Sabtu, 20 Agustus 2016

Awan Gelap dan Awan Putih

                                                                 Sumber foto: dari sini

Ketakutan.
Ya, itu yang sempat kurasakan hari Kamis lalu.
Aku berangkat dari rumah naik motor Beatto-ku
Awan gelap menaungi pagi hari itu.
Kucoba melangkahkan motorku walau ada sedikit ragu.
Tak beberapa lama berjalan, turunlah titik-titik hujan.
Dan semakin lama semakin besar intensitasnya.
Kulirik tangki bensin sudah melewati batas warna merah.
Perasaan takut itu pun mulai datang.

Pom bensin berada masih agak di depan.
Hanya bisa berharap semoga bensinnya masih cukup untuk menggerakkan motorku sampai kesana.
Rintik hujan yang semakin deras, membuatku jadi makin gentar lagi.
Di tempat tinggalku ini termasuknya daerah yang kering, dan jarang hujan.
Jadi kubayangkan kalau disini hujannya mengarah ke yg makin deras, apalagi disana yang daerahnya lebih basah.
Hujan lebat dan banjir di depan sudah membayang di pikiranku,
Sementara aku sedang mengemudi motorku menuju SPBU terdekat, kurasakan jaketku mulai kuyup.

Rute mana yang harus aku pilih juga membuatku bingung.
Karena jalanan yang biasa aku lalui itu kalau hujan deras biasanya banjir dan pasti macet parah.
Sementara kalau lewat jalanan alternatif, aku mesti beradu balap dengan mobil container yang besar dan ngebut2.
Pikiranku pun semakin dibikin kalut.
Jalanan yang lumayan macet dan licin, membuatku harus mengemudikan motorku dengan hati-hati.
Sebab aku takut tergelincir seperti waktu jatuh dulu.
Aku hanya bisa minta guidance-Nya saja biar kasih aku hikmat kemana aku harus melangkahkan setirku nanti.

Sampailah aku di SPBU akhirnya.
Segera kuisi tangki bensin motorku dan kukenakan mantel hujanku.
Perjalanan kulanjutkan kembali dengan masih ada ketakutan di pikiranku.
Aku tarik napas dan berdoa dalam hati
Tuhan pasti melindungi di sisi kiri kananku.
Melindungiku dari marabahaya.
Jangan bayangin yang serem-serem di depan.
Yang penting kamu fokus aja sama jalanan yang bakal lalui di depanmu.
Jalan pelan-pelan dan tetap hati-hati.
Selangkah demi selangkah akhirnya agak tenang hatiku.

Kulihat semakin dekat menuju kantor, gerimis hujan pun semakin memudar.
Aku mengarahkan setirku ke rute yang biasanya aku lalui.
Sampai hampir di dekat kantor, kulihat jalanan justru kering.
Tidak ada genangan banjir ataupun macet parah seperti yang kubayangkan tadi.
Jalanan cenderung ramai lancar saja.
Awanpun terlihat tidak segelap di tempat aku tinggal.
Kenyataannya berbeda dari apa yang kutakutkan sebelumnya.
Dalam hati, malah kupikir aku jadi kaya orang salah kostum nih.
Sebab kulihat pengendara motor yg lain banyak yang ga pakai mantel hujan.
Hehehe,,

Sampai akhirnya aku tiba di kantor dengan selamat.
Aku mengucap syukur atas perlindunganNya yg senantiasa menjagaiku di sepanjang perjalanan.

Ada pelajaran yang kudapatkan hari itu.
Bahwa ketakutan itu adalah seperti awan gelap di dalam hati.
Yang menakuti kita akan sesuatu yang belum pasti terjadi.
Yang seringkali membuat kita ragu dan merasa takut dalam melangkah,
Membuat bingung apakah pilihan yg kita ambil, salah atau tidak.
Kalau sudah begini, kuncinya cuma tarik napas, berdoa dan melangkah perlahan-lahan.
Pasti tiba dengan baik-baik saja kok.

Karena bayangan ketakutan itu cuma ada di pikiran kita aja.
Bisa saja yang ternyata menunggu di depan malah awan putih kan. :))


Love,

2 komentar :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...