Kamis, 29 Agustus 2013

Korean Film Festival 2013

Sabtu, 29 Juni 2013 lalu, saya dan teman saya dari kantor saya bekerja dulu, kembali bertemu untuk janjian nonton festival film korea bareng. Festival ini diadakan oleh KCC (Korean Cultural Centre) bekerja sama dengan Blitzmegaplex untuk memperkenalkan film-film buatan negeri ginseng tersebut. Festival ini diadakan dari tanggal 25-30 Juni 2013 dan bertempat di dua tempat yaitu Blitzmegaplex Pacific Place Jakarta dan Paris Van Java Bandung. Saya tau informasi ini sebelumnya pas nonton film Coboy Junior Movie dimana ada thriller mengenai festival tersebut diputar di awal film. Selanjutnya saya searching di internet dan menemukan twitter dan websitenya.

Saya kemudian menghubungi teman saya yang kemarin nonton bareng juga di festival film anak. Kita membuat janji untuk bertemu di Pacific Place pukul setengah tiga, 2 jam sebelum film dimulai. Karena tiket bisa diambil langsung di tempat. Namun ternyata ketika saya sampai disana, tiket film untuk yang setengah 5 nya sudah habis terjual. Termasuk untuk waiting list pun antriannya sudah ditutup. Maklumlah ini kan hari Sabtu, ya weekend, dan film Korea kan memang lagi happening, jadi banyak yang minat. Tidak seperti saat mengantri tiket festival film anak kemarin, yang lancar tanpa hambatan dan pas kita masuk pun masih banyak kursi kosong, yang ini benar-benar berbeda 360 derajat. Orang-orang ternyata sudah mulai mengantri sejak pukul 11 (informasi berasal dari nanya ke petugas) padahal filmnya kan baru mulai pukul setengah 5 sore kawan, hadeuuhhh.. Film yang diputar pukul setengah 5 itu berjudul “Miracle in Cell No. 7” dan aku tuh pengen banget nonton film tersebut, soale berdasarkan hasil searching di Mbah Google, banyak yang bilang filmnya bagus, mengajak pemirsanya tertawa tapi juga menangis setelahnya. Hmm.. Tidak apalah, saya akan download filmnya nanti.. hehehe…

Sebelum mengantri untuk film kedua, aku dan mba As ketemuan dulu dan kita saling mengobrol tentang keadaan kami masing-masing. Mba Rima  saat itu masih di jalan, karena kendaraan dari Cikarang memang suka ngetem, ditambah jauh dan macetnya perjalanan Cikarang-Blok M membuat perjalanan mba Rima menjadi sangat lama. Selagi menunggu mba Rima, mba Asni sholat dulu dan aku membaca buku di Times Bookstore yang ada di sebelahnya. Times Bookstore kebanyakan menjual buku import, dan itu menjadi sesuatu yang baru yang jarang aku temui di toko buku di Bekasi. Ambience nya juga enak sekali, tenang, tidak begitu besar, dan terasa lengang. Memberikan semacam sensasi privasi ketika membaca buku disana. Aku pun menemukan sebuah buku dengan judul yang menarik.

Judulnya provokatif abiz, like this!

Sementara aku membaca, ternyata mba Rim sudah sampai dan menunggu di bawah. Aku pun menyusulnya dan bergabung bersama mba As yang sudah selesai sholat. Kami pun segera mengantri untuk film kedua yang akan diputar pukul 7 malam. Film tersebut berjudul Deranged. Sebenarnya ada dua pilihan film. Tetapi film yang satu lagi bercerita tentang jaman kerajaan Korea kuno, dan itulah juga mungkin yang membuat peminatnya lebih sedikit disbanding Deranged. Kita mengantri seperti mau mengantri sembako gratis. Berdesak-desakan sekali bahkan sampai petugasnya berteriak supaya kita tidak saling dorong-dorongan seperti itu. Kami menggunakan segenap kekuatan kami untuk menyelip-nyelip (aku pun mengeluarkan jurus yuyu kangkangku) dan bertahan dalam antrian yang sepenuh itu. Benar-benar perjuangan. Hmm., yang namanya barang gratisan itu memang peminatnya itu tidak pandang kasta ataupun status sosial ya. Hehehe..

Setelah mengantri lama, akhirnya kita dapet juga yang waiting list, karena yang tiket resminya ternyata udah ludes.Dan kita pun kehabisan tiket (lagi). Orang-orang ternyata sudah mengantri lebih awal. Padahal kita itu mulai mengatri sekitar pukul setengah 5 (2,5 jam sebelum filmnya dimulai ) tapi antriannya lagi-lagi sudah panjang. Si petugas sebelumnya yang aku tanya mengenai film kedua malah berkata untuk mengantri sejak pukul 6. Ckckck.. Apa jadinya pukul 6. Wong sekitar pukul setengah 6 saja sudah tak bersisa. Bahkan saat aku mengantar temanku Rini, untuk mengantri, dia langsung mendapat jawaban kurang enak dari si petugas. Petugas tersebut berkata bahwa untuk waiting list pun sudah tidak bisa, karena sudah terlalu banyak peminatnya. Menulis nama pun sudah tidak bisa. Palingan kalau mau gambling di tempat yang kemungkinan untuk bisa masuknya sangat kecil. Btw, aku bertemu dengan Rini di lantai bawah seusai aku, mba As dan mba Rim selesai mengantri tiket. Rini adalah teman kenalanku di acara nonton gratisan dari Japan Foundation. Dan kita kembali bertemu untuk kedua kalinya lagi-lagi di acara nonton gratisan, hehe..

Kami berempat mengisi perut yang sudah keroncongan di restoran Ta Wan yang ada di lantai 5. Kami semua memesan nasi goreng tetapi berbeda rasa. Mba As memesan nasi goreng ayam, mba Rim memesan nasi goreng kepiting, Rini nasi goreng nanas, dan aku nasi goreng seafood. Setelah selesai makan, aku dan rini langsung bergegas untuk mengantri di line waiting list. Sementara Mba As dan Mba Rim pergi untuk sholat dulu. 

Setelah kami menunggu, akhirnya nama-nama waiting list pun dipanggil. Dan hanya aku yang masih kedapatan tempat duduk untuk menyaksikan film “Deranged”. Aku pun masuk ke dalam meninggalkan kawan-kawanku. Sampai di dalam ternyata masih ada beberapa bangku kosong yang belum terisi. Ah, mestinya kawan-kawanku pun bisa masuk. Tapi mungkin karena dirasa film sudah berjalan terlalu jauh makanya tidak ada yg dipanggil lagi masuk. Sayang sekali ya, manajemen pengaturannya kurasa kurang bagus sehingga masih ada sisa kursi yang harusnya bisa dimanfaatkan oleh banyak banget penonton lain yang mau nonton.

Film pun berjalan selama kurang lebih 2 jam, dan sensasi nonton gratis kali ini berbeda dengan yang sebelumnya. Bukan hanya karena aku cuma sendirian, tapi karena pilihan film yang kebetulan aku nonton ternyata berkisah pembunuhan. Tidak seperti sebelumnya, dimana aku benar-benar dihibur oleh jalan ceritanya yang lucu dan inspirasional. Cerita kali ini hanya membawa ketegangan seusai menontonnya. Huahh.. 

Seusai film kelar, aku pun bergegas menyusul temanku yang sudah menunggu di halte luar mal. Ternyata mereka asyik berfoto ria lho sementara aku menonton tadi. Huah, aku jadi gag dapet sesi foto-fotonya deh, padahal lagi di mal tersebut lagi ada stage yang bertema Paris, yang diisi replika menara Eiffel tergantung yang indah banget. Tapi gapapalah, masih ada next time.. Aku belajar dari pengalaman kali ini, kalo yang namanya mau nonton gratisan memang mesti antri lebiiiiiiih awal, apalagi kalo tema filmnya itu populer seperti Film Korea dan Jepang. Aku, mba As dan Mb Rim pun pulang berjalan kaki menuju kosan mba As untuk acara menginap disana. Dan kami pun mengakhiri acara hari ini dengan sekali lagi aku membeli minuman kaleng di vending machine yang ada di dekat situ. :)

 Hanging Eiffel

 Rini and Mba Rim at a mini Eifel

 Mba As lagi jadi foto model nich

 Rini dan Mba As bergaya

 Mba As and Mba Rim with the beautiful Eifel

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...