Selasa, 17 Januari 2017

Singapore, Aku Kembali (Day 3: Part 1)

Senin, 17 Oktober 2016
Aku tidur sangat nyenyak tadi malam, benar-benar cozy nginep di Coziee Lodge ini. Sampe-sampe males banget buat bangun. Udah beberapa kali kebangun, tapi tetep aja masih pengen tidur terus, hihi. Tamu lain ku dengar sudah ada yg beres-beres dan pergi. Aku dengan malas akhirnya melirik jam di handphone dan astaga ternyata sudah jam 9 pagi waktu Singapore. Segera kubangunkan Lisna, dan Lisna juga ternyata baru terbangun dari tidurnya yg pules. Kayanya kita berdua sama-sama ngorok nih semalem, wkwkkk.. Karena ini liburan, jadi dibawa santai ajalah walaupun bangunnya kesiangan. Kan intinya pengen menikmati liburan dengan maksimal, ya toh. Jadi puas-puasin aja bisa tidur di kasur yg empuk, sebelum nanti malem kita kembali ngampar di bandara, hehe.. Selesai kami bersih-bersih dan membereskan tas bawaan, kami segera menuju lobi hostel untuk check out. Ya memang rencana kami berikutnya adalah kembali lagi ke bandara untuk menitipkan tas bawaan kami disana. Setelah kami check out dan menerima kembali deposit kami, kami berpamitan dengan petugas hostel lalu melanjutkan perjalanan kami. Baru berasa nih ga enaknya bawa tas backpack itu. Berat, kawan. Disaat kondisi kaki masih pegel, dan harus nenteng backpack yg guede itu rasanya pengen segera panggil Goku trus naik awan kinton ke bandara, wkwkwk..

Sebelum memulai petualangan hari ini, kami sarapan dulu di kedai India yg kemarin kami datangi untuk makan malam. Waktu ke Singapore dulu, aku suka banget makan roti prata. Nah, karena udah kangen pengen nyobain lagi, sarapan ini aku pengen banget makan roti prata lagi. Kali ini aku pilih cheese prata yg katanya enak banget itu. Dan setelah roti prata plus kuah karinya tiba, langsung saja aku hap. Enak bangets kawan. Rasa cheese yg melted di lidah ditambah kuah kari yg gurih itu adalah perpaduan rasa yg perfecto. Lisna juga memesan segelas teh tarik. Sementara aku minum susu coklat Hersley yg kubeli kemarin saat di toko coklat di pulau Sentosa. Kami benar-benar menikmati sarapan roti prata yg murmer ini. Kenyang banget satu loyang itu. Ada satu keluarga juga yg lagi sarapan disana. Sambil menikmati suasana pagi menjelang siang hari itu, kami sarapan di meja kedai yg berada di tepi jalan raya. Menikmati suasana di Kallang sambil makan cheese prata itu adalah moment yg gak bakal terlupakan olehku.

Cheese prata ditemani segelas teh tarik
Delicious..

Kami lanjut menuju Changi Airport untuk menitip tas. Setibanya di terminal 1, kami menitipkan tas kami masing-masing. Aku yg sudah penuh backpacknya, jadi nambah tentengan satu kantong tas kecil lagi. Kupikir akan diletakkan di satu loker yg sama. Jadi kami hanya perlu membayar 3 dolar masing-masing. Nah ternyata itungan harganya itu per tas, jadi punyaku total dikenai tarif 6 dolar. Huah, lumayan juga ya budget buat nitip tas aja, hehe.. Udah selesai nitip tas, kami kembali ke Changi Station untuk menuju ke Orchard Road.

Kami segera menuju orchard road sebagai tujuan pertama kami. Kami naik MRT yg menuju ke Orchard Station lalu sesampainya disana, kami foto-foto sebentar di daerah yg terkenal dengan jejeran mall terkenal itu. Selesai dari Orchard, kami langsung menuju City Hall untuk berkeliling daerah yg memiliki banyak bangunan bersejerah tersebut. Kami sempat hilang arah disana. Lalu kami bertanya kepada seorang bapak yg dengan baik hati menolong kami memberi petunjuk jalan. Ia menjelaskan begitu banyak petunjuk arah ke berbagai macam tempat menarik di sekitar City Hall ini. Kemudian kami segera menuju gereja Chijmes, karena aku penasaran dengan keindahan bangunan yg kini sudah berubah fungsi menjadi restoran dan bar tersebut. 

Berfoto di pelataran mall di Orchard Road

LOVE

Moda transportasi umum di Spore salah satunya adalah bis

SMRT, kalo naik ini kalo pake STP udah gak usah bayar lagi

Chijmes di City Hall

Selesai dari Chijmes, kami langsung menuju Merlion Park karena hari sudah siang. Kami bertanya kepada seorang wanita yg kami temui di halte bus, lalu diarahkan bersamanya yg kebetulan searah menuju ke Merlion. Wanita itu menjawab dengan sangat ramah ketika aku bertanya dimana seharusnya kami turun. Tak lama kemudian aku melihat patung Merlion dilewati oleh bis yg kami naiki. Itu berarti saatnya kami turun.  Kami berpamitan dengan wanita tersebut lalu turun dari bis. Kami jalan kaki menuju ke Merlion, dengan melewati semacam basement hotel gitu. Lalu akhirnya tibalah kami di ikon negara Singapura tersebut. Ihiy.. Kami foto-foto di seberang bangunan Marina Bay Sands lalu di Merlion juga. Aku minta bantuan seorang mas-mas Indonesia untuk fotoin aku sama Lisna di depan Merlion. Makasih ya Mas udah fotoin kami.. ^^

At Marina Bay Sands


Merlion

Singapore River Cruise

Selfieee...



Kenangan bersama Lisna di depan Merlion

Udah selesai urusan narsis di depan Merlion, kita lanjut makan siang ke Lau Pa Sat. Ini adalah tempat yg juga belum aku kunjungi waktu ke Spore dulu. Bermodal nanya ke seorang petugas kebersihan di sekitar Merlion, akhirnya kami diberikan petunjuk buat naik bis kesana. Letaknya tidak begitu jauh dari Merlion katanya. Kami berjalan menuju halte bis, lalu menunggu bis lumayan agak lama. Setelah bisnya tiba, kami segera naik. Kemudian aku bertanya kepada seorang bapak dimana Lau Pa Sat berada, karena tadi sekilas aku melihat sebuah bangunan segi delapan yg mirip dengan gambar Lau Pa Sat. Tapi aku ga begitu yakin. Dan setelah ditanyakan, ternyata memang benar itu adalah Lau Pa Sat. “Yah kelewatan, Na”, sontak aku berkata seperti itu kepada Lisna. Dan si bapak dengan tenang berkata “Jalan saja”. Wah, bapaknya ngerti bahasa Indonesia juga ternyata, hehe. Segera kami turun di perhentian bis berikutnya dan jalan kaki menuju kesana.

Setibanya di Lau Pa Sat, ternyata tempatnya gede dan banyak banget food stallnya. Kami muter-muterin seluruh food stallnya sampe bingung mau pilih yg mana. Siang itu, tidak begitu banyak pengunjung yg makan. Mungkin di malam hari tempat itu baru akan dipenuhi oleh pengunjung. Aku akhirnya pesan nasi goreng babi dengan tambahan menu khas Singapore yg aku lupa namanya apa. Warnanya item dan rasanya manis-manis gitu. Masakan khas orang Chinese. Empuk-empuk gitu tapi ternyata gak gitu doyan sih akunya. Tapi nasi gorengnya mantap, perut yg kelaperan ini langsung menggasak itu nasi goreng sampai ludes. Hahaha.. Lisna memesan seporsi nasi briyani. Tekstur nasinya agak kering, porsinya banyak dan rasanya gurih gitu.

Nasi Briyani pesanan Lisna dan masakan khas Singapore yg aku lupa namanya

Setelah selesai makan, kami melanjutkan perjalanan kami ke tempat selanjutnya. Kami ingin menuju Garden By the Bay. Tapi bingung naik bis apa. Setelah kembali ke bus stop, kami lost direction lagi dan akhirnya nanya sama seorang bapak lagi. Tampaknya bapak ini orang kantoran yg lagi istirahat. Btw, di sekitar Marina ini banyak gedung perkantoran keren lho kawan. Bapaknya baik banget, karena walaupun dia ga tau arahnya, tapi dia mau bantuin kami nyariin cara kesana via GPS di handphonenya. Rasanya beruntung banget, ketemu banyak orang baik yg helpfull sama turis kaya kami ini. Kami diarahkan naik MRT saja, dan diberi petunjuk jalan ke MRT station terdekat, yaitu Downtown. Kami berjalan lumayan lama, sampai akhirnya tiba juga di stasiun Downtown. Dari Downtown tinggal menuju ke Bayfront station, dan Garden By The Bay sudah di depan mata.

Nah, lanjutan ceritanya aku bikin di postingan selanjutnya ya. Udah kepanjangan nih rasanya aku cerita di halaman ini. Yang penasaran sama cerita perjalananku ke Garden By The Bay sampai kemudian aku pulang ke Indonesia, klik link ini aja ya, kawan.
*credit photo to Lisna 


Love,

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...