Kamis, 29 Agustus 2013

Pertama kali ke Pekan Raya Jakarta 2013

Pergi ke Jakarta Fair Kemayoran untuk pertama kali, aku dan temanku merasa sangat excited. Minggu, 16 Juni 2013, kami memutuskan untuk ngebolang bareng lagi. Kali ini target kami adalah Pekan Raya Jakarta, sebuah event pameran tahunan terbesar, terlengkap dan terlama (menurut slogannya) yang diadakan di Kemayoran.

Aku dan temanku Wiwit, janjian di stasiun Bekasi. Dari sana kami akan berangkat menuju stasiun Juanda. Setelah bertemu, kami langsung membeli tiket untuk keberangkatan sekitar pukul 11 siang, dan ternyata sekarang sudah diberlakukan e-ticket, walaupun tarifnya tetap sama seperti dulu. Menurut pengumuman di loket, baru mulai 1 Juli 2013 akan diberlakukan tarif progresif. Ya we’ll see-lah, apakah tarif tersebut akan terasa lebih ekonomis atau justru memberatkan masyarakat.
*update info, ternyata dengan adanya tarif progresif, tarif kereta sekarang jadi lebih murah lho. d^-^b

Suasana saat mengantri tiket kereta untuk berangkat

Kami tiba di stasiun Juanda pukul 12 siang, hari terasa sangat terik. Aku memutuskan untuk ke PRJ dari Monas, karena dari informasi yang kudapat, disana terdapat shuttle bus yang siap mengantar masyarakat yang ingin pergi ke Jakarta Fair.

Kami memutuskan untuk pergi ke Mesjid Istiqlal dulu, sekalian menemani temanku sholat. Mesjid tersebut berseberangan dengan gereja Katedral. Aku penasaran sekali dengan arsitektur keduanya. Ketika aku masuk ke dalam mesjid tersebut, wow, guedee sekali. Biasanya kalau pas perayaan Idul Fitri, tempat ini suka dijadikan tempat siaran langsung untuk sholat Ied bersama yang dihadiri Pak Presiden berserta jajaran pemerintah. Ada hall terbuka yang sangat luas disampingnya. Disitu aku melihat banyak orang yang bersantai setelah sholat, ataupun anak kecil yang main lari-larian. Tempatnya juga bagus lho buat foto-foto. ^^

 Suasana di dalam mesjid Istiqlal

Dikasih efek sensasi lomo biar lebih "sesuatu"

Foto-foto di pelataran mesjid yang sangat luas

Narsis dulu

Penampilan masjid Istiqlal dari luar

Tepat diseberang Mesjid Istiqlal, terdapat bangunan tua bergaya Eropa yang sangat cantik, gereja Katedral. Aku sangat amazed dengan suasana yang terlihat disana, sebab toleransi antarumat beragama disana benar-benar tercermin dengan sangat anggun. Aku pun tak akan melewatkan moment untuk mengambil foto bangunan gereja tersebut, yang juga dijadikan pemerintah sebagai bangunan cagar budaya. Tapi aku hanya bisa memotret dari luar, karena hari itu adalah hari Minggu, pastinya sedang ada ibadah. Lagipula memang belum tentu juga sembarang orang bisa masuk. Akhirnya kami pun hanya menikmati keindahan arsitektur bangunannya dari luar. Hmm.. tapi gapapalah, aku sudah cukup puas. Maybe next time aku bisa punya kesempatan untuk menikmati keindahan bangunannya dari dalam.

This beautiful photo was edited by @tatambull
 
Di halte Jl. Katedral

Ketika aku asyik memfoto gereja dari seberang jalan, kulihat ada beberapa orang Korea yang ingin menyeberang jalan malah jadi ikutan memotret gereja itu juga, hehe.. Kami berkeliling di sekitar gereja, dan aku menemukan buah saga yang berjatuhan. Hehe, jadi inget bikin prakarya pas SMP.

Kami lantas memutuskan untuk lanjut ke Monas, sekalian cari makan. Disana juga sedang diadakan pekan produk kreatif daerah, semacam festival seperti Jakarta Fair, tapi dalam skala lebih kecil. Kami jalan lumayan jauh menuju sana, dan setelah sampai kulihat banyak sekali masyarakat yang antusias datang ke Monas. Kami makan dengan soto ayam plus nasi, dan minum es kelapa. Wiwit juga membeli rujak berisi buah jambu, dan gorengan. Lumayanlah, bisa mengisi perut kami yang sudah keroncongan ini. Ketika kami melanjutkan perjalanan berkeliling Monas, sudah banyak stan yang bubar. Sepertinya karena memang acaranya sudah berlangsung sejak pagi.

Pertunjukkan tengkorak kayu yang bisa bergoyang di Monas

Kami pun menyusuri lapangan monas yang sangat luas. Pengap sekali rasanya ketika masuk ke dalam ruang pameran produk kreatif, kaya lagi di spa. Tidak ada fasilitas pendingin ruangan, sementara manusia yang masuk ke situ jumlahnya banyak sekali. Untuk berjalan saja sudah kesulitan. Saya pun segera ingin buru-buru keluar dari situ, panasss…

Hari sudah menunjukkan pukul 3 sore, kami segera mencari keberadaan shuttle bus yang katanya selalu mangkal di Monas. Kami bertanya kepada security, dan akhinya menemukan bis tersebut. Alamak, kaki ku tiba-tiba keram, tapi untunglah sudah dekat dengan bis. Segera ketika kami naik, kami merasa sangat nyaman. Aku sudah membayangkan, kalau yang namanya fasilitas dari pemerintah, apalagi gratis, biasanya kan ya gitu deh, serba apa adanya. Tapi ternyata enggak lho kawan, bisnya bagus, bis pariwisata gitu, lengkap dengan AC, dan full musik. Enak sekali rasanya berada di dalam bis tersebut, gratis lagi.. hehehe…

Di dalam shuttle bus yang mengantar kami ke PRJ

Jalanan macet sungguh. Kami pun tiba di PRJ sekitar pukul 5 sore. Langsung menuju loket pembelian tiket, kami membayar 30 ribu, untuk tarif hari Minggu. Kami masuk dan berkeliling sekitar situ. Pameran nya lumayan lengkap dan bervariasi. Saya juga melihat panggung musik yang sedang disiapkan untuk para musisi beraksi nanti malam. Kami pun membeli baju di gerai Point One. Setelah itu berkeliling taman kolam dan arena permainan yang ada disitu. Lumayan pegel berkeliling di dalam gedung pamerannya yang luas. Mata saya bukan hanya tertarik dengan beragam produk yang di pamerkan disana, tapi kehadiran para SPG yang rata-rata masih muda belia, juga menjadi sesuatu yang menarik untuk diperhatikan lho. Hehe..

Memasuki area depan PRJ, kami disambut oleh patung Hindu ini

Di area taman PRJ, sedang ada mini Brorbudur

Narsis di danau area PRJ

Sedang ada Korean Lantern Park lho disana

Hari sudah magrib beranjak malam. Kami pun membeli burger untuk bekal makan di bis. Dengan menukarkan kupon snack yang ada di kertas tiket masuk, kami bisa mendapat 2 burger dan 1 minuman Nu Green Tea dengan membayar 25 ribu. Plus saya juga mendapat kesempatan mengambil kupon undian berhadiah. And I’m Lucky.. Saya mendapat kupon bergambar setrika. Senang juga bisa pulang dengan membawa setrikaan boleh menang undian, hehe..

Kami pulang dari PRJ pukul 7 malam, naik shuttle bus lagi yang balik menuju Monas. Lagi-lagi macet parah. Apalagi setelah sampai di Monas, jalanan sudah penuh dengan motor. Malam disana bukannya sepi, tapi malah tambah rame dengan lautan manusia dan itu bikin macet parah. Kami lantas berjalan kaki menuju halte busway harmoni. Hari sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam, kami sudah tidak mungkin melanjutkan perjalanan menuju kota, karena kereta pun jam segitu rasanya sudah tidak ada lagi. Kami pun naik busway menuju blok M, berharap masih ada bus ke Bekasi yang mangkal. Dan setelah sampai di terminal Blok M, ternyata kendaraan sudah sangat sepi. Kami pun akhirnya memutuskan pulang naik taksi, karena hari sudah terlalu malam. Mengantar temanku dulu sampai ke rumahnya, baru setelah itu aku. Jalanan untungnya tidak terlalu macet, dan pak sopir pun membawa kendaraannya dengan mulus. Aku pun akhirnya tiba di rumah pukul 11 malam. Petualangan hari itu pun selesai, dan aku tidak sabar dengan petualangan berikutnya. ^^

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...