Selasa, 11 Agustus 2015

REPOST : Taking Control of Your Money

Aku membaca tulisan ini sekitar 2 tahun lalu. Begitu menampar dan membuat ku sadar bahwa ada yg harus dirubah saat itu juga dalam caraku mengatur pendapatan (gaji). Semoga tulisan ini menginspirasi kalian juga. Thanks to @captainruby buat pelajarannya. I feel blessed now when I think it over. Kalau mau liat tulisan aslinya ada di mari..

Twenty Somethings, Go Make Yourself Useful.

Kalau usia lo kepala dua dan berada dalam salah satu kategori ini:
(1) Sedang kuliah, jobless, lo pikir memang waktunya lo menikmati hidup
(2) Sudah lulus kuliah, jobless, dan masih menikmati hidup
(3) Kuliah gak lulus lulus, jobless, dan taunya cuma menikmati hidup
(4) Sudah kerja, tapi masih aja menikmati hidup doang
(5) …. alias ga jelas hidupnya
Gue pengen mengajak lo untuk bermain matematika simple sebentar. Lo suka main kan? Yuk, kita hitung-hitung kira-kira semenjak kita lahir sampe usia kita sekarang udah berapa banyak duit yang diinvestasikan orang tua ke dalam hidup kita. Gue juga baru kali ini ngitung. Penasaran cuy.

BERHITUNG GOBLOK
Supaya simple dan gampang hitungnya, katakan saja sudah 20 tahun kita hidup di dunia, maka hitungan gobloknya kurang lebih seperti ini, dengan level mediocre, alias hidup pas-pasan.
Biaya operasi kelahiran : Rp. 8.500.000,-Anggap aja lahir normal, RS Bunda, kelas 3. Info sesuai link ini)
Biaya susu formula (2-5 Tahun): Rp. 22.400,- x 2 x 52 x 3 = Rp 6.988.800,-
Anggap susu Dancow paling murah. Satu minggu biasanya perlu dua kotak 400 gram. Konsumsi 52 minggu dikali 3 tahun. Info harga sesuai link ini.
Biaya pangan (5-12 Tahun) : Rp. 5.000 x 3 x 365 x 7 = Rp. 38.325.000,-Anggap makan simple seharga goceng sekali makan. Makan 3 kali sehari, konsumsi 365 hari dikali 7 tahun.
Biaya pangan (12-17 Tahun) : Rp. 10.000 x 3 x 365 x 5 = Rp. 54.750.000,-Anggap makan simple seharga ceban sekali makan. Dua kali lipat karena udah usia remaja. Rakus biasanya. Konsumsi 3 kali sehari, 365 hari dikali 5 tahun.
Biaya pangan (17-20 Tahun) : Rp. 12.000 x 3 x 365 x 3 = Rp. 39.420.000,-Anggap makan simple tapi naik kelas sedikit karena mulai kuliah. Masih rakus. Konsumsi 3 kali sehari, 365 hari dikali 3 tahun.
Biaya sandang (0-5 Tahun) : Rp. 50.000 x 3 x 12 x 5 = Rp. 9.000.000,-Anggap bajunya grosiran ala Pasar Pagi, goban harga reasonable dikali 3 macem baju (baju rumah, baju jalan-jalan, baju tidur / sekolah), tiap bulan nambah satu set selama 5 tahun.
Biaya sandang (5-12 Tahun) : Rp. 80.000 x 3 x 12 x 7 = Rp. 20.160.000,-Anggap bajunya naik tingkat dikit ala Ramayana, dikali 3 macem baju, tiap bulan nambah satu set selama 7 tahun.
Biaya sandang rumah (13-20 Tahun) : Rp. 80.000 x 1 x 12 x 7 = Rp. 6.720.000,-Udah remaja, mulai bisa gaya. Jadi ini baju santai buat leyeh-leyeh ala Matahari Dept Store, dikali 1 macem baju, nambah sekali sebulan cukup selama 7 tahun. Harusnya lebih mahal nih, tapi ya udah lah, buat engko owe jual harga modal aja.
Biaya sandang eksis (13-20 Tahun) : Rp. 400.000 x 1 x 12 x 7 = Rp. 33.600.000,-Ini juga kemurahan. Baju, celana, belon sepatu, belon beli parfum, belon potong rambut, tapi ya udah lah. Reasonable 400.000 biaya penampilan kece kali 12 bulan kali 7 tahun.
Biaya hura-hura (13-20 Tahun) : Rp. 75.000 x 4 x 12 x 7 = Rp. 25.200.000,-Kalau orang kerja bilang ini biaya entertain. Seminggu sekali ke mall, makan dan nonton, dikali 4 minggu sebulan, kali 12 bulan kali 7 tahun.
Sekolah (TK) : Rp. 19.381 x 12 x 3 = Rp. 697.716,-Menggunakan rumus FV = B (1+Kenaikan)n. Uang sekolah TK sekarang +/- 430.000,- per bulan. Menghitung mundur harga 17 tahun yang lalu (asumsi kenaikan 20% / tahun) menjadi +/- Rp. 19.381. dikali 12 bulan dikali 3 tahun. Info uang sekolah di link ini.
Sekolah (SD) : Rp. 37.386 x 12 x 6 = Rp. 2.691.792,-Menggunakan rumus FV = B (1+Kenaikan)n. Uang sekolah SD sekarang +/- 480.000,- per bulan. Menghitung mundur harga 14 tahun yang lalu (asumsi kenaikan 20% / tahun) menjadi +/- Rp. 37.386. dikali 12 bulan dikali 6 tahun. Info uang sekolah di link ini.
Sekolah (SMA) : Rp. 165.714 x 12 x 3 = Rp. 5.965.704,-Menggunakan rumus FV = B (1+Kenaikan)n. Uang sekolah SMP sekarang +/- 580.000,- per bulan. Menghitung mundur harga 7 tahun yang lalu (asumsi kenaikan 20% / tahun) menjadi +/- Rp. 165.714. dikali 12 bulan dikali 3 tahun. Info uang sekolah di link ini.
Sekolah (Kuliah) : Rp. 13.500.000 + Rp. 3.500.000 x 2 x 4 = Rp. 41.500.000,-Info uang kuliah di link ini.
Nah, terkumpul total menurut hitungan goblok, uang yg sudah dibenamkan ke dalam elo selama 20 tahun bernafas adalah *drumroll* ….
Rp. 293.519.012,- sajaaaa. (ala iklan properti)

GOKIL! 
Dan ini masih mengabaikan banyak biaya-biaya lainnya seperti biaya perlengkapan bayi, popok, biaya ke dokter kalau sakit, beli sepeda, motor, mobil untuk lo transport, biaya sabun mandi, odol, sampo selama 20 taon, jalan-jalan keluarga, biaya kursus ini itu, biaya SKS yang gagal, biaya pacaran, biaya maen warnet, nonton konser, ajojing, mabok, dan akhirnya nabrak mobil orang dan seabrek biaya lainnya, yang kalau dimasukkan dalam perhitungan mungkin nilainya bisa nyaris sama besarnya.
Jadi…
Rp. 293.519.012,- = Biaya elo menikmati hidup selama 20 tahun kagak ngapa-ngapain.
Rp. 293.519.012,- = Biaya yang dikorbankan bokap nyokap yang sebenernya kalau engga ada elo bisa buat hura-hura.
Rp. 293.519.012,- = Biaya yang terus bertambah selama elo belon bisa kontribusi apa-apa ke keluarga. Tunggu, jangan bilang kontribusi ke keluarga dulu deh, bayar biaya makan malam sama pacar weekend kemarin udah bisa belon?
Rp. 293.519.012,- = Biaya yang bisa diinvestasikan ke Reksadana / Saham / dan lainnya yg dalam 20 tahun returnnya bisa beberapa kali lipat.
But your parents decided to INVEST in you. Ini baru satu anak sob, kalau punya 2 anak berarti 600 juta. Dan ini baru hitung-hitungan murah. Alias ngitung lifestyle yang mediocre. I hope you see how much they cared for you by now.
Sudah berdarah-darah? Tanggung. Biar sakitnya sekalian.

BERAPA LAMA LAGI ORANG TUA HIDUP?
Gila! Mungkin itu yang terpikir di kepala lo. Eits, gue bukan nyumpahin, tapi ada baiknya kita future-minded. Menurut research CIA usia rata-rata orang Indonesia itu 71 tahun. If you’re 20 now, dan katakan orang tua menikah di usia 25-30. Berarti, usia orang tua sekarang berkisar late forties atau early fifties.
Sob, lo boleh kurangin sendiri sama 71. Artinya 2/3 hidup mereka sudah didedikasikan sebagian besar untuk lo. Maklum gak kalau kita berbuat sesuatu supaya sisa 1/3 usia mereka (semoga lebih panjang) bisa mereka nikmati dengan tenang?

BERHITUNG GOBLOK (PART II)
Seandainya kita mau coba pay-back atas semua yang sudah diinvestasikan, berapa lama sih?
Kalau ambil gaji fresh graduate Jakarta +/- Rp. 2.500.000,- berarti perlu 117 bulan atau hampir 10 tahun untuk mengembalikan investasi orang tua kita, dengan asumsi duitnya 100% buat payback. Lah lalu ga makan? Ga hidup?
Get what I mean? Untungnya parents memang gak peduli soal payback. The only thing they want is to see us be the person that we are supposed to be. Atau kalo bahasa betawi-nya : “Enyak babe cuma pengen lihat elo jadi ORANG.”

WHAT NEXT?
Cukup deh, udah bleeding gila-gilaan kayanya. Sebelom lo tewas, kita wrap up. Kalau elo keasikan menikmati hidup dan enggak sempet mikir sejauh ini, hey, nasi mungkin sudah menjadi bubur, lo ga bisa balikin tuh bubur jadi nasi. Yang elo bisa mulai adalah: beliin nasi baru buat diri elo sendiri dan orang tua elo dengan usaha elo sendiri. Atau lebih keren lagi lo beliin rice cookernya, atau lebih keren lagi the whole kitchen, atau lebih keren lagi the whole house. Bukan bicara materi saja yah. Ini cuma analogi.
Wake up! Ambil tanggung jawab atas diri lo sendiri. Pada akhirnya itu buat keuntungan lo sendiri. Gak akan mudah, but it will be worth it. Easy is not part of growing up. Buat gue, salah satu tanggung jawab yang paling krusial adalah tanggung jawab finansial atas diri lo sendiri. 

*sodorin betadine untuk luka-lukanya*

Dan di tulisannya @captainruby yg lain, juga ngasih tau gimana langkah nyata untuk bisa jadi financially independent and get the financial freedom later. Mulai dari ini aja, aku yakin one good thing will lead to another. Tulisan aslinya nyontek di mari.


Buat Yang Baru & Akan Gajian













THE BASICS
Rumusnya selalu sama sedari dulu:
(1) Penghasilan – Tabungan = Pengeluaran
(2) Penghasilan – Pengeluaran = Tabungan
Di kategori manakah lo? Kelihatannya keduanya sama tapi perbedaan penempatan aja mempunyai implikasi yang banyak sekali berbeda.
Gua adalah tipe (1). Hal pertama yang gua lakukan ketika menerima gaji adalah mengurangi sebagian besarnya dalam bentuk tabungan dan instrumen investasi. Gua bisa melakukan ini karena gua sudah tahu pasti berapa pengeluaran gua per bulan untuk hidup. Hidup, ini berarti biaya transport kerja setiap hari dan makan setiap hari. Konsekuensinya, jatah makan gua setiap hari sudah ditakar dan tidak akan melebihi nominal tertentu. Gua tahu banget kalau hari ini melebihi budget harian, berarti esoknya gua harus makan sesuatu yang lebih murah. No compromise. Bahkan seringkali gua menolak lapar atau membawa bekal (kaya foto di atas) karena sehari sebelumnya udah makan yang mewah.
Kebalikannya adalah tipe (2). Ini gua yang dulu. Gua yang kalau dapet uang, yang pertama gua pikirkan adalah baju baru apa yang bisa gua beli, gadget apa yang bisa gua tambah ke koleksi gua, tempat asik mana yang gua mau bawa gebetan” gua. Akhirnya, karena dasarnya manusia yg ga pernah puas, saldo tabungan nambah tapi dikiiit banget. Enak sih hidup kayak gini. Mewah. Hip. Tapi hidup kayak ginilah yang melahirkan istilah “tanggal muda” dan “tanggal tua”. Mau selamanya hidup dipecundangi sama midnight sale? Sadar gak kalau mall itu sengaja bikin event satu dua hari setelah gajian?

IF YOUR MONEY IS NEVER ENOUGH
Good news, lo ga sendiri. Been there done that got the t-shirt dan untungnya ada jalan keluarnya. Kalau nyimak baik” dari rumus di atas harusnya sudah bisa mengambil konklusi sendiri. But here’s a help.
Yang namanya kekurangan jalannya setau otak Cina gua cuma dua, antara (1) lo nambah gaji lo atau (2) lo ngurangin pengeluaran lo. That’s it. Pilihan pertama cenderung susah dan butuh waktu lama. Cara yang paling mutakhir buat gua di kala emergency adalah cara nomer dua.
Makanya hidup jangan pake gengsi. Ga ada yang salah kok dengan makan nasi bungkus warteg deket kantor sesekali. Lo bayar kan bukan nyolong? Ga ada yang salah kok dengan menggantikan kunjungan ke salon dengan merawat rambut sendiri dari rumah. Ga ada yang salah kok dengan memilih hiburan di luar mal yang lebih murah dan ga kalah asiknya. Sekalian jadi tahu mana temen-temen yg bener-bener melihat lo apa adanya, bukan ada apanya.

GENGSI
Buang gengsi jauh-jauh. Emang sih ini susah, tapi gua bisa kok buktinya. Atau gini, gengsi boleh aja dipiara. Tapi ubah prinsip gengsi lo. Gengsi bukan pakai mobil bokap yang 3000 cc yang bayar bensinnya aja lo udah kembang kempis, tapi bisa pakai mobil apa aja biarpun cuma 1300 cc yang penting STNK nya atas nama sendiri dan bayar bensinnya sendiri.
In short. Jaga lifestyle lo. Don’t live beyond your means. Gua punya teman, someone I look up to, a filthy-stinkin-rich techie guy who owns a chateau in Paris. Sampai hari ini masih pake sport shoe (bukan sports car) kalau meeting, dan pakai paper clip instead of money clip atau bahkan dompet. Serius. Ga bohong. Lagian kalau lo emang kaya, dan tahu lo kaya, ngapain pusingin penampilan. Contoh lain, Bob Sadino dengan celana jeans pendeknya. Orang kaya itu secure with who they are dan ga memusingkan gengsi, apalagi cuma sekedar penampilan.
Akan datang waktunya untuk lo hidup dengan lifestyle yang mewah. Gua percaya Tuhan akan bikin kita terus naik dan bukan turun. Cuman, kalo kapasitas pribadi lo sekarang masih level 1 mau hidup di level 5, kayanya seberapa pun berusaha kapasitas dan hidup lo susah untuk naik ke level 5 yang beneran, karena capek bok nalanginnya.

BELAJAR & TAKE ACTION
My financial life is shaped by this two events: (1) Bisa dibilang cara pikir gua berubah saat harus berjuang menghidupi diri sendiri di Negeri Kangguru. (2) Ketika gua menemukan buku Ligwina Hananto yang judulnya “100 Cara Untuk Tidak Miskin”. Buku gokil yang sampai sekarang masih gua pakai checklistnya.
Banyak tujuan finansial gua yang tercapai simply karena mengerti dasar-dasar yang diajarkan di buku ini. Sudah 22 yang berhasil gua centang dari 100 langkah. I’m happy to say that I’m financially independent, walaupun masih panjang jalannya menuju financial freedom. But I know I’m heading there.
I fully recommend this book. And anyone who’d like to ask and share, I’m more than happy to do so.
Jadi, besok gajian udah tahu donk mau diapain dulu duitnya? Rumus (1) atau (2)? Mau tetep dipecundangi midnight sale?
Its’ yours to decide
By: @captainruby


Love,




Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...