Minggu, 12 Januari 2014, aku mengawali tahun
yang baru ini dengan sebuah petualangan seru lainnya. Aku kedatangan sahabatku
Rachel. Kali ini dia yang akan gantian menginap di rumahku. Rachel berangkat
dari rumahnya di Depok pada hari Sabtu tanggal 11 Januari 2014. Hari itu
kebetulan aku juga masuk kantor karena ada kerjaan lembur. Rachel berangkat
dari rumahnya sekitar pukul setengah 12 siang. Kami janjian bertemu di stasiun
Bekasi. Ketika kira-kira pukul 1 siang, whatsapp ku pun berbunyi, memberi pesan
padaku bahwa Rachel sudah tiba di stasiun Bekasi. Aku pun segera membereskan
pekerjaanku sebisanya dan meninggalkan teman-temanku yang saat itu sedang
lembur juga bersamaku di kantor. Jarak kantorku dan stasiun kebetulan tidak
begitu jauh. Cukup naik angkot sekali. Sekitar lima menit kemudian, aku pun
akhirnya bertemu dengan Rachel di stasiun. Kami segera melanjutkan perjalanan
kami menuju sebuah mall di Bekasi untuk makan siang sembari ngobrol-ngobrol.
Sorenya kami berdua mengikuti ibadah Boanarges.
Malamnya kami berdua main gitar, covering
semau-maunya dan hasilnya adalah sebuah kekacauan yang mendatangkan gelak tawa.
Tengah malam itu kami berdua ketawa geli melihat hasil rekaman covering kami
yang memalukan. Kami berdua tertawa
sampe perut kami sakit. Akhirnya pukul 12 malam kami baru memutuskan untuk
menyudahinya dan pergi tidur. Karena besok itu kami harus bangun pagi-pagi
untuk siap-siap bertualang ke taman mini. Kami pun berharap semoga besok tidak
turun hujan.
Paginya sekitar pukul 5, aku pun bangun dan
bersiap-siap. Kami menyiapkan bekal makanan dan minuman, serta apa saja yang
mesti dibawa. Kami sengaja membawa persediaan makanan yang cukup banyak yang
telah kami beli sebelumnya di supermarket pada hari Sabtu. Karena kata orang
makanan yang dijual di TMII itu mahal-mahal. Maka itu, untuk perbekalan makanan
lebih baik disiapkan dari rumah. Daftar tempat yang ingin dikunjungi disana
berikut harga tiketnya plus ongkos pp telah akan aku perhitungkan secara
terperinci. Aku jadi sudah tau berapa kira-kira budgetnya dan berapa uang yang
mesti kubawa. Kami pun sudah berdandan habis-habisan agar terlihat keceh. XDD
Ketika kami di jalan menuju TMII, gerimis pun
datang. Kami pun berharap gerimis ini memudar dan langit berubah cerah. Tapi
nyatanya ketika kami sampai disana, keadaannya malah semakin parah. Hujan deras
menerjang, dan dandanan kami yang sudah keceh ini berubah menjadi tidak keruan
lagi. Walaupun kami berdua memakai payung, tapi celana yang basah kuyup sudah
tidak bisa terelakkan. Ditambah aku lupa membawa jaket dari rumah. Dinginnya
angin menerpa tubuhku yang kecil ini. Brrrrr.... Tapi apa mau dikata, kami pun
hajar saja hujan itu. Kami tiba di tempat pertama kami yaitu Keong Emas, karena
itulah tempat yang terdekat dengan tempat kami turun dari angkot. Tadi kami
masuk melalui gerbang 3, kemudian membayar tiket masuk TMII sebesar 10 ribu
untuk pengunjung pejalan kaki. Kami sempat berteduh sebentar di pos sekuriti
Teater Keong Emas, karena hujan yang sangat amat lebat. Lalu ketika mulai
sedikit mereda, kami pun langsung cepat-cepat menuju Keong Emas tersebut. Hari
itu ada empat film yang diputar. Di paling awal pukul 10 ada film yang berjudul
Rescue, kemudian disusul dengan Born
To Be Wild, indonesia Indah dan terakhir T-Rex. Kami pun
memilih film Rescue, karena kalau menunggu film lain seperti Indonesia Indah,
kami hanya akan membuang waktu menunggu disitu. Sementara masih ada banyak
wahana lain yang kami ingin kunjungi. Kami membeli tiket seharga 30 ribu dan
segera masuk kedalam teater Imax tersebut. Di dalam ternyata sudah banyak
pengunjung yang bersiap untuk menonton juga. Kami pikir karena hujan deras,
teater akan sepi. Tapi ternyata animo masyarakat disana tetap banyak. Salah
satu pengunjung yang kuajak ngobrol adalah seorang ibu yang ternyata datang
kesana bersama rombongan dari yayasan. Aku dan Rachel pun berfoto-foto sejenak
sebelum filmnya dimulai. Oh ya, disana juga ada fotografer yang sedang
foto-fotoin para pengunjung Imax. Entah itu fofotgrafer dari mana, yang jelas
kami semua pengunjung yang ada disitu, termasuk aku, sepertinya masuk dalam
bingkai jepretannya. Hihihi.. Lampu pun meredup, dan film Rescue pun dimulai.
Film tersebut menceritakan tentang berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan
menyelamatkan nyawa manusia. Seperti seorang pilot pesawat militer wanita yang
bertugas untuk misi bantuan saat gempa Haiti tahun 2010. Atau petugas pemadam
kebakaran dan nahkoda kapal yang bekerja dalam rangka misi bantuan untuk dunia.
Pokoknya keren deh ternyata filmnya. Baik aku dan Rachel tidak nyesel udah
memilih film tersebut. Ditambah lagi, ini adalah pertama kalinya kami nonton
film di teater Imax, yang layarnya itu gede banget. Jauh lebih besar dibanding
layar bioskop pada umumnya. Jadi kitanya kaya berasa ikut muter, ikut bergerak
bareng filmnya. Kualitas gambar IMAX yang oke ditambah jalan cerita filmnya itu
sendiri yang mengandung pesan moral, membuat kami menyisakan kenangan yang kuat
saat meninggalkan tempat duduk. Untuk yang belum pernah ke Keong Emas, mesti
nyobain deh. Gag mahal kok, cuma 30 ribu, sama kaya harga tiket nonton bioskop
di hari biasa kan. :)
Jeprat-jepret dulu sebelum nonton Imax
Berikutnya kami segera menuju Taman Bunga Keong Emas yang terletak persis dibelakang Keong Emas. Kami berjalan kaki menuju kesitu. Tapi di tengah jalan, ternyata hujan kembali menerjang. Kami berteduh di pangkalan ojek yang ada di dekat taman. Di seberang kami terdapat sebuah bangunan dengan dominasi warna merah dan emas. Bangunan itu adalah sebuah kelenteng/ phekong bernama Kong Miao yang merupakan tempat ibadah bagi masyarakat beragama Khonghucu. Kami tetap berteduh sambil memandangi kelenteng tersebut. Di samping kami juga ada pasangan muda mudi yang tadinya sedang berkeliling dengan motor dan memutuskan untuk berteduh sementara juga disitu. Setelah hujan berubah menjadi agak rintik-rintik, aku dan Rachel langsung tancap gas menuju taman bunga Keong Emas. Sebelum masuk kedalam taman, kami mesti membeli tiket masuknya dulu seharga 10 ribu. Kami berkeliling taman di tengah rintik-rintik hujan dan menemukan sebuah gazebo yang cukup besar. Pengunjung yang lainnya juga sedang berteduh disana sambil mengisi perut. Di area taman, kulihat ada barisan anak-anak kecil yang sedang berlatih tae kwon do. Padahal saat itu sedang hujan lho. Mereka sepertinya sengaja dilatih agar tidak mudah cengeng. Anak-anak itu tetap berlatih dengan semangat dan ceria. Ada juga crew fotografer yang sedang hunting foto di taman itu. Dari kaos yang mereka kenakan, bisa aku tebak bahwa mereka adalah rombongan photografer dari sekolah fotografi Darwis Triadi.
Hujan lebat..!!
Yaudah deh jadinya kita nikmatin ajah pemandangan phe kong di seberang, sambil berteduh :)
Nemu kembang cantik di taman bunga Keong Emas.
Langsung deh jadi sasaran foto makro.
Taman Bunga Keong Emas TMII
Ini satu-satunya gazebo yang kutemukan di taman bunga.
Lumayan lah bakal jadi tempat kita mengisi perut sembari berteduh.
Setelah kami mengungsi ke dalam gazebo tersebut, kami mengeluarkan perbekalan kami untuk mulai mengisi perut. Kami makan sambil menunggu hujan berhenti. Selesai kami makan nasi plus camilan, ternyata hujan tidak juga berhenti. Di tengah hujan gerimis itu pun kami berjalan menuju destinasi selanjutnya. Di taman itu juga aku sempat mengambil beberapa jepretan, dan alangkah senangnya disana akhirnya aku menemukan sebuah taman kecil yang ditumbuhi jejeran bunga matahari. Akhirnya bisa juga aku melihat kumpulan bunga cantik tersebut!
Yeayy, ada taman bunga matahari..!!
Kireii...
Setelah satu kali putaran, kami pun turun dari kereta dan melanjutkan perjalanan kami menuju teater 4 dimensi yang tidak jauh dari situ. Teater 4 dimensi itu berada di sebelah teater tanah airku tadi. Kami segera membeli tiket dan aku pun mencari informasi film apa saja yang diputar. Ternyata di hari itu ada 3 film yang diputar. Ada Willy, Salamander dan Spacessey. Kami memilih nonton film yang akan tayang sebentar lagi dan segera membayar tiket seharga 25 ribu. Kebetulan film yang akan diputar sesaat lagi adalah Spacessey yang menceritakan tentang luar angkasa. Wah, lumayan menarik kan. Kami menunggu film yang diputar pukul 2 lewat seprapat itu sambil makan camilan. Di tengah hujan gerimis dan langit mendung diluar sana, ternyata makan camilan semakin terasa nikmat. Kami segera masuk menuju ke dalam studio ketika terdengar bunyi pemberitahuan bahwa film kami akan dimulai. Sebelum masuk ke dalam studio, petugas memeriksa tiket kami dan memberi kami kacamata 4 dimensi. Aku pun bingung memakainya. Pakai kacamata double itu merepotkan ternyata. Aku mesti memegangi kacamata 4 dimensinya supaya tidak melorot. Film pun dimulai, dan dari dalam layar keluarlah kupu-kupu yang seolah-olah bisa kita tangkap dengan tangan kita. Sepanjang film diputar, para pengunjung dihibur dengan efek gambar yang terasa nyata seperti sungguhan keluar, juga efek bangku yang bergetar dan percikan air. Film pun berakhir dan kami pun segera meninggalkan studio. Untuk film yang kali ini, 4 dimensi, menurutku ya lumayan bagus. Tapi masih lebih keren yang Imax tadi kalau aku bilang.
Setelah itu rencana dilanjutkan menuju stasiun
kereta gantung. Kami kesana naik bus keliling TMII karena letaknya yang jauh
kalau mesti berjalan kaki. Kami menikmati perjalanan mengelilingi area TMII dan
membayar sebesar 5 ribu kepada sopirnya. Setelah sampai di stasiun kereta
gantung, kami tidak langsung membeli tiket. Rachel agak parno karena cuaca yang
mendung, takutnya ada petir yang menyambar. Maka kami menunggu hujan untuk reda
dulu, dan cuaca menjadi agak cerah. Setelah langit berubah lumayan cerah, dan
hanya menyisakan rintik hujan, kami segera menuju loket pembelian karcis kereta
gantung. Seorangnya dipatok harga 30 ribu. Kami naik ke atas dan setelahnya
kereta gantung kami pun datang menghampiri. Diliat dari kapasitas tempat
duduknya, menurutku satu kereta gantung itu bisa diisi sampai 4 orang. Kami
sempat jejeritan lho pas awal-awal keretanya jalan. Hehe.. Dan setelah itu kami
berdua ngobrol kesana kemari di dalam kereta gantung itu. Lagi lagi karena hari
sedang hujan, maka pemandangan dari dalam kereta gantung tampak tidak begitu
jelas, karena jendelanya yang berembun. Tapi gapapalah, tetep diasikin ajah.
Dalam perjalanan menuju arah balik, kembali ke stasiun kereta gantung,
terlintaslah ide dari Rachel untuk menyanyikan lagu Mirrornya Justin Timberlake,
yang kemarin malam sempat kami coba-coba covering. Aku pun juga menambahkan
ide, bagaimana kalau direkam saja. Kan jarang-jarang tuh orang bikin video
covering di dalam kereta gantung. Aku pun segera mengeluarkan Nikon P310 ku,
dan mulai merekam aksi Rachel bernyanyi. Yapp, dan ternyata covering yang ini lumayan
sukses walaupun ada sedikit masalah teknis audio ketika keretanya bergetar.
Lumayanlah untuk kenangan nanti. Kapan lagi coba bikin covering di dalem kereta
gantung, sesuatu yang jarang dan gag mudah untuk diulang kembali bukan. :)
Abis turun dari bis keliling nih, mau ke stasiun kereta gantung di seberang.
Ujannya awet, yaudah terjang aja deh. :)
Loket Kereta Gantung
Setelah selesai beraksi di dalam kereta
gantung, kami melanjutkan perjalanan kami di sore itu. Kami menuju destinasi
terakhir kami yaitu museum Transportasi. Disana sasaran kami adalah naik ke
dalam pesawat Garuda Indonesia dan masuk ke dalam cockpitnya. Lumayan kan,
kapan lagi coba boleh masuk sambil foto-foto didalem cockpit pesawat. Kami
berjalan kaki dari stasiun kereta gantung menuju museum Transportasi. Jaraknya
ternyata cukup jauh lho, tapi gapapa lah karena sore itu hari sudah tidak lagi
hujan. Jadi kami bisa menikmati jalan-jalan keliling TMII tanpa perlu payungan
lagi berdua, kaya sepanjang hari tadi. Di perjalanan, kami melihat banyak hal
menarik, salah satunya adalah Pura, tempat ibadahnya mereka yang beragama
Hindu. Aku pun sempat berfoto narsis disana, karena viewnya yang asik layaknya
kita sedang berada di Bali. Setelah itu ada juga wihara, anjungan rumah adat
dan museum keprajuritan. Dari luar, aku melihat banyak sekali pengunjung yang
sedang berkeliling di dalam museum keprajuritan. Bentuk bangunannya yang unik
seperti benteng istana itu mungkin yang membuatnya menarik. Oh ya, dari tadi
aku keliling TMII, melewati hujan deras, gerimis, hujan lagi, gerimis lagi, hujan
lagi, aku sangat heran karena TMII tetap saja dipenuhi oleh pengunjung pada
hari itu. Aku melihat banyak anak muda dan remaja yang rela payung-payungan
kaya kami, tetep jalan-jalan keliling TMII sekalipun hari lagi hujan dan langit
mendung. Mantap ya! Salut ngeliat masyarakat Indonesia, khususnya orang Jakarta,
tetep punya animo yang besar terhadap pariwisata lokal, seperti TMII ini.
Semoga kedepannya, pelayanan di TMII ini semakin ditingkatkan, dan harga tiket
setiap wahananya juga jadi semakin terjangkau ya buat masyarakat. :)
Otw menuju museum transportasi, kita ngelewatin phe kong lagi.
Karena udah gag ujan, makanya asikin foto-foto deh.. :))
Kaya di Bali kan! :)
Lanjut menuju museum Transportasi, ketika kami
sampai, kami langsung menuju loket pembelian tiket. Harga tiketnya dibandrol 2
ribu saja. Tetapi sayang sekali, karena hari hujan, maka cockpit pesawatnya
tidak dibuka. Yahh, jadi gag bisa foto-foto didalem pesawat Garuda dong. Kami
berdua pun lumayan kecewa. Tapi ya gapapa lah, mau gimana lagi. Kami berdua
foto-foto saja di depan pesawatnya dan di area sekitar museum tersebut. Di
museum tersebut, selain ada pesawat, kereta api, mobil, ada juga replika kapal
laut lho. Kalau kalian ingin jalan-jalan, tapi gag mau jauh-jauh, atau pengen
hunting foto-foto yang menarik, TMII ini bisa jadi salah satu lokasi yang bagus
untuk dikunjungi. Tapi semoga pas kalian kesana, gag lagi hujan kaya gini ya.
Biar jalan-jalannya bisa lebih maksimal. :)
Di museum transportasi nih, narsis depan GIA.
Anak nongkrong Garuda
Please, rescue my love.. XDD
The style of "bocah kam-fung".. :p
Muka dah capek banget, tapi tetep narsis forever.
Huzzaah..
Selesai jalan-jalan di museum Transportasi,
kami pun beranjak pulang karena hari sudah menunjukkan pukul setengah 5 sore.
Sebenarnya masih ada 2 lokasi lagi di dalam list yang belum kami kunjungi,
yaitu taman burung dan taman budaya Tionghoa. Tapi karena hari sudah sore,
kedua tempat tersebut kami skip. Yang penting, wahana-wahana utama yang ingin
kami kunjungi, sudah kesampaian. Kami pun pulang naik ojek akhirnya untuk
menuju keluar gerbang TMII. Karena mobil/bis keliling ternyata terakhir
beroperasi tadi sampai jam 4 saja. Mau jalan kaki juga sudah gempor. Yasudah,
atas saran dari tukang ojek, kami naik ojek sampai ke Bambu Apus. Kemudian dari
situ bisa naik mayasari jurusan Kp Rambutan-Bekasi yang langsung mengarahkan
kami pulang ke arah Bekasi. Rute ini berbeda dengan rute berangkat yang kami
ambil. Kalau tadi pas berangkat, kami ke arah selatan dulu (komdak), baru balik
lagi muter ke utara. Karena moda transportasi yang kami ambil adalah naik
busway jurusan Garuda Taman Mini, makanya jadi kaya muter-muter. Tapi
gapapalah, sekalian keliling jakarta. Kalau pulangnya ini, kami langsung naik
bis yang menuju ke Bekasi, kami jadi tidak usah muter-muter. Langsung ke Bekasi
dari Bambu Apus, gag pake acara muter-muter ato macet. Kami tiba dirumah pun tergolong
cepat, sekitar pukul 6 sore kami sudah ada di rumah. Perjalanan kali ini
memberikan kami pengalaman yang unik dan menyenangkan. Malamnya aku pun
disentakkan oleh berita di tv mengenai kabar banjir yang menyerang ibu kota,
karena hujan seharian tadi yang awet. Huah, untung pulangnya tadi kita lewat
jalur terdekat, jadi bisa tiba dirumah dengan cepat dan selamat. Thanks lah
untuk kang ojek yang baik tadi. Hari ini akan menjadi kenangan yang tidak
terlupakan, baik bagiku maupun Rachel. :)
Rincian biaya seharian main-main di taman
mini:
Koasi (Rumah-Bulak Kapal) : 5.000
Bis ke komdak (Bekasi-Blok M) : 8.000
Busway ke Halte Garuda TMII : 3.500
Angkot 02 ke gerbang 3 TMII : 4.000
Tiket masuk TMII : 10.000
Imax Keong Emas : 30.000
Taman Bunga Keong Emas : 10.000
Aeromovel :
20.000
Teater 4 dimensi : 25.000
Bis keliling TMII : 5.000
Kereta Gantung :
30.000
Museum Transportasi : 2.000
Ojek pulang ke Bambu Apus : 15.000
Bis ke Bekasi (Kp Rambutan-Bekasi) : 5.500
Koasi pulang ke rumah : 5.000
+
178.000
Gimana? Masih terjangkau kan! Untuk dapetin
liburan yang menyenangkan ternyata gag mesti jauh-jauh kok. Biaya diatas tanpa
makan ya, karena kita bawa bekel dari rumah. Saran saya ya itu, kalo mau
jalan-jalan hemat, sebaiknya bawa bekel makanan, minuman dan cemilan yang cukup
dari rumah. Biar disana gag usah jajan lagi. :)
Next Stop: ILLUCINATI Jakarta #GKJ25Jan
Cheers,
Nita
Tidak ada komentar :
Posting Komentar