Jumat, 18 Oktober 2013

Depok Journey: Menginap di Rumah Rachel

13 Oktober 2013, Sabtu pagi itu aku bersiap-siap menyiapkan barang bawaan karena akan berangkat ke rumah temanku, Rachel yang ada di Depok. Disana rencananya aku akan menginap semalam, dan pulang di hari Minggu keesokan harinya. Moment ini adalah moment yang sudah kutunggu-tunggu sejak lama. Semenjak temanku pindah rumah, baru kali ini aku akan mengunjungi rumah barunya. Moment ini juga tepat karena hari Seninnya Rachel mendapat libur dari kampusnya di Bandung, sehubungan dengan adanya cuti bersama hari raya Idul Adha. Aku pun beruntung juga karena mendapatkan libur di hari Seninnya. Semua karyawan di kantorku diliburkan karena tidak adanya kegiatan perbankan sama sekali di hari Senin, karena semua karyawan bank juga sedang cuti bersama. What a looong holiday! From Saturday to Tuesday. Perfect moment to stay overnight, right? Oh ya, kawanku di kantorpun sedang liburan bersama ke Bandung lho. Mereka berangkat dari mulai Jumat malam, sepulang kerja dan akan kembali di hari Minggunya.

Aku berangkat dari rumah sekitar pukul setengah 11 siang. Aku berangkat dengan membawa gembolan sebuah tas ransel dan sebuah tas belanjaan yang berisi bahan-bahan masakan. Yap, aku akan memasak bareng di rumah temanku itu. Untuk planning kegiatan disana aku pun sudah me-listnya jauh-jauh hari. Berikut barang-barang apa yang harus dibawa agar tidak ada yang tertinggal nanti.

Berikut list kegiatan holiday aku bersama Rachel selama di Depok:
1.       Membuat kentang goreng,
2.       Membuat pancake coklat,
3.       Nonton dvd CNBLUE + F4
4.       Dongengin Lina (adik Rachel yang paling bungsu)
5.       Maskeran bareng
6.       Jalan-jalan keliling UI
7.       Dan pastinya ngobrol-ngobrol sampe malem

Aku pun sampai di stasiun Depok Baru sekitar pukul 1 siang. Aku dijemput oleh Rachel dan Michael (adik Rachel) disana. Dari situ kami naik angkot D01, kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki masuk ke gang menuju rumah Rachel berada. Lokasi rumah Rachel cukup dekat dari stasiun Depok Baru, sehingga memudahkanku kalau kapan-kapan ingin berkunjung lagi ke rumahnya. Setelah sampai di rumah Rachel, aku segera memberi salam ke mamanya dan langsung menaruh tas gembolanku di kamar. Aku pun memberi sedikit oleh-oleh dari Jogja kemarin berupa gantungan kunci untuk Rachel, Michael, dan Lina. Aku harap mereka juga bisa kesana suatu hari nanti.

 Suasana Stasiun Depok Baru

Setelah itu langsung tiada hentinya kami mengobrol, saling menanyakan kabar masing-masing. Sembari makan siang, kami ngobrol banyak. Waktu seakan kembali seperti saat dulu mereka masih tinggal di Tambun. Hujan pun mendera sore harinya. Sampai malam, hujan pun terus turun tiada henti. Kami tidak bisa jalan kemana-mana. Tapi enaknya kami jadi bener-bener ngabisin waktu bersama di rumah Rachel dan merasakan quality time yang maksimal. Kami membuat pancake dan malamnya mama Rachel membuat nasi tim yang enak sekali. Ini baru pertama kalinya aku membuat pancake. Rachel yang sering membuat pancake. Makanya aku rencanakan untuk membuatnya sekalian bisa belajar dari Rachel. Adonan pancake pun dibuat oleh Rachel dengan sabar. Moral pelajaran yang kudapat dari masak bareng temanku itu adalah memang yang namanya masak mesti sabar. Setelah adonan pancake jadi, adonan tersebut untuk sementara dimasukkan ke dalam kulkas dulu, karena dapurnya mau digunakan oleh mba yang bekerja di rumah Rachel. Mba nya mau menyiapkan bahan-bahan untuk memasak nasi tim. Aku pun pergi mandi, dan sore hari menjelang malam itu, kami lanjut ngobrol-ngobrol lagi.

Ornamen meja di rumah Rachel ini terlihat sangat jeruk.

Setelah menikmati makan malam nasi tim yang sangat enak itu, kami pun melanjutkan membuat pancakenya. Pancake pun digoreng dan awalnya aku pun sangat kikuk menggorengnya. Untungnya ada mba yang baik hati mau membantu. Mba itu pun yang memberi tau aku resep menge-tim coklat masaknya. Agar coklat masak itu tidak cepat mengeras lagi, sebaiknya diberi sedikit mentega ketika menge-tim coklatnya. Dan benar saja, coklatnya pun jadi tidak cepat mengeras. Mba itu ternyata pernah berpengalaman membantu tetangganya membuat kue-kue pesanan, sehingga dia mendapatkan banyak ilmu dari sana. Beliau belajar membuat kue secara otodidak dengan memperhatikan secara langsung ketika bekerja disitu. Dan tentunya juga tidak lupa untuk langsung dipraktekkan. “Awalnya tidak berhasil”, cerita mbanya. “Tapi dicoba lagi dan lagi sampai berhasil!” Aku pun belajar dari cerita pengalaman beliau. 

 Adonan pancake yang siap digoreng.

 Pancake dengan saus coklat siap disantap.

 Yummy..!! ^^

Lanjut lagi mengenai pancake, aku pun tidak mau menyerah membuat pancake yang bagus. Di hasil gorengan yang berikutnya, bentuk pancake ku pun semakin membaik. Dan anak-anak juga menyukai rasanya. Pengalaman ini pun menjadi pelajaran yang berharga bagiku. Setelah kenyang makan pancake, kami pun menyetel dvd. Dvd F4 yang kuminta diputar duluan. Hahaha.. Jelas saja, Rachel dan Michael langsung geleng-geleng kepala. Aku pun karaokean sendiri dengan suara yang ga jelas sambil mengingat memori masa lalu. Mereka berdua yang tidak suka sama lagu mandarin dan gag ngerti sama lagunya, akhirnya ngetawain aku abis-abisan. “Kenapa rambutnya gondrong-gondrong gitu sih miss?”, kata Michael. Aku bilang ajah, “Rambut gondrong gitu dulu ngtrend tau! F4 tuh dulu fans nya banyak. Pas konser F4 tuh juga rame banget penontonnya”, kataku. Aku dan anak-anak saling bercandain dengan memegang boneka hello kitty koleksi Lina. Aku mengisi suara Kitty menyanyikan lagu-lagu F4. Lalu boneka lain yang dipegang oleh Rachel dan Michael pun saling memberi komentar. Suasana kamar penuh dengan gelak tawa. Dilanjutkan setelah itu dengan memutar dvd CN Blue bertajuk “konser Blue Storm di Korea”. Kali ini Rachel juga menyukainya. Kami berdua adalah fans CN Blue, sementara tetap bukan kesukaan Michael. Ia adalah anak yang lebih tertarik kepada anime dan musik J-pop

Setelah selesai nyetel dvd, lanjut aku membuat kentang goreng, sementara Rachel yang membereskan kamar untuk kami tidur nanti. Michael membantuku di dapur. Dan saat menggoreng kentangnya yang agak lumayan lama. Hal itu membuat aku galau, karena si kentang tetap lembek saat digoreng. Sembari aku membuat kentang goreng, terdengah suara riuh orang sedang menonton pertandingan bola. Teriakan Gol pun terdengar nyaring. Indonesia berhasil membobol gawang Korea Selatan. Sampai akhirnya aku pun diberi tau Michael bahwa Indonesia berhasil mengalahkan Korea Selatan dengan skor 3-2. Mantap tim U-19! Secara Korea Selatan itu kan sering juara Piala Asia. Kalau Indonesia bisa menang melawan mereka, berarti tidak mustahil kalau nanti mereka bisa sampai ke final Piala Asia atau bahkan menjadi juara Piala Asia. Bangga deh sama Evan Dimas dan tim buat kerja samanya yang kompak, serta pelatih yang telah berhasil membuat mereka menjadi tim yang bisa membanggakan Indonesia. Two thumbs up!

Kembali ke cerita kentang goreng, akhirnya setelah penantian cukup lama, si kentang pun berubah kecoklatan dan siap dihidangkan. Saat itu sudah sekitar pukul 11 malam. Aku, Rachel dan Michael menikmati kentang goreng di beranda, di rumahnya yang di lantai dua itu. Di tengah suasana malam yang habis diguyur hujan, membuat malam itu begitu tenang, dan sedikit dingin. Setelah dirasakan, ternyata kentang goreng buatanku keasinan kawan. “Wah, Miss pengen kawin ya”, canda mereka. Hehehe.. Karena katanya kalau orang masak tapi keasinan artinya pengen cepet kawin. Hahaha..  Tapi untunglah anak-anak tetap bisa menikmati kentang gorengku dan kami pun ngobrol ngalor-ngidul sembari menghabiskannya.

 Kentang goreng keasinan buatanku. :p

Setelah itu kami kembali ke kamar. Kami ngobrol-ngobrol sambil tiduran dan nonton tv di kamar. Lina sudah tidur sejak tadi. Rencana mendongeng untuk Lina sebelum ia tidur, jadi mesti ditunda keesokan harinya. Akhirnya aku mendongeng sebuah cerita yang berjudul “Balas Budi Burung Bangau” untuk Rachel dan Michael saja. Rupanya Michael sudah pernah membaca cerita tersebut di buku pelajaran B. Indonesianya. Michael memang anak yang suka membaca cerita. Walaupun Michael sudah tau jalan ceritanya, tapi ia pun tetap mau mendengar ceritaku. Aku disuruh tetep bercerita ujar Michael. Aku mengambil cerita tersebut dari mbah Gugel, aku print dan baru aku baca saat aku membacakannya untuk anak-anak. Hehe.. Aku bukan pendongeng yang pandai, tapi aku suka melakukannya. Aku jadi ingat diwaktu kecil, aku pun suka sekali mendengarkan om ku atau nenekku kalau mereka sedang bercerita kepadaku. Aku pun ingin anak-anak tidak kehilangan perasaan itu. Mendongeng menurutku amat baik untuk dilakukan, karena akan membuat mereka bisa kreatif berimajinasi dan tentunya menambah kedekatan secara emosional kepada anak-anak. Setelah selesai bercerita, aku dan Rachel ngobrolin tentang banyak hal. Salah satunya tentang sifat kami yang sama-sama introvert. Kami bisa nyambung ngobrol mungkin karena sama-sama orang introvert. Orang introvert itu bukan orang yang mudah dimengerti. Kami bukan orang yang pandai bersosialisasi dan pandai bicara. Tapi sekalinya sudah membahas hal yang kami sukai, kami akan betah bicara sampai berjam-jam. Setelah ngobrol kesana kemari, aku pun mengantuk. Rupanya waktu sudah menunjukkan pukul 2 malam. Dan kami pun memutuskan untuk tidur.

Besok paginya, sekitar pukul 6 seprapat, aku pun terbangun. Aku pergi mandi dan sarapan. Anak-anak pun begitu. Aku sempat mendongengkan untuk Lina cerita burung bangau yang sempat tertunda semalam. Dan Lina pun menyukainya. Setelah kami semua rapi, kami pergi ke loteng lantai atas untuk foto-foto sebentar. Kami mengambil beberapa foto diatas sana, dan sekalian mencoba gaya levitasi.

 Michael yang malang, bahkan kakaknya pun ogah memegangnya. Hahaha...

 Agak-agak levitasi part 1.

 Flying scene, I like it!

Sekitar pukul 9 pagi, aku, Rachel, Michael, dan Lina berangkat menuju stasiun untuk berkeliling melihat lingkungan UI. Kami pergi naik kereta dari stasiun depok baru. Sampai di stasiun UI, aku melihat pemandangan orang yang sedang berjalan-jalan dengan kendaraan bermotor ataupun sepeda. Kami pergi ke area pocin di belakang stasiun. Sudah sekitar 3 tahun aku tidak kesana. Aku bertanya kepada penjual buku-buku disana apakah mereka menjual kamus Rusia-Indonesia. Rachel yang sedang belajar sastra Rusia di UNPAD, mungkin bisa menemukan kamusnya disana. Tapi ternyata mereka tidak memilikinya. Setelah itu, kami kembali ke stasiun UI untuk mengeksplor kawasan kampus bergengsi itu. Aku bertanya ke seorang mba disana, yang kemungkinan anak UI, mengenai cara untuk ke danau UI dan jembatan Texas. Karena hari ini hari Minggu, maka tidak ada transportasi bikun (bis kuning) yang bisa mengantar kami berkeliling. Kalau mau naik ojek kata mba itu. Tentu itu bukanlah opsi yang bisa kami ambil. Lantas aku menanyakan mba itu, kalau kami berjalan kaki apakah jauh. Mba itu berkata tidak terlalu jauh kalau mau ke danau. Tinggal lurus saja mengikuti jalan. Dan kami pun memutuskan untuk berjalan kaki menuju danau.

 Atas: Foto-foto aku di rumah Rachel sebelum berangkat.
Bawah: Foto-foto sesampainya kita di kawasan UI, menuju danau.

 Di dalam kereta menuju stasiun UI.

 Lina yang kelak ingin belajar hukum.
Semoga ini bisa menjadi kenyataan di masa depan. Amin.

Di tengah perjalanan menuju danau, kami mampir ke alfamart yang ada di kawasan UI. Kami membeli air minum untuk persediaan, sedikit snack dan aku juga membeli susu coklat. Setelah berjalan sekitar 10 menit akhirnya kami melihat danau yang kami incar. Kami berfoto di sekitaran danau. Banyak orang yang sedang duduk-duduk disana. Ada juga yang sedang memancing. Keluarga yang sedang bersantai, orang-orang yang sedang olahraga, mahasiswa juga ada yang melakukan aktivitas disana. Cukup ramai suasana di hari Minggu itu. Karena kawasan UI memang terbuka untuk umum. Kami juga melihat adanya sebuah gedung kaca yang sangat indah. Ada starbucks, dan toko buku didalamnya. Rupanya setelah bertanya kepada satpam, gedung itu adalah gedung perpustakaan UI. Masyarakat umum pun diperbolehkan untuk masuk. Kami yang tidak berencana sama sekali untuk kesana, jadi terpesona dan terpikat untuk mengeksplor isi dalamnya. Kami dikenakan tarif Rp 5000 per orang untuk bisa masuk ke gedung yang megah itu. Sebagai peraturan untuk umum, petugas memberi tau kami bahwa kami diperbolehkan membaca di tempat serta disediakan juga fasilitas kalau ada yg mau difotokopi. Tapi kami tidak diperbolehkan untuk meminjam buku. Saat ingin menitipkan barang, ada kejadian yang sedikit memalukan. Kami diminta untuk menyerahkan identitas diri untuk ditukar dengan kunci loker. Tapi dari kami semua, tidak ada satupun yang membawa. Karena baik dompetku dan Rachel sama-sama ditinggal dirumah, dan yang kami bawa hanya uang dan ponsel. Untungnya bapaknya baik, jadi kami diberikan kunci lokernya cuma cuma. Kami segera menuju ke loker untuk menaruh belanjaan kami tadi. 

 Suasana danau UI yang tenang.

 NarSizz..

 Keluarga pun bisa turut bersantai di danau ini.

 Kucing UI yang sedang menunggu jam masuk kuliah. :D

Photo-photo diluar gedung perpustakaan UI

Banyak mahasiswa yang sedang sibuk mencari buku-buku referensi, dan asyik membaca disana. Tempat duduk yang disediakan untuk membaca disana, terasa nyaman sekali. Setelah asyik berkeliling sampai lantai paling atas, dan tentunya foto-foto, kami pun kembali ke lantai 2 untuk mencari buku yang menarik untuk dibaca. Rachel pun menemukan buku tentang sejarah Rusia lalu ia asyik sendiri membaca buku itu di pojokan. Aku menemani Lina berkeliling mencari buku cerita yang sedang diincarnya. Kami menghabiskan waktu di perpustakaan sampai sekitar pukul 12 siang. 

 Memasuki gedung perpustakaan UI, kita disambut oleh benda besar yang seperti tumpukan batu ini.

 Inilah ukiran yang menyambut kami saat memasuki perpus UI.
Semua kata diatas artinya "BACA", cuma ditulis dalam berbagai macam bahasa.
Menurut Rachel, kata yang dilingkarin itu diambil dari bahasa Rusia, yang bunyinya kurang lebih "Citat".
 
 NarSizz.. part 2

 Lina yang tengah mencari buku ceritanya di komputer.
Rata-rata komputer untuk pencarian data di perpus UI ini menggunakan produk keluaran buah itu. Mantaps!

 Love this pic.. !! ^^

 Dimana.. Dimana.. Dimana..??

 Rachel sedang serius membaca buku mengenai sejarah Rusia.

Menjajal foto jam tanganku untuk memberi tau Michael tentang macro photo shoot.

Best angle of Rachel..

 Beginilah kira-kira suasana di lantai atas gedung perpus UI.

Wow, arsitektur gedung yang mengagumkan!

Setelah itu kami berfoto-foto di taman yang ada di kawasan UI, untuk mencoba gaya levitasi. Disana kulihat beberapa komunitas anak muda yang sedang melakukan aktivitas seperti parkour contohnya. Setelah itu kami berkeliling mencari jembatan Texas. Sebenarnya aku sudah sangat malas jalan ke sana, karena sudah capek. Tapi Michael ingin sekali ke jembatan itu. Akhirnya aku bertanya ke seorang mba tentang cara menuju ke jembatan Texas. Dan kebetulan sekali, mba tersebut juga mau ke arah sana. Jadilah kami kesana bersama mba tersebut, yang ternyata adalah mahasiswa UI. Setelah sampai disana, kami segera berfoto-foto dan menikmati keindahan jembatan tersebut. Angin semilir dan udara yang sejuk menghapus lelah kami. Di jembatan itu kulihat beberapa orang yang lewat pun juga ikut mengambil foto. Waktu kira-kira sudah menunjukkan setengah 2 siang. Saatnya kami untuk pulang. Kami berjalan kembali menuju stasiun UI yang cukup jauh itu. Di tengah terik sinar matahari dan kaki yang sudah kelelahan, kami berjalan pulang. Kami kembali melewati alfamart dan mampir kesana sebentar untuk membeli minuman. Setelah sampai di stasiun UI, kami segera mengantri tiket lalu pulang menuju stasiun Depok Baru.

 Nyobain foto makro lagi, kali ini sasarannya bunga cantik di taman UI.

 
Agak-agak levitasi part 2.


Jembatan Texas kampus UI

Jembatan ini juga pernah dipakai syuting Cakra Khan lho..

#Ku berlari kau terdiam..#
#Ku menangis kau tersenyum..#
*galau mode on.

Happy moment..!!

Sesampainya di rumah, kami semua kecapekan. Lina dan Michael langsung di tepar di kamar. Rachel dan aku blututan foto di ruang tengah. Aku pun makan siang karena perutku sudah keroncongan. Setelahnya kami menghabiskan waktu di kamar saja. Aku dan mama Rachel nonton tv bareng di kamar, sementara Rachel juga sudah tertidur pulas karena kecapean. Hari ini benar-benar membalas hari kemarin yang seharian terperangkap di rumah karena hujan. Kami semua bener-bener bertualang sampai kaki kami pegal. Hehe.. Mengeksplorasi tempat baru dan berbagi pengalaman bersama. Sungguh amat berkesan dan menjadi kenangan yang tak terlupakan.

Tak terasa hari sudah menunjukkan pukul 5 sore. Saatnya aku pulang, agar tidak kemalaman sampai di Tambun. Aku pun berpamitan kepada mama Rachel dan mengucapkan terima kasih. Rachel dan anak-anak yang baru bangun tidur jadi agak terkejut karena tau tau aku mau pulang saja. Waktu seakan cepat sekali berputar. Acara maskeran pun ditunda kapan-kapan, karena waktunya yang tidak sempat. Aku sangat kangen untuk bermain bersama mereka lagi, dan bisa ngobrol panjang lebar. Mamanya bilang aku disuruh main kesana kalau ada libur panjang lagi. Setelah mengucapkan salam perpisahan, aku pun segera menuju stasiun depok baru, kemudian naik kereta yang menuju Bekasi. Dari stasiun depok baru, kereta sudah penuh sesak oleh orang-orang. Tapi untungnya aku masih bisa mendapat tempat duduk, sehingga bisa sambil tiduran di kereta. Aku transit di stasiun Manggarai, kemudian ganti kereta yang menuju Bekasi. Suasana di kereta yang menuju Bekasi saat itu cukup lengang. Aku sampai di stasiun Bekasi sekitar pukul 7 lewat seprapat. Dan akhirnya sampai di rumah sekitar pukul 8 malam. Aku sangat menantikan ada liburan selanjutnya supaya bisa main bareng sama mereka lagi. Miss you guys.. :)
 
Cheers,

Nita

2 komentar :

  1. Miss i like ur style when you try to describe our journey :D gila keren miss dan foto foto yang u masukin juga mantep banget :D congratulation...

    BalasHapus
  2. Thanks Rachel.. W juga enjoy pas nulis and ngedit fotonya.. Moga next Journey kita bisa lebih keren lagi.. ^^

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...