Do we need permission to be successful & happy?
Penulis buku: "Your Job is NOT Your Career"
Kartu nama adalah penemuan modernyang memudahkan orang dalam berinteraksi dan bertukar informasi diri. Saya hampir selalu membawa kartu nama saat beprgin kemanapun. Bentuk, desain, warna, dan penulisan kartu nama juga seru untuk diperhatikan dan seringkali bisa memberi sedikit gambaran mengenai pemiliknya. Namun, terkadang kartu nama beralih fungsi menjadi sarana validasi keberhasilan. Seolah kartu nama adalah lambang kesuksesan dan wujud kedudukan dalam kasta tertentu di dunia profesional.
Mantan atasan saya adalah profesional yang meneliti"karier" dalam sebuah perusahaan besar. Kami bertemu secara berkala setiap tahun dalam acara reuni dan hampir dalam setiap pertemuan, Kartu nama Belia menunjukan peningkatan jenjang jabatan. Diawali dari vice President ke Senior Vice President dan seterusnya. Dalam sebuah kesempatan saat bertukar kartu nama, Belia tampak kaget dan tidak sepakat saat membaca kartu nama bertuliskan nama saya, nama perusahaan yang baru saya rintis, dan jabatan presiden direktur. Bagi beliau, penyebutan jabatan tidak bisa dan tidak boleh serta merta dilakukan sendiri. Jabatan harus diberikan melalui suatu proses oleh orang lain selain diri sendiri. Bagaimana dengan Anda?
There isn't much luck in this world. We need to create our ouwn luck. saya menjumpai situasi yang mirip saat hendak menuliskan buku Your Job is NOT Your Career. Beberapa teman dan saudara meragukan penulisan buku tentang pekerjaan dan karier yang berbeda dengan pandangan umun yang berlaku di masyarakat - terlebih tanpa validasi dai instansi atau organisasi tertentu. Saya sendiri hanya mengandalkan keyakinan bahwa saya bisa. Kenapa tidak mencoba?
Destiny is not a matter of chance- it's a matter of choice. Kalau masih tinggal bersama orang tua, memang patut minta izin untuk keluar rumah. Demikian halnya dengan minta izin masuk ke rumah orang - itu bagian dari kepatutan. Namun, segala hal terkait diri sendiri adalah sepatutnya adalah hak, kewajiban dan pilihan diri sendiri. kenapa harus menunggu validasidari orang lain untuk mengejar pilihan hidup yang sesuai dengan passion and purpose kita?
Forget your biz card says. Everybody is an "enterpreneur".Beberapa hari lalu saya didaulat @didinu @enda, @ndorokakung, dan para sahabat penggagas obrolan langsat @obsat untuk menjadi moderator sebuah diskusi mengenai dunia ketenagakerjaan. Malam itu saya belajar banyak dari Mardi Wu @Wumard, CEO sebuah perusahaan lokalyang punya cara pandang unik soal pengelolaan tenaga kerja. Tanpa menerapkan absensi, hukuman, dan target kuantitatif, perusahaan yang dipimpin Mardi tumbuh 20 persen setiap tahun. Bagi Mardi jabatan adalah sekedar alat bantu untuk memahami diri dalam peran organisasi.
Obrolan malam itu diamini dengan keyakinan bahwa kesuksesan bukan sekedar jadi yang terbaik (to be the best), tetapi perjalanan untuk senantiasa menjadi diri sendiri yang terbaik (becoming our self- best).
Diinspirasikan oleh sahabat saya, fotografer andal, @edwardsuhadi, saya coret kata "Presiden Direktur" dan menempatkan sebutan baru dibawah nama saya: "the man with the whistle". Validasi keberhasilan dalam bekerja adalah kebahagiaan hakiki dan konstribusi bermakna bagi orang lain. Dum tempus habemus, operemur bonum.
Sumber : http://www.kompaskarier.com/tips/rpassion/91/Do-we-need-permission-to-be-successful-happy
yuk tukeran kartu nama, Hhaaa,..~
BalasHapusHeidyana Pratiwi, S.E
(Staff KYC QNB Kesawan)
dulu punya kartu nama tp skrg uda pd hilang,.
BalasHapushiks hiks hiks
mampir k blog na ane yha,.
:)
kaget aquu
BalasHapusqu kira ini pengalaman kamu ta :D
@dy : aku masih bingung mau nulis kata2 apa di bawah namaku.hehe..
BalasHapus@blackdevil : aku suka kok mampir, cuma tak kasih komen saja,hehe..
@uci : hehe, smoga suatu saat aku bisa memiliki pengalaman hidup seluar biasa ini..hehe