). Tapi waktu itu yang kulihat dari koasi selalu hanya plangnya saja (maklum saja, daerah itu dalah bagian dari rute perjalananku menuju kampus). Dalam hatiku, "Mana restorannya?". Hal itu membuatku amat penasaran. Akhirnya suatu saat, kucoba jelajahi ruko-ruko itu dan dengan tampang ragu-ragu aku mencoba berjalan terus ke dalam. Dan benarlah Kawan, memang restoran tersebut terletak di bagian paling belakang dari sederetan ruko yang ada. Dan karena aku masih ragu juga apa benar ini tempatnya, kutanyakan pada mbak-mbak yang sedang menyapu yang ada didepan resto tersebut. "Mbak, bener restoran ini nyediain makanan Korea?, tanyaku. Mbaknya pun menjawab iya. Lalu kutanyakan pula mengenai jam bukanya. Setelah mendapat informasi yang seadanya itu, aku langsung mengucapkan terimakasih dan meluncur pergi. Aku sungkan untuk bertanya banyak-banyak, karena memang belum ada rencana mau makan disana saat itu. Sejak saat itu, maka restoran Korea itu menjadi tempat impianku yang harus kudatangi suatu saat. Kawanku Riri, yang Korea Holic, langsung kuinfokan mengenai hal ini. Bahwa di Bekasi pun ternyata ada restoran Korea. Proyek impian ini harus kutuntaskan bersama dengannya, karena dia yang lebih mengerti mengenai makanan ataupun budaya orang Korea. Dan akhirnya, di Sabtu siang itu, misiku terlaksana sudah.
Sabtu itu, aku sudah janjian lewat sms-an dengan Riri dan Heidy, bahwa kami akan bertemu di BCP. Riri dan aku berangkat ke sana langsung sepulangnya dari kantor kami masing-masing. Kami sama-sama masuk setengah hari. Sementara Heidy dan Wati langsung berangkat dari rumah. Kira-kira jam satu siang, barulah kami semua berkumpul, aku yang paling terakhir sampai. Hehe.. Dan karena ada sesuatu yang harus kubeli di sana, maka aku bersama kawan-kawanku singgah sebentar di salah satu counter penjual aksesoris komputer. Setelah itu, barulah kami sama-sama meluncur ke restoran Korea. Aku sebagai guide-nya.
Sebenarnya dalam hati juga ada sedikit khawatir. Gimana kalo restonya 'gak buka. Huah, mana Wati dan Riri belum makan dari pagi. Bisa-bisa aku yang dimakan. Hahaha.. Tapi ternyata keadaan restonya masih sama seperti sedia kala, saat aku pertama kali mengunjunginya. Dengan ragu-ragu aku membuka pintu restonya. Huah, ternyata tempatnya elegan. Mbak nya pun lantas menoleh kepada kami dan bertanya, "Mau makan?". Kupikir ketika bertanya, ia pun sama ragu-ragunya dengan kami, mungkin berdasarkan pertimbangannya karena melihat potongan kami. Hehe..
Setelah itu kami masuk, dan diantarkan untuk duduk di tempat semacam lesehan gitu. Dan kami mulai memesan makanan. Ketika buku menu dibuka, kami tersentak, ternyata harganya lumayan semua (lumayan mahal maksudnya, hehe..) Kami akhirnya memutuskan untuk memesan Bulgogi, karena Riri sudah pernah makan makanan itu dan tau seperti apa bentuk dan rasanya. Di sepanjang kita makan, aku dan kawan-kawanku sering bertanya ini itu kepada mbak pelayannya. Ini apa mbak, itu apa mbak, huah malu juga sih, tapi sepertinya rasa penasaran dan keingintauan yang besar mengalahkan rasa malu itu sendiri. Biarpun agak norak tapi tetap norak secara terhormat bukan, haha... (membela diri)
Minuman pembuka pun datang. (Oya, kegiatan yang tidak kalah penting dari makan-makan adalah foto-foto, hehe..)
Disusul makanan pembukanya yaitu kimchi dan kawan-kawannya (including kacang rebus).
Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi
Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli
Bersamamu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
Janganlah berganti..
Janganlah berganti..
Sabtu itu, aku sudah janjian lewat sms-an dengan Riri dan Heidy, bahwa kami akan bertemu di BCP. Riri dan aku berangkat ke sana langsung sepulangnya dari kantor kami masing-masing. Kami sama-sama masuk setengah hari. Sementara Heidy dan Wati langsung berangkat dari rumah. Kira-kira jam satu siang, barulah kami semua berkumpul, aku yang paling terakhir sampai. Hehe.. Dan karena ada sesuatu yang harus kubeli di sana, maka aku bersama kawan-kawanku singgah sebentar di salah satu counter penjual aksesoris komputer. Setelah itu, barulah kami sama-sama meluncur ke restoran Korea. Aku sebagai guide-nya.
Sebenarnya dalam hati juga ada sedikit khawatir. Gimana kalo restonya 'gak buka. Huah, mana Wati dan Riri belum makan dari pagi. Bisa-bisa aku yang dimakan. Hahaha.. Tapi ternyata keadaan restonya masih sama seperti sedia kala, saat aku pertama kali mengunjunginya. Dengan ragu-ragu aku membuka pintu restonya. Huah, ternyata tempatnya elegan. Mbak nya pun lantas menoleh kepada kami dan bertanya, "Mau makan?". Kupikir ketika bertanya, ia pun sama ragu-ragunya dengan kami, mungkin berdasarkan pertimbangannya karena melihat potongan kami. Hehe..
Setelah itu kami masuk, dan diantarkan untuk duduk di tempat semacam lesehan gitu. Dan kami mulai memesan makanan. Ketika buku menu dibuka, kami tersentak, ternyata harganya lumayan semua (lumayan mahal maksudnya, hehe..) Kami akhirnya memutuskan untuk memesan Bulgogi, karena Riri sudah pernah makan makanan itu dan tau seperti apa bentuk dan rasanya. Di sepanjang kita makan, aku dan kawan-kawanku sering bertanya ini itu kepada mbak pelayannya. Ini apa mbak, itu apa mbak, huah malu juga sih, tapi sepertinya rasa penasaran dan keingintauan yang besar mengalahkan rasa malu itu sendiri. Biarpun agak norak tapi tetap norak secara terhormat bukan, haha... (membela diri)
Minuman pembuka pun datang. (Oya, kegiatan yang tidak kalah penting dari makan-makan adalah foto-foto, hehe..)
Kawanku Riri dan aku, cheers...
(Handuk putih gulung nan dingin itu bikin aku penasaran, apa fungsinya ya)
Teh korea, Boricha, rasanya aneh..
Yang bentuknya lonjong dan pedas di sebelah kanan itu adalah Kimchi.
Kimchi adalah sawi putih yang difermentasi. Rasanya aneh dan dingin.
Saus yang letaknya dibelakang teh korea itu namanya denja.
Kata mbaknya itu tauco yang difermentasi. Lagi-lagi aneh rasanya.
Nah, yang ini aku suka.
Sup telur "Kiran"
Kol gulung. Mirip sushi roll.
Lalu makanan utama pun muncul. Irisan daging sapi yang menggunung siap dimasak oleh pelayannya diatas kompor kecil yang bisa kami semua saksikan bersama. Setelah jadi bentuknya mirip teriyaki. Oya, di menu pembuka yang porsinya udah semeja sendiri itu, terdapat sambel yang unik. Karena ada ikan teri di dalamnya. Bagiku rasanya mirip bumbu nasi kucing yang jualan di deket rumahku. Hehe.. Aku juga mencoba cara makan seperti yang ada di serial Korea yang kutonton di TV. Aku mengambil selembar daun (entah daun apa itu), lalu diatasnya ditaruh potongan bawang putih, denja dan irisan daging bulgogi. Setelah itu, digulung-gulung lalu dimasukkan ke mulut deh. Nyam.. nyamm.. nyammm... Uueek, rasa daun. Hehe.. Setelah selesai makan, datanglah beberapa potong buah semangka sebagai menu penutup. Segaaarrr... (membantu menetralisir lidah setelah diobrak-abrik tak keruan oleh makanan Korea). Dan setelah selesai, kami lanjutkan acara dengan bersantai-santai sejenak sambil ngobrol-ngobrol dan nonton video boyband asal Korea di laptopnya Riri. Lalu Wati mengambil bonnya di kasir (untung kejadian nanya-nanya trus tadi tidak ikut di-charge sama mbaknya ya, hehe..) dan inilah saat yang terberat, yaitu saat mengeluarkan uang dari dompet kami masing-masing. Hehe.. Kami bayar dan kami ucapkan terimakasih kepada pelayan restonya. Lalu kami pulang.
Ini dia beberapa foto yang merekam moment-moment indah dan tidak terlupakan, saat itu.
Heidy, Riri dan aku.
Heidy, Riri dan Wati, masing-masing bergaya andalan.
Sarangheo..
Pelukan hangat..
(Lihat, daging bulgogi habis tersapu bersih)
Love is in the air..
(Kacang rebus lumayan laku, sementara dedaunannya tidak)
~ ~ ~
Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi
Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli
Bersamamu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
Janganlah berganti..
Janganlah berganti..
Tetaplah seperti ini..
(Sahabat Kecil - Ipang)
nb : ini cerita versiku, kalau ini cerita versi Heidy. Cekidot!
Dapet Award Nih..
Diposting oleh
Yuanita Handoko
Thanks to hapis buat awardnya.. 'Gak nyangka bakal dapat.
Aku jadi makin bersemangat nih untuk terus menulis.
Ini dia award yang kuterima:
Aku jadi makin bersemangat nih untuk terus menulis.
Ini dia award yang kuterima:
Mari sama-sama kita saling membangun blog kita yah..
Cheers,
Yuanita Handoko
#2 : cin(T)a, God is a Director, God is an Architect
Diposting oleh
Yuanita Handoko
Cina (diperankan Sunny Soon) dan Annisa (diperankan Saira Jihan) mencintai (T) dan (T) mencintai mereka berdua. Tapi Cina dan Annisa tidak dapat saling mencintai karena mereka memanggil (T) dengan nama yang berbeda.
(Coba kalian ganti (T) dengan Tuhan, mungkin kalian akan mengerti.)
Baru tadi akhirnya aku bisa menonton film karya anak bangsa ini, yang rasa penasarannya sebenarnya sudah muncul sejak lama. Tak sengaja kutemukan vcd-nya di kios penjual dvd dekat rumah. Langsung saja aku bertekad pasti akan membelinya. Rasa penasaran itu muncul karena waktu itu aku melihat making the movie nya di tv. Inti filmnya sih menceritakan kisah cinta dua insan yang berbeda keyakinan. Cina, seorang kristiani dan Annisa, seorang muslim. Dan disitu dibilang bahwa film ini unik karena hanya menampilkan wajah dua orang pemain, ya tokoh utamanya saja. Sekalipun ada tokoh extra pasti tidak pernah keliatan wajahnya. Dan sudah kubuktikan tadi dengan menontonnya. Ya cuma keliatan punggungnya sajalah, kakinya sajalah, bagian hidung ke bawah sajalah, sekalipun keliatan mukanya, eh pas 'gak kena cahaya, jadi sama saja, gelap-gelap juga mukanya. (Kasihan ya, yang jadi tokoh extranya, 'gak bisa exist, hehe..)
Bahasa film ini cenderung lugas dan blak-blakan. Di samping itu juga sarat dengan nilai-nilai yg terjadi di sekitar kehidupan sosial kita. Dialog-dialognya maut, sering membuatku tertawa geli sambil berpikir. Film ini mungkin tidak se-terkenal Laskar Pelangi atau Naga Bonar (karena kupikir ini film Indie), tapi menurutku ini film yang bagus. Sunny and Saira, they both act so good. Walau ketika menontonnya juga sambil kusaring baik-baik. Dan saranku sebaiknya begitu.
Scene yang paling berbekas di kepalaku adalah ketika sebelum makan, mereka berdoa bersama dengan cara yang unik.
Foto: http://godisadirector.files.wordpress.com/2009/04/cinta-lowres1.jpg
(Coba kalian ganti (T) dengan Tuhan, mungkin kalian akan mengerti.)
Baru tadi akhirnya aku bisa menonton film karya anak bangsa ini, yang rasa penasarannya sebenarnya sudah muncul sejak lama. Tak sengaja kutemukan vcd-nya di kios penjual dvd dekat rumah. Langsung saja aku bertekad pasti akan membelinya. Rasa penasaran itu muncul karena waktu itu aku melihat making the movie nya di tv. Inti filmnya sih menceritakan kisah cinta dua insan yang berbeda keyakinan. Cina, seorang kristiani dan Annisa, seorang muslim. Dan disitu dibilang bahwa film ini unik karena hanya menampilkan wajah dua orang pemain, ya tokoh utamanya saja. Sekalipun ada tokoh extra pasti tidak pernah keliatan wajahnya. Dan sudah kubuktikan tadi dengan menontonnya. Ya cuma keliatan punggungnya sajalah, kakinya sajalah, bagian hidung ke bawah sajalah, sekalipun keliatan mukanya, eh pas 'gak kena cahaya, jadi sama saja, gelap-gelap juga mukanya. (Kasihan ya, yang jadi tokoh extranya, 'gak bisa exist, hehe..)
Bahasa film ini cenderung lugas dan blak-blakan. Di samping itu juga sarat dengan nilai-nilai yg terjadi di sekitar kehidupan sosial kita. Dialog-dialognya maut, sering membuatku tertawa geli sambil berpikir. Film ini mungkin tidak se-terkenal Laskar Pelangi atau Naga Bonar (karena kupikir ini film Indie), tapi menurutku ini film yang bagus. Sunny and Saira, they both act so good. Walau ketika menontonnya juga sambil kusaring baik-baik. Dan saranku sebaiknya begitu.
Scene yang paling berbekas di kepalaku adalah ketika sebelum makan, mereka berdoa bersama dengan cara yang unik.
Foto: http://godisadirector.files.wordpress.com/2009/04/cinta-lowres1.jpg
Sabtu, 16 April 2011
#1 : Adrian Martadinata
Diposting oleh
Yuanita Handoko
Belakangan ini, aku merasa mengacuhkan ruangku ini. Mengacuhkan sarana pembelajaranku ini. Mungkin ia kesepian. Ia kedinginan. Ah, mungkin aku juga yang salah. Aku mendatanginya hanya disaat ku mau. Tidak cukup sisa jatah waktu hariku untuknya, elakku. Atau aku yang sengaja tidak menjatahkannya? Hanya mau mengisinya untuk hal-hal yang besar, hal-hal yang terencana, padahal ia cuma rindu tuk diisi. Sepatah dua patah kata pun tertulis ia sudah senang. Akan kucoba agar esok lebih baik lagi.
Adrian Martadinata, musiknya telah menemaniku menyelesaikan pekerjaanku belakangan ini. Aku sudah lama mengenal musiknya. Lagunya yang berjudul "Ajari aku", telah meluluh lantakkan hatiku saat itu. Dari pandanganku, ia berbeda dari kebayakan band yang marak saat ini. Menurutku, liriknya yang dalam, penuh makna, musiknya yang agak rock tapi dibalut dengan romantisme, sungguh merupakan suatu kualitas. Vocalisnya, yang merupakan daya tarik utama bagiku, bersuara empuk dan enak didengar telingaku. Tak heran, karena Adrian memang dulunya adalah seorang penyiar radio.
Kini aku sudah memiliki semua lagu dari albumnya (hasil mengunduh sana-sini, tentunya, hehe..). Dan setelah kudengarkan seksama semua lagunya, aku jadi berpikir beberapa lagunya bercita-rasa seperti lagu-lagu kahitna jaman dulu yang mellow dan penuh romantisme. Huah, makin suka dan suka saja aku.
Adrian belum menelurkan lagi album terbarunya hingga kini. Padahal aku sudah sangat tidak sabar menunggu karya apa lagi yang bakal dibuatnya. Mungkin karena profesi baru Adrian kini sebagai Happy Daddy, sehingga waktunya belum ada lagi ya, hehe.. Tetap semangat berkarya AM..
E A
E A
F#m G#m A A
Foto: http://importmusik.com/artist/image/0220000651.jpg
Lirik: http://lirik.kapanlagi.com/artis/adrian_martadinata/ajari_aku
nb : Maaf ya kawan, baru bisa menulis sekarang..
Adrian Martadinata, musiknya telah menemaniku menyelesaikan pekerjaanku belakangan ini. Aku sudah lama mengenal musiknya. Lagunya yang berjudul "Ajari aku", telah meluluh lantakkan hatiku saat itu. Dari pandanganku, ia berbeda dari kebayakan band yang marak saat ini. Menurutku, liriknya yang dalam, penuh makna, musiknya yang agak rock tapi dibalut dengan romantisme, sungguh merupakan suatu kualitas. Vocalisnya, yang merupakan daya tarik utama bagiku, bersuara empuk dan enak didengar telingaku. Tak heran, karena Adrian memang dulunya adalah seorang penyiar radio.
Kini aku sudah memiliki semua lagu dari albumnya (hasil mengunduh sana-sini, tentunya, hehe..). Dan setelah kudengarkan seksama semua lagunya, aku jadi berpikir beberapa lagunya bercita-rasa seperti lagu-lagu kahitna jaman dulu yang mellow dan penuh romantisme. Huah, makin suka dan suka saja aku.
Adrian belum menelurkan lagi album terbarunya hingga kini. Padahal aku sudah sangat tidak sabar menunggu karya apa lagi yang bakal dibuatnya. Mungkin karena profesi baru Adrian kini sebagai Happy Daddy, sehingga waktunya belum ada lagi ya, hehe.. Tetap semangat berkarya AM..
Ajari Aku
oleh: Adrian Martadinata
Intro: E A 2x
Intro: E A 2x
E A
Ajari aku 'tuk bisa
B E
Menjadi yang engkau cinta
Menjadi yang engkau cinta
E A G#m C#m
Agar ku bisa memiliki rasa
Agar ku bisa memiliki rasa
F#m E A B E
Yang luar biasa untukku dan untukmu
E A
Ku harap engkau mengerti
B E
Akan semua yang ku pinta
E A G#m C#m
B E
Akan semua yang ku pinta
E A G#m C#m
Karena kau cahaya hidupku, malamku
F#m E A B E
F#m E A B E
'tuk terangi jalan ku yang berliku
E A
Hanya engkau yang bisa
B E
Hanya engkau yang tahu
Hanya engkau yang tahu
C#m F#m
Hanya engkau yang mengerti
Hanya engkau yang mengerti
B A
Semua inginku
[ajari aku 'tuk bisa mencintaimu]
[ajari aku 'tuk bisa mengerti kamu]
[ajari aku 'tuk bisa mencintaimu]
[ajari aku 'tuk bisa mengerti kamu]
F#m G#m A A
Mungkinkah semua akan terjadi pada diriku..
E A B
Hanya engkau yang tahu
E A B E
Ajari aku 'tuk bisa mencintaimu...
Hanya engkau yang tahu
E A B E
Ajari aku 'tuk bisa mencintaimu...
Chords made on May, 30, 2009
Foto: http://importmusik.com/artist/image/0220000651.jpg
Lirik: http://lirik.kapanlagi.com/artis/adrian_martadinata/ajari_aku
nb : Maaf ya kawan, baru bisa menulis sekarang..
Kamis, 07 April 2011
Menghentikan Waktu, Mengenang Sebuah Saat
Diposting oleh
Yuanita Handoko
22:37
06 April 2011
Aku dan kamera laptopku..
Saling beradu pandang..
Menggubris perkerjaan kantor untuk sesaat
Minggu, 03 April 2011
COCA-COLA & MUSIK: (Mi Do Re Mi Do..)
Diposting oleh
Yuanita Handoko
mi do re mi do..
do sol fa mi re mi do re mi do..
(Ah, akhirnya ketemu juga nadanya..)
Awalnya, aku hanya melihat nada depannya (mi do re mi do..) di page Facebooknya Coca-Cola, ketika aku sedang mencari informasi tentang Blog Competition yang diadakan oleh Coca-Cola.. Lantas aku jadi penasaran sendiri, not berikutnya apa ya, supaya bisa membentuk sebuah jingle yang sempurna. Kucarilah dengan mencoba menekan-nekan tuts di keyboardku. Dan ketemu! Leganya..haha.. (Tulisan kali ini ada dalam rangka mengikuti kompetisi tersebut. Thanks ya hapis buat infonya.)
Coca-cola, minuman bersoda yang sudah amat dikenal sejak dulu. (paling tidak kutau semenjak aku kecil).
Coca-cola ada dimana-mana.. di warung, di supermarket, di mall, bahkan di warnet juga suka menyediakannya..
Sekilas mengenai Coca-Cola menurut sumber wikipedia,
Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Sarajevo, Georgia, Bosnia. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.
Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.
Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.
Kampanye Open Happiness (Buka Semangat Baru)
Musik memainkan peran sentral dalam kampanye. Lagu Open Happiness berdasarkan pada awalnya ditampilkan dalam iklan televisi untuk pasar Amerika. Lagu ini dirilis sebagai single. Ini adalah kolaborasi antara Cee-Lo dari Gnarls Barkley, Patrick Stump dari Fall Out Boy, Brendon Urie from Panic! at the Disco, Travis McCoy from Gym Class Heroes, Janelle Monae, dengan Polow Da Don dan Butch Walker sebagai produser. Disutradarai oleh sutradara pemenang penghargaan, Alan Ferguson, video klip untuk lagunya diluncurkan di MTV pada bulan Juli 2009.
The Coca-Cola Company pada Mei 2009 mengumumkan bahwa ikon pop Lebanon Nancy Ajram merekam versi bahasa Arab dari Open Happiness, yang disebut "Eftah Tefrah", yang dirilis di pasar Timur Tengah.The Coca-Cola Perusahaan kemudian mulai memasarkan Open Happiness tema untuk pasar Asia Timur pada Juni 2009. Lagu Open Happiness ini disesuaikan dengan bahasa Kanton untuk di Hong Kong; lagu yang dinyanyikan oleh bintang pop Hong Kong Joey Yung di negara versi dari lagu dan video musik Sebuah versi dari lagu untuk Singapura dirilis kemudian di bulan yang sama, yang dinyanyikan oleh bintang pop lokal Derrick Jocie Guo Holt. Video klipnya difilmkan oleh Warner Music. Pada bulan Juli 2009 Open Happiness ini diluncurkan di China, di mana versi lokal dari lagu ini direkam oleh penyanyi dan pencipta lagu Cina Wang Leehom. Lagu masuk dalam urutan lagu di Amerika Serikat, Selandia Baru, Perancis, Uni Emirat Arab, dan Australia. Di Cina, lagu secara bersamaan mencapai nomor peringkat pertama di beberapa tangga musik.
Pada bulan November 2009, The Coca-Cola Company meluncurkan versi Indonesia Open Happiness, dengan judul "Buka Semangat Baru". Lagu ini dinyanyikan oleh Ello, Ipang, dan Berry dari grup hip-hop/rock Saint Loco, dan bintang pop Indonesia-Filipina, Lala Kartodirjo. Nada intro lagu ini mirip dengan lagu tema Piala Dunia 2010,Wavin' flag. ( Lagu "buka semangat baru" ini saya sangat sukai semenjak awal lihat dan dengar di tv, penuh semangat liriknya.. penyanyinya pun memang pilihan semua).
Coca-cola sebagai sponsor Piala Dunia
Coca Cola sering ditunjuk FIFA menjadi sponsor Piala Dunia Sepak bola. Coca cola menjadi sponsor Piala Dunia hampir setiap tahun diselenggarakan Piala Dunia termasuk Piala Dunia 2010. (Kawan tentu ingat bukan dengan penggalan lagu ini, Give me freedom, give me fire, give me reason, take me higher.. Memanglah, Coca-Cola tidak jauh-jauh dari musik)
Oya, aku pun dulu sempat memposting tugas kuliah untuk mata pelajaran softskill. Salah satu soalnya adalah membuat contoh analisis SWOT pada suatu institusi / perusahaan. Aku searching di google, dan kuputuskan mengambil Coca-Cola sebagai contohnya saat itu. Untuk mengetahuinya, klik disini.
Visi Coca-Cola kalau aku tidak salah ingat (sumbernya dari wawancara orangnya Coca-cola "as the RockStar" dengan Hardrock Fm tahun 2010) adalah ingin menjadi minuman yang ready to drink. Jadi, kalau kita bertamu, biasanya minta minuman berupa teh, atau sirup, Coca-Cola ingin merubah paradigma tersebut. Tidak usah repot menyeduh atau membuatnya, tinggal sajikan Coca-Cola saja sebagai minuman peneman saat bercengkrama (Huah, seperti promosi saja ya saya,hehe..)
Menurut saya untuk mewujudkan visinya tersebut, Coca-Cola harus lebih aktif dalam melakukan penetrasi, memperkenalkan produknya tersebut hingga ke pelosok sekalipun. Dan sebisa mungkin menjadi minuman yang "merakyat", hehe..
Talk about Music
Music is around us.. All you have to to.. is listen..
Begitulah sepenggal quote dari film yang kukagumi "August Rush". Aku sangat suka musik. Lewat gitar, musik bisa menjadi tempatku meluapkan emosi (walaupun nadanya ke timur, gitarnya ke barat,hehe..) Musik juga menjadi penghibur dan memberi semangat bagi hati yang sedih. Musik membawa ketenangan bagi yang membutuhkannya. Dan musik tentunya bisa menjadi doa dan harapan kepada Sang Pencipta.
Sumber foto : http://www2.coca-cola.co.id/promo/
Sabtu, 02 April 2011
Pelajaran Bahasa Inggris
Diposting oleh
Yuanita Handoko
Akhirnya, kurengkuh lagi laptopku dan kuisi lagi ruangku ini dengan cerita..
Dulu, aktifitasku selain berada di bangku kuliah adalah mengajar privat.
Tawaran dari guru lesku untuk mengajar di tempat lesnya (yang juga tempat les bahasa Inggris ku dulu) datang menghampiriku di suatu sore 2007. Dan itu menjadi permulaan kecintaanku akan mengajar.
Awalnya, tentu aku ragu menerima tawaran ini, karena bagiku ini merupakan sungguh-sungguh hal baru. Mengajar? Apakah aku bisa?
Akhirnya kuputuskan untuk mencoba. Tak ada salahnya bukan. Kalau pun dirasa tidak mampu dan tidak nyaman, ya mundur saja.
Agak pusing awalnya. Bingung caranya untuk mengajar. Karena aku harus bisa meng-handle anak agar mau belajar. Kucoba merayu dengan games, agar semangat. Dan itu cukup ampuh, walaupun bersifat temporer, karena setelah permainan berakhir, nyatanya semangat pun ikut berakhir.
Akupun tentunya juga pernah terpancing emosi karena tak kuat lagi. Ketahuilah kawan, aku bukanlah orang yang memiliki kemampuan persuasive tingkat ulung. Dan aku tidak sesabar itu. Saat itu bujukan ku rasanya sudah tidak mempan lagi macam cacing kremi kebal terhadap Combantrin. Aku habis akal.
Tapi dari sini aku mendapat banyak pengalaman dan hal-hal baru. Aku jadi tau bahwa ternyata aku suka mengajar. Ada semacam kepuasan batin kalau ternyata yang aku ajarkan bisa diserap dan menjadikannya dari tidak tau menjadi tau, dari tidak bisa menjadi bisa. Aku sendiri pun juga jadi belajar. Aku tentu sudah banyak lupa pelajaran waktu aku SD atau SMP dulu. Kubaca lagi dan kupelajari. Metode baru pun kujumpai. Kawan mungkin ingat dengan pohon faktor, nah, sekarang itu ada yang namanya metode tusuk sate. Tujuannya sama, untuk mencari KPK dan FPB. (Masih ingat?)
Akupun juga jadi lebih mengenali diriku sendiri. Aku merasa berspesialisasi di bidang matematik. Mengerjakan soal matematik, rasanya ada keasyikan tersendiri. Matematika itu unik, sebab bila kita sudah menguasai satu rumus saja, mau dibolak-balik macam apapun soal itu, tidak jadi masalah. Dan kita bisa menggunakan rumus apapun untuk mengerjakan sebuah soal, asal tujuan atau hasilnya benar, tidak jadi masalah. Sama seperti kita hendak ke sekolah, kita bisa melalui berbagai jalur. Dari rumah bisa naek ojek langsung menuju sekolah, atau naik kendaraan umum, atau bisa juga dari rumah ke Ciputat dulu naik bis, lalu ke Surabaya naik pesawat terbang, baru balik lagi ke sekolah naik kereta. Tujuannya sama-sama tercapai bukan?
Tapi bukan berarti aku jenius mengerjakan matematika. Aku pun juga sering mentok dan akhirnya frustasi. Biasanya aku yang ngerjain matematika kok sekarang gantian matematika yang ngerjain aku. Apalagi kalau sudah kuhitung berkali-kali dan kucoba temukan jawabannya, tapi tidak juga ketemu. Dan dari sekian pilihan jawaban a, b, c, dan d itu, memang tidak ada jawabannya. Kalau sudah begitu, marilah saudara-saudara, kita bakar saja buku itu bersama-sama. Haha..
Aku senang mengajar orang yang benar-benar mau belajar, setidakbisa apapun dia, asal mau untuk bisa, pasti kubantu sebisaku. (Hehe, tipe yang pemilih ya?)
Kuingat di kampus dulu, aku pernah mengajar kawan-kawan sekelasku pelajaran bahasa Inggris. Aku ingin memajukan kemampuan kawan-kawanku dalam berbahasa Inggris. Berbekal LKS (Lembar Kerja Siswa) adikku yang saat itu kelas 2 SMA, kuajak temanku belajar bersama-sama. Bagiku, sesedikit apapun bekal ilmu yang kumiliki, aku senang kalau bisa membaginya sehingga bisa bermanfaat buat orang lain.
Sekarang aku tidak mengajar lagi. Aku pernah menawarkan diri (baca: melamar) mengajar di sebuah lembaga bimbingan belajar, tapi tidak cocok dengan jam kursus disana dikarenakan aktifitasku sekarang menuntut waktuku dalam porsi yang lumayan besar. Tapi aku tetap berharap suatu saat aku dapat mengajar lagi. Mungkin privat akan lebih flexibel waktunya bagiku.
Walupun sudah tidak mengajar, namun spirit mengajar itupun masih tetap terbawa sampai sekarang. Seperti kuliah dulu, di tempat kerjaku pun, aku juga termotivasi untuk mengajar. Aku ingin mengajak kawanku sejenak keluar dari aktivitas rutin dan kembali meng-upgrade kemampuan bahasa Inggrisnya. Walaupun kupikir mungkin ilmu yang kumiliki tidak ada apa-apanya. Tapi aku tetap mencoba. Kali ini berbekal buku TOEFL, aku melangkah.
Aku sering bermimpi, ingin rasanya aku bisa mendidik seorang anak yang akan mengikuti Olimpiade matematika di sekolahnya, lalu akhirnya ku membayangkan berhasil membawa anak tersebut menuju kemenangan. Alangkah bahagianya.
Dulu, aktifitasku selain berada di bangku kuliah adalah mengajar privat.
Tawaran dari guru lesku untuk mengajar di tempat lesnya (yang juga tempat les bahasa Inggris ku dulu) datang menghampiriku di suatu sore 2007. Dan itu menjadi permulaan kecintaanku akan mengajar.
Awalnya, tentu aku ragu menerima tawaran ini, karena bagiku ini merupakan sungguh-sungguh hal baru. Mengajar? Apakah aku bisa?
Akhirnya kuputuskan untuk mencoba. Tak ada salahnya bukan. Kalau pun dirasa tidak mampu dan tidak nyaman, ya mundur saja.
Agak pusing awalnya. Bingung caranya untuk mengajar. Karena aku harus bisa meng-handle anak agar mau belajar. Kucoba merayu dengan games, agar semangat. Dan itu cukup ampuh, walaupun bersifat temporer, karena setelah permainan berakhir, nyatanya semangat pun ikut berakhir.
Akupun tentunya juga pernah terpancing emosi karena tak kuat lagi. Ketahuilah kawan, aku bukanlah orang yang memiliki kemampuan persuasive tingkat ulung. Dan aku tidak sesabar itu. Saat itu bujukan ku rasanya sudah tidak mempan lagi macam cacing kremi kebal terhadap Combantrin. Aku habis akal.
Tapi dari sini aku mendapat banyak pengalaman dan hal-hal baru. Aku jadi tau bahwa ternyata aku suka mengajar. Ada semacam kepuasan batin kalau ternyata yang aku ajarkan bisa diserap dan menjadikannya dari tidak tau menjadi tau, dari tidak bisa menjadi bisa. Aku sendiri pun juga jadi belajar. Aku tentu sudah banyak lupa pelajaran waktu aku SD atau SMP dulu. Kubaca lagi dan kupelajari. Metode baru pun kujumpai. Kawan mungkin ingat dengan pohon faktor, nah, sekarang itu ada yang namanya metode tusuk sate. Tujuannya sama, untuk mencari KPK dan FPB. (Masih ingat?)
Akupun juga jadi lebih mengenali diriku sendiri. Aku merasa berspesialisasi di bidang matematik. Mengerjakan soal matematik, rasanya ada keasyikan tersendiri. Matematika itu unik, sebab bila kita sudah menguasai satu rumus saja, mau dibolak-balik macam apapun soal itu, tidak jadi masalah. Dan kita bisa menggunakan rumus apapun untuk mengerjakan sebuah soal, asal tujuan atau hasilnya benar, tidak jadi masalah. Sama seperti kita hendak ke sekolah, kita bisa melalui berbagai jalur. Dari rumah bisa naek ojek langsung menuju sekolah, atau naik kendaraan umum, atau bisa juga dari rumah ke Ciputat dulu naik bis, lalu ke Surabaya naik pesawat terbang, baru balik lagi ke sekolah naik kereta. Tujuannya sama-sama tercapai bukan?
Tapi bukan berarti aku jenius mengerjakan matematika. Aku pun juga sering mentok dan akhirnya frustasi. Biasanya aku yang ngerjain matematika kok sekarang gantian matematika yang ngerjain aku. Apalagi kalau sudah kuhitung berkali-kali dan kucoba temukan jawabannya, tapi tidak juga ketemu. Dan dari sekian pilihan jawaban a, b, c, dan d itu, memang tidak ada jawabannya. Kalau sudah begitu, marilah saudara-saudara, kita bakar saja buku itu bersama-sama. Haha..
Aku senang mengajar orang yang benar-benar mau belajar, setidakbisa apapun dia, asal mau untuk bisa, pasti kubantu sebisaku. (Hehe, tipe yang pemilih ya?)
Kuingat di kampus dulu, aku pernah mengajar kawan-kawan sekelasku pelajaran bahasa Inggris. Aku ingin memajukan kemampuan kawan-kawanku dalam berbahasa Inggris. Berbekal LKS (Lembar Kerja Siswa) adikku yang saat itu kelas 2 SMA, kuajak temanku belajar bersama-sama. Bagiku, sesedikit apapun bekal ilmu yang kumiliki, aku senang kalau bisa membaginya sehingga bisa bermanfaat buat orang lain.
Sekarang aku tidak mengajar lagi. Aku pernah menawarkan diri (baca: melamar) mengajar di sebuah lembaga bimbingan belajar, tapi tidak cocok dengan jam kursus disana dikarenakan aktifitasku sekarang menuntut waktuku dalam porsi yang lumayan besar. Tapi aku tetap berharap suatu saat aku dapat mengajar lagi. Mungkin privat akan lebih flexibel waktunya bagiku.
Walupun sudah tidak mengajar, namun spirit mengajar itupun masih tetap terbawa sampai sekarang. Seperti kuliah dulu, di tempat kerjaku pun, aku juga termotivasi untuk mengajar. Aku ingin mengajak kawanku sejenak keluar dari aktivitas rutin dan kembali meng-upgrade kemampuan bahasa Inggrisnya. Walaupun kupikir mungkin ilmu yang kumiliki tidak ada apa-apanya. Tapi aku tetap mencoba. Kali ini berbekal buku TOEFL, aku melangkah.
Aku sering bermimpi, ingin rasanya aku bisa mendidik seorang anak yang akan mengikuti Olimpiade matematika di sekolahnya, lalu akhirnya ku membayangkan berhasil membawa anak tersebut menuju kemenangan. Alangkah bahagianya.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)