Aku dan
temanku Wiwit, janjian di stasiun Bekasi. Dari sana kami akan berangkat menuju stasiun
Juanda. Setelah bertemu, kami langsung membeli tiket untuk keberangkatan
sekitar pukul 11 siang, dan ternyata sekarang sudah diberlakukan e-ticket,
walaupun tarifnya tetap sama seperti dulu. Menurut pengumuman di loket, baru
mulai 1 Juli 2013 akan diberlakukan tarif progresif. Ya we’ll see-lah, apakah tarif tersebut akan terasa lebih ekonomis
atau justru memberatkan masyarakat.
*update info, ternyata dengan adanya tarif progresif, tarif kereta sekarang jadi lebih murah lho. d^-^b
Suasana saat mengantri tiket kereta untuk berangkat
Kami tiba di stasiun Juanda pukul 12 siang, hari terasa
sangat terik. Aku memutuskan untuk ke PRJ dari Monas, karena dari informasi
yang kudapat, disana terdapat shuttle bus yang siap mengantar masyarakat yang
ingin pergi ke Jakarta Fair.
Kami memutuskan untuk pergi ke Mesjid Istiqlal dulu, sekalian menemani temanku sholat. Mesjid tersebut berseberangan dengan gereja Katedral. Aku penasaran sekali dengan arsitektur keduanya. Ketika aku masuk ke dalam mesjid tersebut, wow, guedee sekali. Biasanya kalau pas perayaan Idul Fitri, tempat ini suka dijadikan tempat siaran langsung untuk sholat Ied bersama yang dihadiri Pak Presiden berserta jajaran pemerintah. Ada hall terbuka yang sangat luas disampingnya. Disitu aku melihat banyak orang yang bersantai setelah sholat, ataupun anak kecil yang main lari-larian. Tempatnya juga bagus lho buat foto-foto. ^^
Suasana di dalam mesjid Istiqlal
Dikasih efek sensasi lomo biar lebih "sesuatu"
Foto-foto di pelataran mesjid yang sangat luas
Narsis dulu
Penampilan masjid Istiqlal dari luar
Tepat diseberang Mesjid Istiqlal, terdapat bangunan tua
bergaya Eropa yang sangat cantik, gereja Katedral. Aku sangat amazed dengan suasana yang terlihat disana,
sebab toleransi antarumat beragama disana benar-benar tercermin dengan sangat
anggun. Aku pun tak akan melewatkan moment untuk mengambil foto bangunan gereja
tersebut, yang juga dijadikan pemerintah sebagai bangunan cagar budaya. Tapi aku
hanya bisa memotret dari luar, karena hari itu adalah hari Minggu, pastinya sedang ada
ibadah. Lagipula memang belum tentu juga sembarang orang bisa masuk. Akhirnya kami pun hanya menikmati keindahan arsitektur bangunannya dari luar. Hmm.. tapi gapapalah, aku
sudah cukup puas. Maybe next time aku bisa punya kesempatan untuk menikmati keindahan bangunannya dari dalam.
This beautiful photo was edited by @tatambull
Di halte Jl. Katedral
Ketika aku asyik memfoto gereja dari seberang jalan, kulihat ada beberapa orang Korea yang ingin menyeberang jalan malah jadi ikutan memotret gereja itu juga, hehe.. Kami berkeliling di sekitar gereja, dan aku menemukan buah saga yang berjatuhan. Hehe, jadi inget bikin prakarya pas SMP.
Kami lantas memutuskan untuk lanjut ke Monas, sekalian cari makan. Disana juga sedang diadakan pekan produk kreatif daerah, semacam festival seperti Jakarta Fair, tapi dalam skala lebih kecil. Kami jalan lumayan jauh menuju sana, dan setelah sampai kulihat banyak sekali masyarakat yang antusias datang ke Monas. Kami makan dengan soto ayam plus nasi, dan minum es kelapa. Wiwit juga membeli rujak berisi buah jambu, dan gorengan. Lumayanlah, bisa mengisi perut kami yang sudah keroncongan ini. Ketika kami melanjutkan perjalanan berkeliling Monas, sudah banyak stan yang bubar. Sepertinya karena memang acaranya sudah berlangsung sejak pagi.
Pertunjukkan tengkorak kayu yang bisa bergoyang di Monas
Kami pun menyusuri lapangan monas yang sangat luas. Pengap sekali rasanya ketika masuk ke dalam ruang pameran produk kreatif, kaya lagi di spa. Tidak ada fasilitas pendingin ruangan, sementara manusia yang masuk ke situ jumlahnya banyak sekali. Untuk berjalan saja sudah kesulitan. Saya pun segera ingin buru-buru keluar dari situ, panasss…
Hari sudah menunjukkan pukul 3 sore, kami segera mencari keberadaan shuttle bus yang katanya selalu mangkal di Monas. Kami bertanya kepada security, dan akhinya menemukan bis tersebut. Alamak, kaki ku tiba-tiba keram, tapi untunglah sudah dekat dengan bis. Segera ketika kami naik, kami merasa sangat nyaman. Aku sudah membayangkan, kalau yang namanya fasilitas dari pemerintah, apalagi gratis, biasanya kan ya gitu deh, serba apa adanya. Tapi ternyata enggak lho kawan, bisnya bagus, bis pariwisata gitu, lengkap dengan AC, dan full musik. Enak sekali rasanya berada di dalam bis tersebut, gratis lagi.. hehehe…
Di dalam shuttle bus yang mengantar kami ke PRJ
Jalanan macet sungguh. Kami pun tiba di PRJ sekitar pukul 5
sore. Langsung menuju loket pembelian tiket, kami membayar 30 ribu, untuk tarif
hari Minggu. Kami masuk dan berkeliling sekitar situ. Pameran nya lumayan
lengkap dan bervariasi. Saya juga melihat panggung musik yang sedang disiapkan
untuk para musisi beraksi nanti malam. Kami pun membeli baju di gerai Point
One. Setelah itu berkeliling taman kolam dan arena permainan yang ada disitu.
Lumayan pegel berkeliling di dalam gedung pamerannya yang luas. Mata saya bukan
hanya tertarik dengan beragam produk yang di pamerkan disana, tapi kehadiran
para SPG yang rata-rata masih muda belia, juga menjadi sesuatu yang menarik
untuk diperhatikan lho. Hehe..
Memasuki area depan PRJ, kami disambut oleh patung Hindu ini
Di area taman PRJ, sedang ada mini Brorbudur
Narsis di danau area PRJ
Sedang ada Korean Lantern Park lho disana
Kami pulang dari PRJ pukul 7 malam, naik shuttle bus lagi yang balik menuju Monas. Lagi-lagi macet parah. Apalagi setelah sampai di Monas, jalanan sudah penuh dengan motor. Malam disana bukannya sepi, tapi malah tambah rame dengan lautan manusia dan itu bikin macet parah. Kami lantas berjalan kaki menuju halte busway harmoni. Hari sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam, kami sudah tidak mungkin melanjutkan perjalanan menuju kota, karena kereta pun jam segitu rasanya sudah tidak ada lagi. Kami pun naik busway menuju blok M, berharap masih ada bus ke Bekasi yang mangkal. Dan setelah sampai di terminal Blok M, ternyata kendaraan sudah sangat sepi. Kami pun akhirnya memutuskan pulang naik taksi, karena hari sudah terlalu malam. Mengantar temanku dulu sampai ke rumahnya, baru setelah itu aku. Jalanan untungnya tidak terlalu macet, dan pak sopir pun membawa kendaraannya dengan mulus. Aku pun akhirnya tiba di rumah pukul 11 malam. Petualangan hari itu pun selesai, dan aku tidak sabar dengan petualangan berikutnya. ^^
Tidak ada komentar :
Posting Komentar